dengan kitab kuning, yaitu suatu jenis buku berbahasa Arab dengan gaya susunan dan tulisan model  klasik  dalam  berbagai  macam  bidang  pembahasan  ilmu-ilmu  agama  Islam.  Karena
buku-buku jenis itulah yang digunakan sebagai pegangan para santri pondok pesantren dalam mempelajari dan memperdalam ilmu-ilmu agama lembaga tradisional itu.
Sejak  abad  VIII  M.  Agama  Islam  mulai  berkembang  dengan  pesatnya.    Kitab-kitab ilmu  agama  dengan  model  yang  kini  diistilahkan  dengan  kitab  kuning,  itu  mulai  banyak
bermunculan dari buah pikiran para cerdik cendikiawan muslim terutama di jazirah Arab dan sekitarnya.  Kita  mengenal  kitab-kitab,  seperti:
Ihya’Ulumuddin karangan Imam Al-Ghozali dari Thus, yang kini termasuk wilayah Iran, Fathul Wahhab hasil tulisan karya Imam Zakaria
Al-Anshari  dari  Mesir,  Syarah  Muhadzab  buah  karya  Imam  Nawawi  dari  Damaskus  Syiria dan lain-lainnya.
Namun  setelah  agama  Islam  meluas  sampai  ke  wilayah  timur  hingga  ujung  daratan Timur Asia, maka mulailah kitab-kitab jenis muncul pula dari hasil buah pena ulama-ulama
di wilayah Islam batu itu terutama dari kawasan Asia Tenggara khususnya Indonesia.
5
Dari  hasil  penelitian  yang  penulis  dapatkan  bahwa  jumlah  keseluruhan  pondok pesantren  yang  ada  di  Kabupaten  Bangkalan  khususnya  pada  tahun  2008  bahkan  mungkin
sampai sekarang itu mencapai 327 pondok pesantren ataupun bisa lebih dari itu yang ada di Kabupaten  Bangkalan.  Menurut  apa  yang  diketahui  oleh  penulis  dari  hasil  penelitian  kalau
pondok  pesantren  yag  ada  di  Kabupaten  Bangkalan  itu  tidak  disebutkan  atau  ditulis  oleh bagian  data  statistik  karena  itu  sudah  menjadi  hak  pondok  sendiri  dalam  mengembangkan
data statistiknya. Bagian data statistik yang ada di Kabupaten Bangkalan hanya menyebutkan berapa  saja  jumlah  pondok  pesantrennya,  serta  tidak  mencantumkan  nama-nama  pondok
pesantren.  Tapi  yang  jelas  bahwa  pondok  pesantren  keseluruhannya  itu  ada  327  pondok
5
Muhammad Ulul Fahmi, Ulama Besar Indonesia Biografi dan Karyanya, Editor: KH. Muhammad Nu’man HM, Kendal: Pustaka Amanah, 2007, h. 1
pesantren bahkan bisa saja sekarang ini ada penambahan lagi pondok pesantren yang sedang di bangun untuk masa depan.
Menurut  hasil  penelitian  penulis  tentang  pendidikan  nonformal  di  keseluruhan Kabupaten Bangkalan itu lebih banyak  meminatkan diri pada kursus  dan pelatihan. Adapun
dalam kursus  itu meliputi kursus bahasa Inggris karena dalam bidang ini sangat dibutuhkan di  zaman  sekarang  atau  zaman  modern  ini.  Setiap  tahunnya  selalu  mengalami  peningkatan.
Sedangkan  pada  pelatihan  ini  meliputi  pada  pelatihan  menjahit,  dan  setiap  tahunnya  juga selalu  mengalami  peningkatan  walaupun  tidak  seperti  kursus  peningkatannya.  Sampai
sekarang  belum  ada  peningkatan  pendidikan  nonformal  selain  yang  disebut  di  atas. Kemungkinan dalam 2 atau 5 tahun lagi pendidikan nonformal di Kabupaten Bangkalan akan
lebih ditingkatkan lagi, agar kota serta masyarakatnya bisa lebih maju dari sebelumnya.
C. Organisasi Sosial Keagamaan dan Pemerintahan
1. NU
Ada  tiga  orang  tokoh  ulama  yang  memainkan  peran  sangat  penting  dalam  proses pendirian  Jam’iyyah  Nahdlatul  Ulama  NU  yaitu  Kyai  Wahab  Chasbullah  Surabaya  asal
Jombang, Kyai Hasyim Asy’ari Jombang dan Kyai Cholil Bangkalan. Mujammil Qomar, penulis  buku  “NU  Liberal:  Dari  Tradisionalisme  Ahlussunnah  ke  Universalisme  Islam”,
melukiskan peran ketiganya sebagai berikut Kyai Wahab sebagai pencetus ide, Kyai Hasyim sebagai pemegang kunci, dan Kyai Cholil sebagai penentu berdirinya.
