UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
perhitungan kemudian diolah secara statistik dengan uji paired sample t-test untuk membandingkan hasil konsentrasi testosteron
sebelum dan sesudah pengujian. Hasil varian menunjukkan bahwa perubahan konsentrasi
testosteron yang terjadi tidak berbeda secara signifikan p≥0,05.
Hal ini menunjukkan jika pemberian serbuk umbi lapis bawang putih tidak mempengaruhi sistem hormonal dan menjaga
konsentrasi testosteron pada rentang normal. Data hasil analisa statistika dapat dilihat pada lampiran 11.
4.1.6. Perhitungan Konsentrasi Spermatozoa
Data hasil perhitungan konsentrasi spermatozoa dapat dilihat pada tabel 4.5 dan grafik pada gambar 11.
Tabel 11. Hasil Perhitungan Konsentrasi Spermatozoa
Kelompok Konsentrasi Spermatozoa JutamL ± SD
Kontrol 11,93 ± 0,305
Dosis 50 mgkgBB 18,80 ± 3,751
Dosis 100 mgkgBB 22,63 ± 2,490
Dosis 150 mgkgBB 22,13 ± 1,881
Keterangan : angka yang diikuti tanda berbeda secara signifikan p≤0,05 terhadap kelompok kontrol
Terdapat peningkatan konsentrasi spermatozoa pada kelompok dosis 50 mgkgBB, dosis 100 mgkgBB dan dosis
150mgkgBB dibandingkan kontrol.
Gambar 4.2 Kurva Rerata Konsentrasi Spermatozoa
5 10
15 20
25
kontrol 50mgKgBB
100mgKgBB 150mgKgBB
Ko n
se n
tra si
sp e
rma to
zo a
Ju ta
m L
Dosis
konsentrasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hasil perhitungan konsentrasi spermatozoa menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan kontrol pada dosis 50 mgkgBB,
dosis 100 mgkgBB dan 150 mgkgBB. Namun pada dosis 150 mgkgBB
terdapat penurunan
konsentrasi spermatozoa
dibandingkan 100 mgkgBB. Data hasil perhitungan kemudian diolah secara statistik dengan uji one-way ANOVA.
Hasil analisa statistik menunjukkan jika terdapat perbedaan secara signifikan
p≤0,05 pada masing-masing dosis terhadap kontrol, namun hasil analisa antara kelompok dosis tidak
menunjukkan perbedaan secara signifikan p≥0,05. Hal ini menunjukkan jika peningkatan konsentrasi spermatozoa pada
pemberian serbuk umbi lapis bawang putih Allium sativum L. tidak dipengaruhi oleh dosis dan tidak terdapat peningkatan
aktivitas dengan adanya peningkatan dosis. Data statistika dapat dilihat di lampiran 13.
4.1.7. Uji Aktivitas Spermisidal
Pengujian aktivitas spermisidal dilakukan dengan metode Sander dan Cramer dengan variasi konsentrasi 150, 170, 190, 210,
230 dan 250 mgml. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 12 dan grafik pada gambar 4.3.
Tabel 12. Uji Aktivitas Spermisidal
Konsentrasi mgmL
Motilitas MEC
Awal Penambahan Ekstrak
setelah 20 detik 150
81,319 14,224
250 mgmL 170
79,710 5,027
190 78,919
4,105 210
85,018 1,894
230 88,705
1,195 250
83,352 0,000
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Data motilitas awal untuk uji aktivitas spermisidal yang digunakan berada pada ≥ 50. Nilai motilitas konsentrasi
250mgml uji spermisidal setelah 20 detik penambahan ekstrak memiliki motilitas 0,000.
Gambar 4.3 Grafik Persentase Motilitas
Berdasarkan hasil pengamatan konsentrasi efektif minimum MEC serbuk umbi lapis bawang putih Allium sativum L. yang
dapat membunuh 100 sperma adalah konsentrasi 250 mgmL.
250; 0 2
4 6
8 10
12 14
16
100 200
300
m o
ti li
ta s
se te
la h
2 d
e ti
k p
e n
a m
b a
h a
n e
k st
ra k
konsentrasi mgmL
motilitas akhir
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.2. PEMBAHASAN