Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
58
pemakaian yang tepat, isis dan susunan produk, dan aspek pengetahuan hukum mengenai upaya yang ditempuh untuk mempertahankan hak.
Tujuan perlindungan konsumen : a.
Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri.
b. Mengangkat
harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari pemakaian barang danatau jasa.
c. Meningkatkan perberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan
menurut hak-haknya sebagai konsumen. d.
Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan serta akses untuk mendapatkan
informasi. e.
Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan
bertanggung jawab dalam berusaha. f.
Meningkatkan kualitas barangatau jasa, kesehatan, kenyaman dan keselamatan konsumen.
19
B. Perkembangan Pemakai Jasa Biro Perjalanan
Persaingan bisnis antar biro perjalanan wisata semakin ketat. Mereka bersaing untuk dapat menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Tugas dari biro
perjalanan wisata adalah menjual jasa. Oleh karena itu para biro perjalanan wisata
19
Widjaja, Gunawan dan Ahmad Yani, Op.Cit, hal 94
Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
59
saling berlomba-lomba untuk menjual berbagai produk wisata yang dimilikinya antara lain hotel voucher, tiket pesawat, tiket kapal laut dan ferry, paket wisata,
rental busmobil dan pengurusan dokumen perjalanan. Dalam pelaksanaannya berbagai produk ini dapat diperinci sebagai berikut :
a. Pemesanan tiket pesawat terbang, kapal laut, ferry dimana produk jasa
tersebut dapat berupa tiket perjalanan domesticdalam negeri maupun perjalanan internasionalluar negeri,
b. Pemesanan hotel voucher yang terdiri dari hotel domestic dan
international. Dimana harga yang diberikan kepada konsumen adalah harga di bawah harga jual hotel langsung kepada tamupublish rate,
hal ini dikarenakan pihak biro jasa telah memiliki kontrak harga jual produk hotelcontract rate untuk dijual kepada konsumen.
c. Paket wisata domestik dan internasional baik berupa paket wisata
pesanan konsumenoutbound tour maupun paket yang telah disediakan oleh biro jasainbound tour.
d. Pengurusan dokumen perjalanan seperti visa, paspor, fiscal, airport tax
dan lain-lain.20 e.
Penyediaan penyewaan bus kapasitas 20,40 dan 50 penumpang serta penyewaan mobil pribadi.
Dari berbagai produk yang dijual oleh biro perjalanan wisata tersebut. Yang menjadi tulang punggung biro perjalanan wisata itu adalah penjualan tiket
karena tiket adalah yang paling dibutuhkan oleh konsumen sehari-hari berbeda
20
A. Hari Karyono, Kepariwisataan, Penerbit PT. Grasindo, Jakarta, 2000, hal 64
Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
60
dengan piket perjalanan wisata yang bersifat seasonal atau musiman karena konsumen hanya membutuhkannya pada waktu musim liburan.
21
Memperhatikan terminologi dimana biro perjalanan tidak mengenal kata konsumen, kata konsumen di biro perjalanan adalah client, custumer, penumpang,
passenger, hotel guest dan peserta tour, dengan terminologi tersebut maka biro perjalanan wisatatravel agent berkewajiban untuk membela dan melindungi
client yang telah melakukan transaksi di biro perjalanan. Dengan kejadian Adam Air maka pihak biro perjalanan perlu turut memperhatikan dan melindungi
kepentingan clientnya yang dirugikan dari akibat suatu kegiatan yang berhubungan dengan produk yang didistribusikan dari suatu biro perjalanan yang
mengakibatkan clientnya yang mengalami kerugian dari pihak maskapai dan atau dari supply tourism product. Karena biro perjalanan berlaku sebagai in direct
provider terhadap traveler. Adapun kerugian yang ditimbulkan tidak saja disebabkan masalah tidak dapat berangkat melainkan masa liburan yang
direncanakan tidak terlaksana, kerugian tersebut.
22
Terlihat ketidakseimbangan produsenpenjual dengan konsumen. Salah satu penyebabnya, konsumen sangat digandrungi berbagai tawaran produk barang
yang menggiurkan di pasaran yang menjanjikan keuntungan besar bagi konsumen yang memilih atau mempergunakan produk tersebut, sehingga tak sempat lagi
C. Upaya Perlindungan Hukum Bagi Konsumen pemakai jasa biro perjalanan