Setelah didapat larutan induk ekstrak biji srikaya, kemudian dilakukan pengenceran menggunakan heksana. Ekstrak dicampur dengan heksana hingga
diperoleh volume 100 ml yang dibuat dengan perbandingan vv volume per volume yang dinyatakan dalam persen.
Bagan 4.2.Diagram Alir Ekstraksi Biji Srikaya Wardhana et.al, 2004; Sekar Sari 2010; Aradilla 2010; Kempraj Bhat 2011
9 6b
6 a
Pengenceran dengan pelarut heksana
Konsentrasi 10
Konsentrasi 20
Konsentrasi 25
Konsentrasi 15
Konsentrasi
Disaring dengan kertas saring
Ampas hasil penyaringan dicampur dengan 600 mL heksana
Disaring kembali dengan kertas saring Supernatan
Dikering-anginkan di bawah sinar matahari 643gr Biji Srikaya A. Squamosa. L
Ekstrak biji Srikaya Diekstraksi dengan 1000 mL heksana
Dicampur kembali dalam labu erlenmeyer
Diblender hingga halus
Di uapkan dengan vacuum rotary evaporator 4
5
7 8
10
11 1
2
3
3. Pengujian
a. Pembagian Kelompok
Setelah didapatkan larutan ekstrak biji srikaya dari proses ekstraksi, selanjutnya dilakukan pengelompokan terhadap Aedes aegypti yang diuji. Sebanyak
200 ekor Aedes aegypti dewasa berusia 2-5 hari dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 10 ekor untuk masing-masing konsentrasi uji dengan empat kali replikasi.
Adapun mekanisme pembagiannya ialah sebagai berikut :
R1 :
R2 :
R3 :
R4 :
Keterangan :
R1 : Replikasi ke-1 R2 : Replikasi ke-2
Kontrol 25
15 10
20
Kontrol 25
15 10
20
Kontrol 25
15 10
20
Kontrol 25
15 10
20
R3 : Replikasi ke-3 R4 : Replikasi ke-4
Konsentrasi 0 kontrol : pelarut heksana 100 ml
Konsentrasi 10 : 10 ml ekstrak biji srikaya + 90 ml pelarut heksana
Konsentrasi 15 : 15 ml ekstrak biji srikaya + 85 ml pelarut heksana
Konsentrasi 20 : 20 ml ekstrak biji srikaya + 80 ml pelarut heksana
Konsentrasi 25 : 25 ml ekstrak biji srikaya + 75 ml pelarut heksana
b. Uji Pendahuluan
Setelah dilakukan pembuatan larutan ekstrak biji srikaya, selanjutnya dilakukan uji pendahuluan. Uji pendahuluan dilakukan untuk menentukan batas kritis
konsentrasi yaitu konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian terbesar mendekati 50 dan kematian terkecil mendekati 50. Uji pendahuluan dilakukan dengan satu
kali pengulangan pada empat kelompok yang mendapat perlakuan dan satu kontrol. Adapun uji pendahuluan dilakukan dengan cara :
Mengisi kotak perlakuan yang terbuat dari kawat kasa berukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm dengan masing-masing 10 ekor nyamuk dewasa yang berusia
antara 2-5 hari dari gelas pemeliharaan dan diberi makan larutan gula 10. Menyemprotkan berbagai konsentrasi ekstrak biji srikaya dengan konsentrasi
0; 10 ; 15; 20; dan 25 yang diperoleh dari hasil pengenceran pada tiap kotak perlakuan pada setiap sisi kotak perlakuan.
Diamati jumlah nyamuk yang jatuh setiap 10 menit hingga menit ke-60 WHO 2009; Komisi Pestisida 2012.
Diamati dan dihitung jumlah nyamuk yang mati pada jam ke-1 hingga jam ke- 6 dan jam ke-24.
Bagan 4.3. Diagram Alir Uji Pendahuluan Diisi masing-masing kotak perlakuan yang terbuat dari kawat kasa berukuran 10
cm x 20cm x 20 cm dengan 10 ekor Aedes aegypti dewasa yang berusia antara 2-5 hari dari gelas pemeliharaan dan diberi makan larutan gula.
Aplikasi spraying ekstrak biji srikaya
Konsentrasi 0 ml
Dilakukan pengamatan dan dihitung jumlah nyamuk yang jatuh setiap 10 menit selama 60 menit
Konsentrasi 10
Konsentrasi 15
Konsentrasi 20
Konsentrasi 25
Observasi dan analisis jumlah nyamuk yang mati pada jam ke-1 hingga jam ke-6 dan pada jam ke-24
c. Uji Efikasi
Setelah diketahui batas kritis, selanjutnya ditentukan konsentrasi akut berdasarkan seri logaritma konsentrasi yang dimodifikasi. Uji efikasi dilakukan
dengan cara menguji berbagai konsentrasi ekstrak biji srikaya yang didapat dari hasil uji pendahuluan. Adapun cara yang dilakukan pada uji efikasi sama dengan yang
dilakukan pada uji pendahuluan yaitu : 10 ekor Aedes aegypti dewasa berusia antara 2-5 hari dimasukkan ke dalam
masing-masing kotak perlakuan dan diberi makan larutan gula. Dilakukan spraying berbagai konsentrasi ekstrak biji srikaya yang diperoleh
dari hasil uji pendahuluan pada kotak perlakuan yang telah berisi nyamuk. Dilakukan pengamatan setiap 10 menit selama 60 menit setelah perlakuan
dengan mengamati dan menghitung jumlah nyamuk yang jatuh. WHO, 2009
Kemudian nyamuk dipindahkan dari ruang uji ke ruangan dengan suhu 25-32
o
C dengan kelembaban 70-90 dan diberi makan larutan gula . Pengamatan dilanjutkan dengan mengamati jumlah nyamuk yang mati pada
jam pertama hingga jam ke-enam dan jam ke-24. Dilakukan replikasi sebanyak 4 kali untuk masing-masing konsentrasi.
Apabila angka kejatuhankematian pada kelompok kontrol 5-15 dilakukan pengkoreksian dengan menggunakan rumus Abbott untuk mengkoreksi angka
kejatuhankematian pada kelompok kontrol Komisi Pestisida, 2012 : A1 =
�−� 100
−�
× 100