Universitas Islam Negeri Jakarta
Lampiran 5. Perhitungan Dosis Serbuk Umbi Lapis Bawang Putih
a.
Dosis Rendah 50 mgkg BB
VAO =
� �
� �
�� �� � �� � � � �
�
1 ml =
50 � ��� �0,25 �
� �
�
Konsentrasi = 12,5 mgml
Suspensi serbuk bawang putih dibuat 1-2 hari sebanyak 10 ml sebelum diberikan ke tikus, sehingga serbuk bawang putih yang diperlukan adalah :
Serbuk mg = konsentrasi mgml x volume ml = 12,5 mgml x 10 ml
Serbuk mg = 125 mg
b. Dosis Sedang 100 mgkg BB
VAO =
� �
� �
�� �� � �� � � � �
�
1 ml =
100
� �
�� � 0,25 � � �
�
1 ml = 25 mgml
Suspensi serbuk bawang putih dibuat 1-2 hari sebanyak 10 ml sebelum diberikan ke tikus, sehingga serbuk bawang putih yang diperlukan adalah :
Serbuk mg = konsentrasi mgml x volume ml = 25 mgml x 10 ml
Serbuk mg = 250 mg
c. Dosis Tinggi 150 mgkg BB
VAO =
� �
� �
�� �� � �� � � � �
�
1 ml =
150
� �
�� �0,25 � � �
�
Konsentrasi = 37,5 mgml Suspensi serbuk bawang putih dibuat 1-2 hari sebanyak 10 ml sebelum
diberikan ke tikus, sehingga serbuk bawang putih yang diperlukan adalah : Serbuk mg = konsentrasi mgml x volume ml
= 375 mg
Universitas Islam Negeri Jakarta
Lampiran 6. Gambar Kegiatan Penelitian Pembuatan Serbuk Umbi Lapis Bawang Putih
Allium sativum L.
Gambar 5.1 Bawang Putih Allium sativum L.
Gambar 5.2 Penimbangan umbi
lapis bawang putih Gambar 5.3
Penghancuran umbi lapis
bawang putih Gambar 5.4
Proses freeze dry
Gambar 5.5 Penggerusan bawang putih dengan
mortar dan alu Gambar 5.6 Serbuk
umbi lapis bawang putih
Gambar 5.7 Serbuk bawang
putih di dalam wadah
penyimpanan
Pembuatan Suspensi Serbuk Umbi Lapis Bawang Putih Allium sativum L.
Gambar 5.8 Penimbangan serbuk umbi lapis bawang putih
Gambar 5.9 Suspensi serbuk umbi lapis bawang putih
dosis 50 mgkgBB, 100 mgkgBB, 150 mgkgBB
Universitas Islam Negeri Jakarta
Penyiapan Hewan Uji
Gambar 5.10 Pemeliharaan tikus
Gambar 5.11 Penimbangan tikus
Gambar 5.12 Penyondean pada
tikus kelompok uji tidak dilakukan
pada kelompok spermisidal
Gambar 5.13 Hewan uji dikorbankan
Gambar 5.14 Pembedahan Hewan Uji
Gambar 5.15 Kauda epididimis
Universitas Islam Negeri Jakarta
Pengambilan Darah dan Pengumpulan Serum
Gambar 5.16 Pengambilan darah dari
vena lateral ekor dilakukan pada hari
ke-0 Gambar 5.17
Pengambilan darah secara cardiac
puncture dilakukan pada hari ke-31
Gambar 5.18 serum
darah yang belum dipisahkan
berwarna kuning bening
Gambar 5.19 pengambilan serum
dengan mikropipet
Gambar 5.20 Serum yang telah dipisahkan
dengan darah
Pengukuran Konsentrasi Testosteron
Gambar 5.21 larutan standar untuk kurva
kalibrasi Gambar 5.22 standar,
kontrol dan sampel dimasukan ke masing-
masing well Gambar 5.23
penambahan enzyme conjugate
