Nilai KT HASIL PENELITIAN

kontrol, 10, 15, 20, dan 25 dengan 4 kali pengulangan menunjukkan hasil yang berbeda-beda terhadap angka kejatuhan Aedes aegypti. Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa penyemprotan pada konsentrasi 0 kontrol dengan menggunakan heksana tidak terdapat nyamuk yang jatuh pada 60 menit setelah paparan. Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan heksana tanpa campuran ekstrak biji srikaya Annona squamosa L tidak berpengaruh terhadap Aedes aegypti sehingga tidak menyebabkan kejatuhan. Dari tabel 5.3; 5.5; 5.7; dan 5.9 diketahui bahwa adanya peningkatan konsentrasi ekstrak biji srikaya yang dipaparkan terhadap Aedes aegypti sejalan dengan angka kejatuhan nyamuk. Semakin tinggi konsentrasi, semakin banyak nyamuk yang jatuh. Hal tersebut terbukti dari hasil pengamatan angka kejatuhan nyamuk selama 60 menit setelah pemaparan. Angka kejatuhan Aedes aegypti mulai terjadi pada konsentrasi 10 dengan persentase rata-rata sebesar 45. Angka kejatuhan meningkat pada konsentrasi 15. Yaitu dengan rata-rata persentase kejatuhan sebesar 55. Pada konsentrasi 20 angka kejatuhan naik hingga sebesar 65. Begitu juga pada konsentrasi 25 angka kejatuhan Aedes aegypti naik hingga 92,5. Cochran 1994 dalam Astari dan Ahmad 2005 menyatakan bahwa efek kejatuhan akan terjadi segera setelah terjadinya paparan. Semakin lama waktu yang dibutuhkan oleh serangga untuk jatuh setelah paparan dapat menunjukkan kurangnya efektivitas dari insektisida yang dipaparkan atau mungkin terjadi resistensi serangga terhadap insektisida tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan nilai Knockdown Time 90 KT 90 terpenuhi pada konsentrasi 25 dengan waktu jatuh 30 menit. Dimana pada konsentrasi tersebut, terdapat angka kejatuhan Aedes aegypti hingga sebesar 90 atau 9 ekor hingga waktu 30 menit. Berdasarkan kriteria efikasi, suatu formulasi dapat dinyatakan efektif apabila knockdown time 90 KT 90 paling lama 30 menit Komisi Pestisida, 2012. Meskipun knockdown time 90 terpenuhi pada waktu 30 menit setelah paparan, namun berdasarkan tabel hasil pengamatan diketahui bahwa angka kejatuhan Aedes aegypti terbanyak terjadi pada menit ke-10 hingga menit ke-30 dan semakin menurun hingga menit ke-60. Hal tersebut mungkin terjadi karena adanya perbedaan mekanisme metabolik dalam tubuh Aedes aegypti dalam mensintesis komponen zat aktif dari ekstrak biji srikaya yang dipaparkan atau terjadi perubahan Aedes aegypti terhadap lingkungan yang menyebabkan terjadinya imunitas dalam tubuh Aedes aegypti Marcombe et. al, 2012. Selain itu, hal tersebut juga dapat terjadi karena adanya efek dari komponen zat aktif dalam ekstrak biji srikaya. Welling 1977 menyatakan bahwa efek dari komponen insektisida dipengaruhi oleh kuantitas komponen toksik yang bergantung pada sifat komponen tersebut terhadap organisme sasaran dan juga konsentrasi paparan yang berhubungan dengan waktu. Tetapi lebih lanjut, Welling menyatakan bahwa hubungan antara konsentrasi dengan waktu tidak hanya dijelaskan melalui mekanisme pada proses intoksikasi tetapi juga interaksi yang terjadi dalam proses intoksikasi insektisida tersebut.

C. Pengaruh Ekstrak Biji Srikaya Annona squamosa L Terhadap Mortalitas

Aedes aegypti Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa penyemprotan pada konsentrasi 0 kontrol dengan menggunakan heksana tidak terdapat nyamuk yang mati pada jam pertama setelah paparan maupun hingga jam ke-24. Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan heksana tanpa campuran ekstrak biji srikaya Annona squamosa L tidak berpengaruh terhadap Aedes aegypti. Sehingga tidak menyebabkan kematian. Oleh karena itu, tidak perlu dilakukan koreksi mortalitas pada kelompok kontrol dengan rumus Abbot. Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 5.4; 5.6; 5.8; dan 5.10 diketahui data mortalitas Aedes aegypti pada waktu pengamatan hingga 24 jam setelah paparan. Mortalitas Aedes aegypti terjadi pada konsentrasi 10 yaitu dengan persentase rata- rata kematian sebesar 25. Pada konsentrasi 15 terjadi peningkatan mortalitas Aedes aegypti hingga mendekati 50 yaitu dengan persentase rata-rata sebesar 45. Pada konsentrasi 20, mortalitas Aedes aegypti naik menjadi 70 dan terus meningkat hingga konsentrasi 25 dengan persentase rata-rata 92,5. Dimana hal tersebut menunjukkan bahwa angka kematian tertinggi terjadi pada konsentrasi 25. Adapun waktu kematian Aedes aegypti terbanyak terjadi pada jam ke-24 bila dibandingkan dengan jumlah Aedes aegypti yang mati pada jam ke-1 hingga jam ke- 6. Pada grafik 5.1 diketahui bahwa berdasarkan analisis probit, nilai LC 50 Lethal Concentration 50 larutan ekstrak biji srikaya yang dipaparkan terhadap