Uji Pendahuluan. Untuk menentukan batas kritis konsentrasi yaitu konsentrasi
yang dapat menyebabkan kematian terbesar mendekati 50 dan kematian terkecil mendekati 50.
Uji Lanjutan. Setelah diketahui batas kritis, selanjutnya ditentukan konsentrasi
akut berdasarkan seri logaritma konsentrasi yang dimodifikasi Rochini et. al. 1982 dalam Rossiana 2006.
2. Knockdown Time 90 KT
90
Knockdown Time 90 KT
90
atau waktu jatuh 90 ialah waktu yang dibutuhkan untuk dapat menyebabkan hingga 90 kejatuhan pada hewan uji Komisi Pestisida,
2012. Berdasarkan kriteria efikasi oleh Komisi Pestisida, suatu formulasi akan
dinyatakan efektif apabila Knockdown Time 90 KT
90
paling lama 30 menit untuk formulasi waterbase.
E. Uji Efikasi Insektisida
Uji efikasi merupakan suatu proses pengujian obat atau bahan kimia untuk mengetahui manfaatnya terhadap kesehatan dengan menggunakan placebo atau
hewan uji yang diujikan dalam kondisi yang ideal seperti uji coba klinik yang dikontrol dengan ketat Thaul, 2012.
Uji efikasi insektisida adalah suatu pengujian kekuatan atau daya bunuh insektisida yang digunakan untuk pemberantasan vektor secara kimiawi terhadap
nyamuk maupun larva atau jentik Kustiamah, 2010. Kriteria efikasi insektisida yang dilakukan di laboratorium ditentukan
berdasarkan persentase kelumpuhan dan kematian serangga uji pada periode waktu tertentu. Koreksi angka kelumpuhan dan kematian dilakukan apabila angka
kelumpuhan dan kematian pada kelompok kontrol berkisar antara 5-15. Yaitu dengan menggunakan rumus Abbott Komisi Pestisida, 2012 :
A1 =
�−� 100
−�
× 100
Keterangan : A1 = angka kematiankejatuhan setelah dikoreksi
A = angka kematiankejatuhan pada perlakuan C = angka kematiankejatuhan pada kontrol
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi daya atau kekuatan insektisida antara lain Dadang, 2006 :
a. Intrinsik
Faktor intrinsik yaitu faktor yang berasal dari dalam insektisida itu sendiri yaitu kandungan senyawa, organisme sasaran, dosis, konsentrasi, dan formulasi.
b. Aplikasi
Faktor aplikasi antara lain alat aplikasi, waktu aplikasi, cara aplikasi, cara pencampuran, dan cara penyimpanan.
c. Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik antara lain sinar matahari, suhu, hujan, dan angin.
F. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan suatu metode pemisahan komponen-komponen dari suatu bahan dimana komponen yang diinginkan akan larut ke dalam pelarut yang
dipakai sedangkan komponen yang tidak larut akan tertinggal didalam bahan. Hasil ekstraksi simplisia yang diperoleh bergantung pada kandungan ekstrak yang
terdapat pada bahan tersebut dan jenis pelarut yang digunakan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan pelarut adalah selektivitas, kapasitas, kemudahan
pelarut tersebut untuk diuapkan. Dalam proses ekstraksi terdapat suatu prinsip kelarutan yang harus diperhatikan yaitu
“like dissolve like”. Prinsip tersebumaksud dari prinsip tersebut ialah 1 pelarut polar akan melarutkan senyawa polar, demikian
juga sebaliknya pelarut nonpolar akan melarutkan senyawa non-polar, 2 pelarut organik akan melarutkan senyawa organik Khopkar 1990 dalam Yunita 2004.
Metode ekstraksi yang umum untuk mengekstrak bahan insektisida botani ialah ekstraksi dengan pelarut dan distilasi uap penyulingan dengan metode
sokhlet. Tujuan metode ekstraksi ini adalah mengeluarkan bahan yang diinginkan dari sel-sel yang terkandung dalam bahan dengan proses difusi. Hasil ekstraksi yang
diperoleh dari proses ini dipengaruhi oleh suhu, pH, ukuran bahan yang akan diekstraksi dan gerakan pelarut yang terjadi di sekitarnya Darwiati 2009.
Keanekaragaman senyawa yang dapat diekstraksi biasanya membutuhkan serangkaian ekstraksi yang hasilnya memberikan ciri awal komposisinya. Adapun
hal-hal yang mempengaruhi kandungan zat ekstraktif dalam tanaman diantaranya