Keadaan Geografi Peran KH. Muhammad Khollil dalam mengembangkan Islam di Bangkalan Madura

Dilihat rasio murid terhadap guru, maka SMP Negeri memiliki rasio 16,47 muridguru sedangkan SMP Swasta yang hanya memiliki rasio 20,34 murid per guru. 2 Jumlah Sekolah Menengah Atas SMA pada tahun 2009 ada sebanyak 34 sekolah yang terdiri dari 14 SMA Negeri dan 39 SMA Swasta. Sementara pula jumlah murid SMA Swasta meningkat 11,87 persen disbanding tahun sebelumnya, sedangkan jumlah murid SMA Negeri menurun dari tahun sebelumnya. Sedangkan rasio murid terhadap guru untuk SMA Negeri sebesar 6,04 muridguru, lebih kecil dari pada SMA Swasta yang memiliki rasio 6,91 murid per guru. Di wilayah Kabupaten Bangkalan juga terdapat Madrasah Ibtidaiyah MI, Madarasah Tsanawiyah MTS dan Madrasah Aliyah MA baik Negeri maupun Swasta. Apabila diikuti perkembangannya dalam lima tahun terakhir, dari sisi perkembangan sarana fisik pendidikan, maka untuk sekolah yang berstatus Negeri tidak mengalami perubahan, sedangkan yang berstatus Swasta jumlahnya terus mengalami kenaikan hingga tahun 2003, namun memasuki tahun 2004. Sedikit mengalami penurunan, kemudian pada tahun 2007 mengalami peningkatan kembali. 3 Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua di tanah air. Lazimnya dalam pesantren, seorang ulama dikelilingi beberapa santri yang mempelajarinya agama Islam sekaligus menjadi penerus perjuangan Islam serta dilatih untuk menjadi pelayan masyarakat. Oleh karena itu, di samping pesantren berfungsi sebagai lembaga pendidikan Islam, lembaga perjuangan Islam juga lembaga pelayan masyarakat. 4 Jika kita masuk ke dalam asrama lembaga pendidikan pondok pesantren, di sana kita tidak akan mendapatkan seorang santripun yang tidak memiliki buku yang biasa disebut 2 Hasil dari Data Statistik Kabupaten Bangkalan Tahun 2009 3 Hasil dari Data Statistik Kabupaten Bangkalan Tahun 2009 4 Ibnu Assayuthi Arrifa’I, Korelasi Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan dan NU, Editor: KH. Irfan Aziz, al-Haula press, Juni 2010, h. 32 dengan kitab kuning, yaitu suatu jenis buku berbahasa Arab dengan gaya susunan dan tulisan model klasik dalam berbagai macam bidang pembahasan ilmu-ilmu agama Islam. Karena buku-buku jenis itulah yang digunakan sebagai pegangan para santri pondok pesantren dalam mempelajari dan memperdalam ilmu-ilmu agama lembaga tradisional itu. Sejak abad VIII M. Agama Islam mulai berkembang dengan pesatnya. Kitab-kitab ilmu agama dengan model yang kini diistilahkan dengan kitab kuning, itu mulai banyak bermunculan dari buah pikiran para cerdik cendikiawan muslim terutama di jazirah Arab dan sekitarnya. Kita mengenal kitab-kitab, seperti: Ihya’Ulumuddin karangan Imam Al-Ghozali dari Thus, yang kini termasuk wilayah Iran, Fathul Wahhab hasil tulisan karya Imam Zakaria Al-Anshari dari Mesir, Syarah Muhadzab buah karya Imam Nawawi dari Damaskus Syiria dan lain-lainnya. Namun setelah agama Islam meluas sampai ke wilayah timur hingga ujung daratan Timur Asia, maka mulailah kitab-kitab jenis muncul pula dari hasil buah pena ulama-ulama di wilayah Islam batu itu terutama dari kawasan Asia Tenggara khususnya Indonesia. 5 Dari hasil penelitian yang penulis dapatkan bahwa jumlah keseluruhan pondok pesantren yang ada di Kabupaten Bangkalan khususnya pada tahun 2008 bahkan mungkin sampai sekarang itu mencapai 327 pondok pesantren ataupun bisa lebih dari itu yang ada di Kabupaten Bangkalan. Menurut apa yang diketahui oleh penulis dari hasil penelitian kalau pondok pesantren yag ada di Kabupaten Bangkalan itu tidak disebutkan atau ditulis oleh bagian data statistik karena itu sudah menjadi hak pondok sendiri dalam mengembangkan data statistiknya. Bagian data statistik yang ada di Kabupaten Bangkalan hanya menyebutkan berapa saja jumlah pondok pesantrennya, serta tidak mencantumkan nama-nama pondok pesantren. Tapi yang jelas bahwa pondok pesantren keseluruhannya itu ada 327 pondok 5 Muhammad Ulul Fahmi, Ulama Besar Indonesia Biografi dan Karyanya, Editor: KH. Muhammad Nu’man HM, Kendal: Pustaka Amanah, 2007, h. 1