16
d. Pendiksian adalah mencari istilah dan ungkapan dalam Bsa yang tepat,
cermat, dan selaras. e.
Pengolahan adalah menyusun komponen-komponen makna yang selaras dengan norma-norma dalam bahasa sasaran.
f. Pengecekan adalah memeriksa kesalahan-kesalahan yang mungkin
terjadi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada penulisan kata, penggunaan tanda baca, dan struktur kalimatnya.
g. Pendiskusian berarti mendiskusikan hasil penerjemahannya,
menyangkut isi maupun menyakut bahasanya, pada ahli Tsu dan penerjemah senior.
5. Metode Penerjemahan
Dalam penerjemahan terdapat jenis-jenis penerjemahan yang memiliki perbedaan antara jenis penerjemahan yang satu dengan jenis
penerjemahan yang lain. diantaranya, yaitu :
a. Penerjemahan kata demi kata
Jenis penerjemahan
semacam ini
merupakan model
penerjemahan yang paling sederhana yang dititikberatkan pada kata demi kata. Terjemahan ini biasa juga dipergunakan untuk kepentingan-
kepentingan tertentu. Misalnya dalam penerjemahan puisi atau dalam penerjemahan untuk usaha-usaha mempertunjukan perbedaan bahasa
sumber dengan bahasa sasaran dalam proses belajar bahasa.
11
Contohnya:
11
Suhendra yusuf. Teori Terjemah, Pengantar Ke arah Pendekatan Linguistik dan Sosiolinguistik, Bandung : Mandar Maju, 1994, cet-1, h.28
17
ثاث
Artinya: Dan di sisiku tiga buku-buku.
12
Umumnya terjemahan kata demi kata ini amat bermanfaat dalam beberapa hal yang pokok antara lain: bahasa aslinya tetap mendapat
perhatian. Karena ragam ini berfungsi mempertahankan kemurnian produk terjemahan sesuai dengan naskah aslinya, cocok untuk hal-hal
tertentu saja, seperti naskah Suci dan sesuai untuk naskah yang pendek.
Terdapat kelemahan dalam terjemahan jenis ini antara lain seperti makna yang dilihat dari konteksnya sering tidak tepat, terutama
terhadap naskah kalimat yang lebih panjang dan kompleks. Terkadang agar hasil terjemahannya dimengerti, biasanya diberi lagi catatan atau
keterangan tambahan.
b. Penerjemahan Harfiah
Penerjemahan harfiah literal translation terletak antara penerjemahan kata demi kata dan penerjemahan bebas. Penerjemahan
harfiah pada awalnya dilakukan seperti penerjemahan kata demi kata, tetapi penerjemah kemudian menyesuaikan susunan kata dalam
kalimat terjemahannya dengan bahasa sasaran. Savory 1968 menyebutkan terjemahan harfiah sebagai faithful translation. Hal ini
12
Moch. Syarif Hidayatullah, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah, h. 5
18
didasarkan bahwa penerjemah hendaknya berlaku setia kepada naskah aslinya.
13
Kelebihan penerjemahan semacam ini terletak pada bentuk maupun struktur kalimatnya lebih sesuai dengan aslinya. Sebaliknya
kelemahan penerjemahan semacam ini terletak pada bentuk penerjemahan yang terlalu dogmatis sehingga menghasilkan produk
terjemah yang kurang luwes ketika dibaca. Penuh kekakuan dan seperti dipaksakan.
Contoh :
ا ا
ف ا
Artinya: Mengunjungi Gubernur kebun binatang.
14
c. Penerjemahan Setia