Tentu selain dari ketiga tokoh ulama tersebut, masih ada beberapa tokoh lainnya yang turut  memainkan  peran  penting.  Sebut  saja KH.Nawawie  Noerhasan  dari  Pondok  Pesantren
Sidogiri.Setelah  meminta  restu  kepada  Kyai  Hasyim  seputar  rencana  pendirian  Jam’iyyah. Kyai  Wahab  oleh  Kyai  Hasyim  diminta  untuk  menemuiKyai  Nawawie.  Atas  petunjuk  dari
Kyai  Hasyim  pula,  Kyai  Ridhwan  yang  diberi  tugas  oleh  Kyai  Hasyim  untuk  membuat lambing NU juga menemui Kyai Nawawie. Tulisan ini mencoba mendeskripsikan peran Kyai
Wahab,  Kyai  Hasyim,  Kyai  Cholil  dan  tokoh-tokoh  ulama  lainnya  dalam  proses  berdirinya NU.
6
Pada  aw alnya, ide pembentukan Jam’iyyah itu muncul dari forum diskusi Tashwirul
Afkar  yang  didirikan  oleh  Kyai  Wahab  pada  tahun  1924  di  Surabaya.  Forum  diskusi Tashwirul  Afkar  yang  berarti  :
“Potret  Pemikiran”  ini  dibentuk  sebagai  wujud  kepedulian Kyai Wahab dan para Kyai lainnya terhadap gejolak dan tantangan yang dihadapi oleh umat
Islam terkait dalam bidang praktik keagamaan, pendidikan dan politik. Setelah peserta forum diskusi  Tashwirul  Afkar  sepakat  untuk  membentuk  Jam’iyyah,  maka  Kyai  Wahab  merasa
perlu meminta restu kepada Kyai Hasyim yang ketika itu merupakan tokoh ulama pesantren yang sangat berpengaruh di Jawa Timur.
7
Organisasi  sosial  keagamaan  di  Kabupaten  Bangkalan  ini,  sebagaimana  diketahui bersama,  organisasi  NU  adalah  organisasi  para  ulama,  Kyai,  dan  santri  yang  berada  di
kalangan orang kecil pedesaan, para petani dan buruh organisasi ini juga melakukan advokasi pendidikan  kepada  kalangan  masyarakat  bawah  akan  kehidupan  sosial  dan  budayanya,  dan
organisasi ini juga memberikan sumbangsih perjuangan melawan penjajah. Perangkat organisasi NU
Lembaga Perangkat  organisasi  yang  berfungsi  pelaksana  kebijakan  NU  yang  berkaitan  dengan
satu bidang tertentu. Adapun lembaga-lembaga NU meliputi:
6
Mokh. Syaiful Bakhri, Syaikhona Kholil Bangkalan; Ulama Legendaris dari Madura, Cipta Pustaka Utama, Pasuruan: September 2006, cet 1, h 106
7
Wawancara pribadi dengan Bapak H. M. Thoyyib Fawwaz Muslim, S.Pdi, Wakil Sekretariat I PCNU Bangkalan 2007- Sampai sekarang Pada tanggal 30 Oktober 2010
1. Lembaga Dakwah NU LDNU
2. Lembaga Pendidikan Ma’arif NU LP Ma’arif NU
3. Lembaga Sosial Mabarut NU LSMNU
4. Lembaga Perekonomian NU LPNU
5. Lembaga Pembangunan dan Pengembangan Pertanian LP2NU
6. Rabithah Ma’ahid Islamiah RMI; Pengembangan Bidang Pondok Pesantren
7. Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU LKKNU
8. Ha’iyah Ta’miril Masjid Indonesia HTMI
9. Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia LAKPESDAM
10. Lembaga Seni Budaya NU LSBNU
11. Lembaga Pengembangan Tenaga Kerja NU LPTKNU
12. Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum NU LPBHNU
13. Lembaga Pencak Silat LPS
14. Jam’iyyah  Qurawal  Huffadz  JQH:  Bidang  Pengembangan  Tilawah,  Metode
Pengajaran dan Penghafalan Al Qur’an. Bisa  dikatakan  jika  organisasi  ini  mengawal  proses  kelahiran  kemerdekaan  Indonesia,
mengawal proses masa revolusi, lahirnya orde baru, dan lahirnya orde reformasi. Organisasi ini tetap eksis sampai kini. Tentunya kita tak bisa  menghapus begitu saja peran Kyai Cholil
Bangkalan atas lahirnya organisasi ini di masa silam. Berbeda  dengan  organisasi-organisasi  lain  yang  sebelum  dibentuk,  para  perintisnya
mengadakan  pembicaraan-pembicaraan  untuk  mencari  kesamaan-kesamaan  dalam  cita-cita, program, dan sebagainya. Kemudian mensosialisasikan kepada orang-orang yang diharapkan
menjadi anggota, Nahdlatul Ulama tidak melakukannya karena: