Sistem Tanggung jawab Biro Jasa Perjalanan PT.Winaya Travel

Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 64

BAB IV PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMAKAI JASA

BIRO PERJALANAN PADA PT.WINAYA TRAVEL SETELAH BERLAKUNYA UU NO.8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

A. Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT.WINAYA TRAVEL

1. Sistem Tanggung jawab Biro Jasa Perjalanan PT.Winaya Travel

Pengertian tanggung jawab itu sebenarnya cukup luas pengertiannya, dikatakan demikian karena tanggung jawab itu mempunyai pengertian berbeda- beda, tergantung dari pada objek tanggung jawab sendiri. Akan tetapi dapat ditarik suatu pengertian secara umum bahwa pengertian tanggung jawab itu adalah suatu resiko tersebut dapat berupa sesuatu suatu kerugian yang diderita oleh si pembuat atau berupa sesuatu yang harus dijalani oleh si pembuat seperti tanggung jawab seseorang yang melakukan suatu perbuatan yang akibatnya diatur dalam KUH Pidana yaitu seseorang yang melakukan tindak pidana kejahatan. Maka akibat dari perbuatanya tersebut si pelaku tindak kejahatan tersebut, harus mempertanggung jawabkannya secara pidana. 23 Sistem memiliki pengertian suatu kesatuan yang bersifat komplek, yang terdiri dari bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain. Dalam sistem terkandung adanya metode atau prosedur untuk mengerjakan sesuatu. Sedangkan 23 Sofie Yusuf, Perlindungan Konsumen dan Instrumen Hukumnya, Penerbit Citra Adytia, Bandung, 2003, Hal 80 55 Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 65 “tanggung jawab” berarti bahwa seseorang tidak boleh menghindar, bila diminta penjelasan tentang perbuatanperilakunya. Seperti yang dikemukakan Oemar Saeno Adji, dalam kata “tanggung jawab” terkandung dua aspek, yaitu : aspek etik dan aspek hukum. Orang bertanggung jawab dapat diartikan sebagai metode atau akibat perilakuperbuatannya. Dalam pengertian hukum, sistem tanggung jawab menimbulkan konsekuensi pemberian kompensasi ganti rugi terhadap pihak yang dirugikan akibat perilaku tertentu. Teori tradisional membedakan tanggung jawab menjadi 2 dua jenis yaitu: a. Tanggung jawab yang didasarkan kepada kesalahan yang dimaksud dengan kesalahan adalah unsur yang bertentangan hukum. Pengertian hukum disini tidak hanya bertentangan dengan undang-undang tetapi juga dengan kepatutan, kesusilaan, agama, ketertiban umum dalam masyarakat. b. Tanggung jawab mutlak strict liability Tanggung jawab yang menetapkan kesalahan tidak sebagai faktor yang menentukan kesalahan. Secara umum prinsip-prinsip tanggung jawab dalam hukum dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Kesalahan liability based on fault Prinsip ini mengatakan seorang baru dapat diminta pertanggung jawaban secara hukum jika ada unsur kesalahan yang dilakukannya. 2. Praduga selalu bertanggungjawab presumption of liability Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 66 Prinsip ini mengatakan tergugat selalu dianggap bertanggung jawab sampai ia dapat membuktikan ia tidak bersalah. Beban pembuktian ada pada si tergugat. 3. Praduga selalu tidak bertanggung jawab presumption of nonliability Prinsip ini adalah kebalikan dari prinsip kedua. Prinisp praduga untuk tidak selalu bertanggung jawab hanya dikenal dalam lingkungan transaksi konsumen yang sangat terbatas, dan pembatasan demikian biasanya secara common sense dapat dibenarkan. 4. Tanggung jawab mutlak strict liability Prinsip tanggung jawab mutlak sering diidentikkan dengan prinsip tanggung jawab absolute absolute liability. Walaupun demikian ada pula ahli yang membedakan kedua terminology diatas. Ada pendapat yang mengatakan strict liability adalah prinsip tanggung jawab yang menetapkan kesalahan tidak sebagai faktor yang menentukan. Pendapat yang lain mengatakan absolute liability adalah prinsip tanggung jawab tanpa kesalahan. 5. Pembatasan tanggung jawab limitation of liability Prinsip tanggung jawab yang menetapkan batasan tanggung jawab terlebih dahulu yang berupa klausula eksoneresi dalam perjanjian standard yang dibuatnya. Berdasarkan dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa segala perbuatan yang merugikan subyek hukum baik itu orang maupun badan hukum Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 67 akibat dari kesalahannya harus menanngung akibatnya sesuai dengan hukum baik itu perdata maupun sanksi yang diberikan organisasi. Prinsip tanggung jawab mutlak dalam hukum perlindungan konsumen secara umum digunakan dengan nama product liability. Menurut asas tersebut produsen wajib bertanggung jawab atas kerugian yang diderita konsumen atas penggunaan produk yang dipasarkannya. Gugatan product liability dapat dilakukan berdasar tiga hal : a. Melanggar jaminan breach of warranty b. Ada unsur kelalaian negligence c. Menetapkan tanggung jawab mutlak strict liability Berdasarkan pasal-pasal dan asas-asas diatas prinsip tanggung jawab mutlak strict dibagi menjadi 2 dua prinisp tanggung jawab professional professional liability. Tanggung jawab produk adalah tanggung jawab produsen terhadap produk-produk yang dihasilkannya yang dibawa ke dalam peredaran yang menimbulkanmenyebabkan kerugian terhadap konsumen karena adanya cacat yang melekat pada produk oleh ahli lebih banyak dimasukkan ke dalam sistematika hukum perikatan, hukum perbuatan melawan hukum, hukum kecelakaaan atau bagian dari hukum konsumen atau dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab produk berhubungan dengan produk yang dihasilkan. Tanggung jawab professional adalah tanggung jawab hukum legal liability dalam hubungannya dengan jasa professional yang diberikan kepada klien. Sumber persoalan dalam tanggung jawab professional tidak memenuhi Wiwin Azmi Harahap : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Jasa Biro Perjalanan Pada PT. Winaya Travel Setelah Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 68 perjanjian yang mereka sepakati dengan klien merena atau akibat kelalaian penyedia jasa tersebut yang mengakibatkan terjadinya perbuatan melawan hukum. Adapun prinsip tanggung jawab yang dipakai dibidang Biro Jasa Perjalanan PT.Winaya Travel Medan lebih mengacu kepada tanggung jawab professional atau dikenal dengan professional liability atau legal liability. Tanggung jawab professional lebih mengarah kepada jasa profesi, misal para peyedia jasa profesi biro perjalanan tidak memenuhi perjanjian yang telah disepakati dengan klien atau akibat kelalaian penyedia jasa profesi mengakibatkan terjadinya perbuatan melawan hukum. Dapat disimpulkan oleh penulis bahwa prinsip tanggung jawab biro Jasa Perjalanan PT.Winaya Travel Medan terhadap konsumen mengacu kepada tanggung jawab proffesional liability, yakni bertanggung jawab sevatas profesinya atau perjanjian yang telah disepakati dengan konsumen pengguna jasa atau akibat kelalaian penyedia jasa profesi mengakibatkan terjadinya perbuatan melawan hukum.

