Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan Penulisan

KH. Muhammad Kholil mula-mula melakukan pembinaan agama islam di sekitar Bangkalan. Baru setelah dirasa cukup baik, mulai merambah kepelosok- pelosok jauh, sehingga menjangkau keseluruh Madura secara merata. Pulau Jawa yang merupakan pulau terdekat dengan pulau Madura menjadi sasaran dakwahnya, sehingga dari pulau Jawa banyak berdatangan nyantri ke KH. Muhammad Kholil Bangkalan. Pondok pesantren pada saat itu merupakan suatu lembaga pendidikan yang mempunyai peran penting dalam memberi Shibhah atau Wajhah corak atau arah sehingga dengan demikian mampu untuk merubah pandangan atau sikap mental kejalan yang benar. Menurut Harun Handiwijoyo, bahwa pesantren-pesantren merupakan lembaga yang penting dalam penyebaran agama islam, karena pembinaan calon-calon guru, kyai atau ulama yang justru berasal dari pesantren. Setelah keluar pesantren itu akan kembali ke masing-masing kampung atau desanya, ditempat asalnya mereka akan menjadi tokoh keagamaan menjadi kyai yang menyelenggarakan pesantren baru. 9 Penulis mendapatkan buku “ Dari Kanjeng Sunan Sampai Romo Kiai Syaikhona Kholil Bangkalan ” karya KH. Ali Badri bin Azmatkhan. Yang membahas tentang Syaikhona Cholil tapi yang menjadi perbedaannya dengan buku dan karya ilmiah yang penulis bahas yaitu buku yang berjudul itu lebih condong kepada pembahasan silsilahketurunan yang bergelarkan “Azmatkhan” sedangkan karya ilmiah yang penulis ambil dengan judul “Syaikhona Cholil” yaitu menjelaskan akan perannya Kyai Cholil di lingkungan masyarakat Madura. Walaupun sama-sama membahas tentang Syaikhona Cholil tapi perbedaannya hanyalah buku itu lebih 9 Harun Handiwijoyo, Kebatinan Islam Abad XIV, Jakarta: Gunung Agung, 1985, hl 125 condong kepada keturunan yang bergelar Azmatkhan sedangkan penulis lebih condong kepada peran beliau Kyai Cholil di lingkungan masyarakat Madura. Selain itu pula penulis mendapatkan karya ilmiah yang membahas tentang Syaikhona Cholil, yang berjudul “Sejarah Pondok Pesantren Syaikhona Muhammad Cholil dan Kehidupan Sehari- hari pada Santri” karya Muhammad Romli, di Universitas terkemuka di daerah Sidogiri. Di dalam karya tulis itu hanya menjelaskan bagaimana asal usul dari pendirian pondok pesantren yang didirikan oleh Kyai Cholil tersebut. Serta kehidupan keluarganya dimulai dari keturunan hingga beliau menjadi tokoh terkemuka seperti yang banyak diceritakan oleh buku lain yang membahas tentang Syaikhona Cholil. Begitupun bagaimana cara pengajaran beliau kepada para santrinya maupun pada keluarganya sendiri,yang lebih mirip dengan pengajaran nenek moyangnya yang dahulu yaitu beberapa dari Sunan Walisongo, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati. Yang di antara pengajarannya itu lebih banyak kepada praktek. Sebenarnya tidak banyak yang membahas tentang Kyai Cholil, walaupun ada yang membahas Kyai Cholil, kemungkinan hanya sedikit data yang didapatkan oleh para penulis, karena di keluarganya sendiri terkadang merasa takut untuk menceritakan tentang kehidupan Kyai Cholil. Mereka takut ada yang salah dalam mengisahkan kehidupan Kyai Cholil,karena itu bisa menjadi bala’ bila dalam mengisahkan beliau sampai salah, karena beliau Waliyullah. Sedangkan keluarga dari Kyai Cholil kemungkinan mendapatkan data beliau dari keluarganya sendiri itu hanya mereka ketahui atau cerita dari para leluhurnya tapi kemungkinan hanya sedikit, begitupun yang penulis lakukan, yaitu dengan mencari beberapa buku yang membahas tentang Kyai Cholil dan dengan wawancara kepada beberapa sanak keluarga beliau dan juga pada pengurus yang bisa melengkapi karya ilmiah yang penulis lakukan ini. Kebanyakan yang penulis dapatkan dari hasil-hasil penelitian orang lain,