Annona squamosa L. Nama Tumbuhan

dengan yang lain, berwarna hijau kebiruan. Daging buah berwarna putih kekuningan dan terasa manis. Biji membujur di setiap karpel, berwarna coklat tua hingga hitam dengan panjang 1,3-1,6 cm Orwa et.al, 2009.

5. Daerah Distribusi dan Habitat

Tanaman srikaya Annona squamosa tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dari permukaan laut, terutama tanah-tanah berpasir sampai tanah- tanah lempung berpasir dengan system drainase yang baik pada pH 5,5 - 7,4. Tumbuhan ini menyukai iklim panas, tidak terlalu dingin atau banyak hujan. Tanaman ini tumbuh baik pada berbagai kondisi tanah yang tergenang dan beradaptasi baik terhadap iklim lembab dan panas. Tanaman ini tahan kekeringan dan akan tumbuh subur bila mendapat pengairan yang cukup. Di Jawa, tanaman ini ditanam sebagai tanaman buah Sastrahidayat et.al 1991; George et.al 1992 dalam Setiawati et.al 2008.

6. Kandungan Kimia

Tanaman srikaya mengandung squamosin, asimisin, aterospermidin, lanuginosin, alkaloid tipe asporfin anonain dan bisbenziltetrahidroisokinolin retikulin. Selain itu, pada organ-organ tumbuhan ditemukan senyawa sianogen Taylor dan Francis 1999; Petasai 1986 dalam Riata dan Anindyajati 2012. Pada pulpa buah yang telah dimasak ditemukan mengandung sitrulin, asam aminobutirat, ornitin, dan arginin. Sedangkan pada biji terkandung senyawa poliketida dan suatu senyawa turunan bistetreahidrofuran; asetogenin skuamosin C, D, anonain, anonasin A, anonin I, IV, VI, VIII, IX, XVI, skuamostatin A, bulatasin, bulatasinon, skuamon, neoanonin B, neo desasetilurarisin, neo retikulasin A, skuamosten A, asimisin, sanonasin, anonastatin, neoanonin, diterpen, dan saponin. Isolasi dari biji didapati sekitar 30 jenis asetogenin seperti coumarinoligan, annotemoyin-1, annotemoyin-2, cholesterol, danglukopiranosida yang bersifat antimikobial dan sitotoksik Anonim 2011 dalam Riata dan Anindyajati 2012. Zat asetogenin seperti annonin atau annonasin, bulatasin, bulatasinon, skuamosin, asimisin, dan annonastatin merupakan kandungan kimia yang terpenting yang terdapat pada biji. Zat-zat tersebut memiliki efek toksik ketika dimakan oleh serangga dan dapat menghambat pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi serangga. Sitotoksik anonin dapat menyebabkan 70 kematian Aedes aegypti dengan konsentrasi 10 ppm. Hal tersebut terjadi karena zat anonin bekerja dengan menghambat pernapasan Aedes aegypti Londershausen et al. 1991 dalam Pinto et.al 2005. Sedangkan senyawa asetogenin lainnya, seperti asimisin dan squamosin bekerja dengan cara menghambat respirasi sel pada transpor elektron di dalam mitokondria sehingga menyebabkan habisnya cadangan energi Zafra-Paolo et.al 1996 dalam Febrianni 2011.