ke masing-masing well ,inkubasi 60
Gambar 5.24 proses pembuangan
isi well
Universitas Islam Negeri Jakarta
Pengukuran Konsentrasi Spermatozoa
Gambar 5.29 Spermatozoa
dikeluarkan dari kauda
Gambar 5.30 spermatozoa diambil
dan diletakan di kamar hitung neubauer
Gambar 5.31 pengamatan spermatozoa di dalam 1 kotak besar dibawah
mikroskop perbesaran 400x untuk menentukan pengenceran
Gambar 5.25 Penambahan wash
solution Gambar 5.26
penambahan substrate solution pada masing-
masing well ’
Gambar 5.27 penambahan stop
solution pada masing-masing
well Gambar 5.28
Pembacaan ELISA dengan ELISA
reader
Universitas Islam Negeri Jakarta
Gambar 5.32 pengenceran
spermatozoa dengan Larutan George
Gambar 5.33 spermatozoa yang
telah diencerkan di masukan kembali ke
kamar hitung neubauer
Gambar 5.34 perhitungan spermatozoa di dalam kotak sesuai dengan
banyaknya pengenceran. Perhitungan dilakukan dibawah mikroskop
perbesaran 400 x
Uji Aktivitas Spermisidal
Gambar 5.35 spermatozoa
dikeluarkan dari kauda tikus
kelompok spermisidal
Gambar 5.36 seri konsentrasi serbuk
bawang putih Gambar 5.37
pengamatan
motilitas di bawah mikroskop
Universitas Islam Negeri Jakarta
Lampiran 7. Penapisan Fitokimia Serbuk Umbi Lapis Bawang Putih
No Identifikas
i Senyawa Golongan
Perlakuan Gambar
Hasil Keterangan
1. Alkaloid
0,5 gram serbuk + 1 ml HCL 2N + 9 ml
air suling, dipanaskan selama 2
menit, dinginkan dan disaring. Filtrat yang
digunakan :
1. Filtrat 3 tetes + 2
tetes Mayer 2.
Filtrat 3 tetes + 2 tetes
pereaksi Dragendorf
3. 3 tetes filtrat + 2
tetes Bouchardat +
1. Terbentuk
endapan menggumpal
berwarna putih larutan keruh
2. Terbentuk
warna jingga 3.
Terbentuk endapan
berwarna cokelat
2. Saponin
0,5 gram serbuk + 10 ml air panas,
dinginkan. Dikocok kuat 10 detik,
terbentuk busa stabil selama 10 menit. + 1
HCL 2N +
Terbentuk busa yang tidak hilang
setelah 10 menit dan penambahan 1 tetes
HCL 2N
3. Tanin
1 gram serbuk + 10 ml air suling lalu
disaring. Filtrat diencerkan dengan
air sampai tidak berwarna.
2 ml larutan + FeCL
3
1 -
1. filtrat yang diencerkan hingga
tidak berwarna 2. tidak terjadi
perubahan warna menjadi biru
kehitaman atau hijau kehitaman
1 2
3
1 2
Universitas Islam Negeri Jakarta
4. Flavonoid 1.
1. Uji reagen alkali : Serbuk bawang
putih + NaOH 10, terbentuk
warna kuning intens
2. Serbuk ditambah
100 ml air panas, didihkan selama
5 menit, disaring. Filtrat + serbuk
Mg + HCL pekat +
amil-alkohol, dikocok
kuat, biarkan memisah
Terbentuk warna pada larutan amil
alkohol. -
1. Tidak terbentuk warna kuning
intens 2.
Tidak terbentuk warna pada
larutan amil alkohol.
5. Terpenoid
Uji Salkowski : Serbuk bawang putih
+ kloroform, lalu diisaring.
