Syarat dan Etika Penerjemah

10 atau bahasa sumber source laguage dengan padanannya di dalam bahasa kedua atau bahasa sasaran target language 6 .4 Usaha menerjemahkan itu pada hakekatnya mengandung makna mereproduksi amanat atau pesan di dalam bahasa sumber dengan padanannya yang paling wajar dan paling dekat di dalam bahasa penerima, baik dari urusan arti maupun dari urusan langgam atau gaya 7 . Banyak definisi yang diberikan oleh para ahli terkait penerjemahan. Secara umum, definisi itu mengerucut pada definisi bahwa penerjemahan adalah “proses memindahkan makna yang telah diungkapkan dalam bahasa yang satu bahasa sumber {Bsu}; source language [SL]; al-lughah al-mutarjam minha menjadi ekuivalen yang sedekat-dekatnya dan sewajar-wajarnya dalam bahasa lain bahasa sasaran [Bsa]; target language {TL}; al-lughah al-mutarjam ilaiha .” Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa penerjemahan adalah pemindahan pesan teks BSu ke BSa, bukan pemindahan strutur BSu ke BSa.

2. Syarat dan Etika Penerjemah

Untuk menjadi penerjemah yang baik, menurut Moch. Syarif Hidayatullah dalam bukunya Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah, seorang penerjemah harus membekali diri dengan syarat-syarat berikut: a. Penerjemah harus menguasai BSa dan BSu. Penguasaan BSa dan BSu di mulai dari perbendaharaan kosa kata, pola pembentuk kata, dan 6 Suhendra Yusuf, Teori Terjemah, Pengantar Ke Arah Pendekatan Linguistik dan Sosiolinguistik, Bandung : mandar maju, 1994, cet-1, h 8 7 Anton M.Moeliono, Kembar Bahasa, Jakarta: Gramedia, 1989, h. 195 11 aspek pemaknaan pada masing-masing bahasa.penerjemah yang mengandalkan kemampuannya dalam BSu, tanpa mendalami BSa, akan menghasilkan karya terjemahan yang terasa asing. b. Penerjemah harus memahami dengan baik isi teks yang akan diterjemahkan. c. Penerjemah harus mampu mengalihkan idea tau pesan yang terdapat pada BSu. d. Penerjemah harus terbiasa teliti dan cermat. e. Penerjemah harus mempunyai pengalaman dalam menafsirkan sesuatu. f. Penerjemah harus terbiasa berkomunikasi dengan penasehat ahli. g. Penerjemah harus benar-benar orang yang menguasai topic yang hendak diterjemahkan. h. Penerjemah harus mampu menampilkan teks dalam BSa seperti teks BSu. i. Penerjemah harus mengetahui dengan baik karakteristik penulis. 8 Selain syarat-syarat di atas, penerjemah juga harus memahami etika teks tertulis, berikut beberapa etika tersebut: a. Tidak menerima naskah teks sumber yang tidak dikuasainya. b. Menginformasikan hal-hal yang mungkin nengundang pro-kontra atau hal-hal yang tidak secara pasti diketahuinya kepada penyunting. c. Memiliki pikiran terbuka terhadap pendapat baru yang bertentangan dengan pendapat umum. 8 http:kafeilmu.comtemaetika-seorang-penerjemah.html 12 d. Tidak memenangkan pendapatnya sendiri, golongan, atau penulis yang disenangi. e. Merahasiakan informasi dalam naskah agar tidak disadap orang. f. Disiplin dan tepat waktu. g. Mengelola naskah hingga yang siap disunting oleh penyunting, minimal dari segi bahasa. h. Tidak mengatasnamakan hasil terjemahan orang lain sebagai hasil penerjemah sendiri. i. Harus bertanggung jawab secara moral dan akademik atas hasil terjemahannya. j. Dituntut untuk terus meningkatkan kualitas keilmuan, keahlian, dan wawasan, sehingga hasil terjemahannya bisa dipertanggungjawabkan. k. Harus berorientasi terhadap kualitas, bukan kuantitas. l. Berusaha mendapat izin atas naskah yang akan diterjemahkan dari penerbit naskah teks sumber. 9

3. Proses Penerjemahan