2. Pelaksanaan Tanggung Jawab Perlindungan Konsumen Pada PT.Winaya Travel

Dokumen yang terkait

Prosedur Mutasi Jabatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Ditinjau Dari Persektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pekerjaan Umum)

10 119 83

Tinjauan Yuridis Perlindungan Hukum Konsumen Terhadap Pelabelan Produk Pangan Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999

5 129 137

Tanggung Jawab Apoteker Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

1 86 105

Perlindungan Konsumen Perumahan Terhadap Developer Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Study Kasus : Zona Property Medan)

0 57 94

Perlindungan Nasabah Kartu Kredit Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

3 72 93

Perlindungan Konsumen Pemakai Jasa Internet Dalam Hal Kerahasiaan Informal

25 156 79

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Mengkonsumsi Air Minum Depot Isi Ulang Di Kota Medan Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Syarat-Sy

13 124 164

Perlindungan Konsumen Perumahan Terhadap Developer Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Study Kasus : Zona Property Medan)

4 84 94

Pengoplosan Beras Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

11 144 123

Tinjauan Yuridis Tentang Perlindungan Konsumen Oleh Pt Pos Indonesia Berkaitan Dengan Pengiriman Barang Menurut Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Studi Kasus Di Pt Pos Indonesia Cabang Kabanjahe)

10 145 95