Filtrat +asam sulfat pekat
Terbentuk warna cokelat kemerahan
pada interfase tanpa dikocok
menunjukkan adanya terpenoid
+ Terbentuk warna
cokelat kemerahan pada interfase
6. Steroid
Uji Salkowski : Serbuk bawang putih
+ kloroform, lalu diisaring.
Filtrat +asam sulfat pekat, kocok.
Didiamkan beberapa saat. Adanya warna
merah pada lapisan bawah menunjukkan
adanya steroid +
Terbentuk warna merah pada lapisan
bawah 1
2
Universitas Islam Negeri Jakarta
Lampiran 8. Parameter Susut Pengeringan, Kadar Abu dan Kadar Air
1. Perhitungan Susut Pengeringan
W1 = Berat serbuk awal gr
= 1,0037 gr W2
= Berat serbuk setelah di oven gr = 0,9034 gr
Susut pengeringan =
1 − 2
1
� 100 =
1,0037 −0,9034
1,0037
� 100 = 9,99
2. Perhitungan Kadar Abu
W1 = Bobot cawan + serbuk setelah pemanasan gr
= 25,5754 gr W0
= Bobot cawan kosong gr = 25,4719 gr
B = Bobot sampel awal gr
= 2,0024 gr
Kadar Abu =
1 − 0
�
� 100 =
25,5754 −25,4719
2,0024
� 100 = 5,169
= 5,17 3.
Perhitungan Kadar Air V
= Volume air ml = 0,7 ml
W = bobot serbuk gr
= 10,0103 gr
Kadar air =
� 100 =
0,7 10,0103
� 100 = 6,992
= 7,00 vb
Universitas Islam Negeri Jakarta
Lampiran 9. Hasil Pengukuran Berat Badan Tikus
Tanggal Tiku
s Rerata Tikus
Kontrol Dosis 50
mgkgBB Dosis 100
mgkgBB Dosis 150
mgkgBB 19 Maret
2015 1
265,833 210,000
260,000 259
2 225,333
263,000 282,000
258 3
245,167 224,667
272,000 228
4 239,833
256,000 243,500
279 5
185,600 243,333
210,000 275
Rerata ±SD 242,920 ± 17,778
239,400±9,822 253,500±12,627
253,500±8,986
24 Maret 2015
1 270,400
219,000 268,800
254,800 2
254,600 265,800
287,00 251,800
3 269,400
234,000 279,800
220,600 4
262,600 262,000
246,600 275,400
5 203,400
237,800 215,600
272,000
Rerata ±SD 252,080 ± 12,495
243,720±8,838 259,560±12,939
254,720±9,746
29 Maret 2015
1 265,00
216,600 281,000
255,000 2
257,800 269,400
295,800 254,800
3 273,600
229,200 284,800
220,400 4
260,200 242,800
247,800 266,400
5 199,600
240,000 224,600
369,600
Rerata ±SD 251,240±13,190
239,600±8,762 266,800±13,245
253,240±8,732
3 April 2015
1 271,600
220,000 287,800
258,400 2
223,800 273,200
300,4 259,800
3 285,600
224,800 282,600
221,200 4
248,000 228,200
254,800 270,800
5 185,600
244,200 227,000
262,800
Rerata ±SD 242,920± 17,778
238,080±9,674 270,520±13,288
252,600±8,622
8 April 2015
1 281,600
233,000 299,800
265,800 2
238,600 280,200
304,200 264,600
3 294,400
238,600 282,600
224,400 4
252,400 236,800
261,600 277,800
5 200,800
254,600 233,400
274,200
Rerata ±SD 253,560±16,527
248,640±8,710 276,320±13,090
261,360±9,569
13 April 2015
1 281,000
239,600 304,800
277,200 2
254,400 289,200
309,600 273,000
