Penggunaan Kata Bersinonim Penggunaan Kata Umum dan Khusus

24 bahasa sasaran Bsa, kegiatan ini juga tidak hanya sebatas itu saja, seorang penerjemah harus menguasai hal-hal yang berkaitan dengan ilmu kebahasaan. Menerjemahkan bukan hanya mengalihkan bahasa saja, tetapi yang terpenting adalah pesan dan amanatnya tersampaikan kepada pembaca. Diksi atau pilihan kata dalam sebuah penerjemahan adalah suatu langkah awal bagi seorang penerjemah. Suatu kesalahan besar jika seseorang menganggap bahwa persoalan kata adalah persoalan yang sederhana, persoalan yang tidak perlu dibicarakan atau dipelajari, karena akan terjadi dengan sendirinya secara wajar. 24

3. Piranti Diksi

a. Penggunaan Kata Bersinonim

Kata sinonim berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu Onoma yang berarti „nama‟ dan kata Syn yang berarti „dengan‟, secara harfiyah dapat diartikan “nama lain untuk benda yang sama”. 25 Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada dasarnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. 26 Sinonim adalah bentuk bahasa yang maknanya sama atau hampir sama dengan bentuk lain. Dalam bahasa rab biasa disebut muradif. Mungkin tidak ada dua kata dalam perbendaharaan suatu bahasa yang 24 Gorys Keraf, h. 23 25 J.W.M. Verhaar, Pengantar Linguistik, Yogyakarta: Gajah Mada University, 1995, Cet. Ke-20, h. 132 26 E Zaenal Arifin, Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa, 1988, Cet. Ke-3, h. 147 25 betul-betul sama maknanya sehingga dalam setiap kalimat mana pun kedua patah kata bersinonim itu selalu dapat bersubsituasi saling menggantikan. 27 Kata-kata yang bersinonim ada yang dapat menggantikan ada pula yang tidak. Karena itu, kita harus memilihnya secara tepat dan seksama. Misalnya, kata asas bersinonim dengan kata dasar, pokok, dan prinsip. Dalam penggunaan kalimat, keempat kata tersebut tidaklah semuanya dapat saling menggantikan satu sama lain. 28

b. Penggunaan Kata Umum dan Khusus

Perbedaan ruang lingkup acuan makna suatu kata terhadap kata lain, menyebabkan lahirnya istilah kata umum dan khusus. Makin luas ruang lingkup acuan makna sebuah kata, makin umum sifatnya. Makin sempit ruang lingkup acuan maknanya, makin khusus sifatnya. Dengan kata lain, kata umum memberikan gamabaran yang kurang jelas, sedangkan kata khusus memberikan gambaran yang jelas dan tepat. Karena itu untuk mengefektifkan penuturan lebih tepat, dipakai kata khusus dari pada kata-kata umum, misalnya: Umum Khusus 1 Ikan Mas koki, Lele, Mujair, Arwana, Bandeng, Patin, dsb. 2 Melihat Memandang gunungsawahlaut 27 J.S. Badudu, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar III, Jakarta: Gramedia,1989, Cet. Ke-2, h. 51 28 Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif Diksi, Struktur, dan Logika, Bandung: Refika Aditama, 2007, Cet. Ke-1, h. 10 26 Menonton FilmWayangDrama Menengok Orang sakit Menatap MukaGambar Menyaksikan Pertandingan Meninjau Daerah-daerah 3 Jatuh Roboh RumahGedung Rebah Pohon Pisangbadan Longsor Tanah 4 Bunga Melati, mawar, anggrek, kamboja, dsb. 29

c. Penggunaan Kata Abstrak dan Konkret