UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 9. Hasil Pengujian Parameter Spesifik dan Non Spesifik
Parameter Hasil
Spesifik 1.
Identitas Serbuk a.
Nama latin tumbuhan b.
Bagian tumbuhan yang digunakan
c. Nama
Indonesia tumbuhan
a. Allium sativum L.
b. Umbi lapis
c. Bawang Putih
2. Organoleptik
a. Bentuk
b. Warna
c. Bau
a. Serbuk
b. Putih
kuning- kehijauan
c. Khas
Parameter Non Spesifik
Kadar Abu 5,17
Kadar Air 7,00
Susut Pengeringan 9,99
Susut pengeringan serbuk umbi lapis bawang putih yang digunakan sesuai dengan farmakope herbal Indonesia 2009 yaitu
tidak lebih dari 10. Kadar abu serbuk umbi lapis bawang putih melebihi batas farmakope herbal yaitu tidak lebih dari 3,0.
Menurut keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia tentang persyaratan obat tradisional 1994, kadar air serbuk adalah tidak
lebih dari 10 sehingga serbuk umbi lapis bawang putih yang digunakan sesuai dengan ketentuan.
4.1.5. Pengukuran Konsentrasi Testosteron
Pengukuran konsentrasi testosteron dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada hari ke-0 sebelum pemberian serbuk umbi lapis
bawang putih Allium sativum L. dan hari ke-31. Serbuk umbi lapis bawang putih diberikan selama 30 hari. Pada hari ke-31
sebelum tikus dikorbankan, darah tikus diambil kembali. Darah yang
didapatkan kemudian
didiamkan semalaman
untuk mendapatkan serumnya. Serum tersebut kemudian digunakan untuk
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pengukuran konsentrasi testosteron. Hasil pengukuran konsentrasi testosteron dapat dilihat pada tabel 10 dan grafik pada gambar 4.1
Tabel 10. Hasil Perhitungan Konsentrasi Testosteron
Kelompok Uji Konsentrasi Testosteron ngmL ± SD
Hari Ke-0 Hari Ke-31
Kontrol 6,88 ± 0,831
7,26 ± 1,073 Dosis 50 mgkgBB
6,39 ± 1,921 3,08 ± 1,715
Dosis 100mgkgBB 2,86± 0,473
2,99 ± 1,309 Dosis 150 mgkgBB
2,25 ± 0,392 1,80 ± 0,195
Terdapat penurunan konsentrasi testosteron pada kelompok dosis 50 mgkgBB dan dosis 150 mgkgBB dan peningkatan
konsentrasi testosteron pada kelompok kontrol dan dosis 100 mgkgBB.
Gambar 4.1. Kurva Rerata Konsentrasi Testosteron
Berdasarkan hasil
pengamatan terdapat
penurunan konsentrasi testosteron pada kelompok dosis 50 mgkgBB dan
dosis 150 mgkgBB pada hari ke-31, serta terjadi peningkatan pada kelompok kontrol dan dosis 100 mgkgBB pada hari ke-31.
Penurunan dan peningkatan yang terjadi pada kelompok uji masih berada di dalam rentang konsentrasi testosteron normal. Data hasil
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Kontrol 50 mgKgBB
100 mgKgBB
150 mgKgBB
Ko n
se n
tra si
n gmL
Dosis
H-0 H-31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
perhitungan kemudian diolah secara statistik dengan uji paired sample t-test untuk membandingkan hasil konsentrasi testosteron
sebelum dan sesudah pengujian. Hasil varian menunjukkan bahwa perubahan konsentrasi
testosteron yang terjadi tidak berbeda secara signifikan p≥0,05.
Hal ini menunjukkan jika pemberian serbuk umbi lapis bawang putih tidak mempengaruhi sistem hormonal dan menjaga
konsentrasi testosteron pada rentang normal. Data hasil analisa statistika dapat dilihat pada lampiran 11.
4.1.6. Perhitungan Konsentrasi Spermatozoa