3 301,400
247,400 287,400
227,400 4
262,000 258,200
259,200 291,400
5 209,800
262,800 238,600
281,000
Rerata ±SD 261,600±15,424
259,440±8,477 279,920±13,588
264,833±11,078
Universitas Islam Negeri Jakarta
Gambar 5. 38 Rerata Berat Badan Tikus
210,000 220,000
230,000 240,000
250,000 260,000
270,000 280,000
290,000
19-Mar 26-Mar
02-Apr 09-Apr
kontrol dosis 50mgkgBB
dosis 100 mgkgBB dosis 150 mgkgBB
Universitas Islam Negeri Jakarta
Lampiran 10. Pengukuran Konsentrasi Testosteron
Dari hasil pengukuran standar testosteron didapatkan data sebagai berikut :
Konsentrasi Absorbansi
Rerata Absorbansi
1Absorbansi I
II 2,927
2,764 2,8455
0,351 0,2
2,834 2,486
2,66 0,376
0,5 2,487
2,232 2,3595
0,424 1
2,096 1,926
2,011 0,497
2 1,629
1,697 1,663
0,601 6
0,95 0,942
0,946 1,057
16 0,489
0,58 0,5345
1,871
Dari data pengukuran standar Testosteron didapatkan kurva kalibrasi sebagai beriku :
Dari kurva regresi tersebut didaptkan persamaan regresi y = 2,424x
2
+ 5,127x - 2,085 dan nilai R² = 0,999. Untuk menghitung konsentrasi testosteron dalam
sampel nilai 1Absorbansi dimasukan sebagai nilai x.
y = 2,424x
2
+ 5,127x - 2,085 R² = 0,999
2 4
6 8
10 12
14 16
18
0,000 0,500
1,000 1,500
2,000
ko n
sen tr
a si
n g
ml
1Absorbansi
kurva kalibrasi konsentrasi testosteron
Series1 Poly. Series1
Universitas Islam Negeri Jakarta
Dari persamaan tersebut didapatkan hasil konsentrasi sampel sebagai berikut :
Kelompok Absorbansi
1Abs Konsentrasi
testosteron Rerata
Konsentrasi ± SD H-0
H-31 H-0
H-31 H-0
H-31 H-0
H-31 Abs
1Abs Abs
1Abs
Kontrol 0,858
1,166 0,956
1,046 1,358
1,094 7,183
5,930
6,88 ± 0,831
7,26± 1,073
1,162 0,861
0,503 1,988
0,741 3,952
4,122 17,689
0,777 1,287
0,813 1,230
1,656 1,513
8,529 7,889
0,452 2,212
0,708 1,412
4,895 1,995
21,123 9,992 0,826
1,211 1,026
0,975 1,466
0,950 7,675
5,215
Dosis 50 mbKgBB
0,324 3,086
0,688 1,453
9,526 2,113
36,830 10,488
6,39 ± 1,921
3,08 ± 1,715
0,693 1,433
0,803 1,245
2,082 1,551
10,361 8,059 1,515
0,600 1,442
0,693 0,436
0,481 2,355
2,636 1,417
0,706 2,244
0,446 0,498
0,199 2,740
0,681 0,704
1,420 2,077
0,481 2,018
0,232 10,089 0,945
Dosis 100 mgKgBB
1,764 0,567
0,803 1,245
0,321 1,551
1.600 8,059
2,86 ± 0,473
2,99 ± 1,309
1,204 0,831
1,767 0,566
0,690 0,320
3,845 1,593
1,402 0,713
1,388 0,720
0,509 0,519
2,805 2,867
1,6 0,625
2,156 0,464
0,391 0,215
2,066 0,814
1,181 0,847
1,754 0,570
0,717 0,325
3,994 1,626
Dosis 150 mgKgBB
1,446 0,692
1,749 0,572
0,478 0,327
2,620 1,639
2,25 ± 0,392
1,80 ± 0,195
2,037 0,491
1,831 0,546
0,241 0,298
1,016 1,438
1,278 0,782
1,854 0,539
0,612 0,291
3,411 1,386
1,556 0,643
1,543 0,648
0,413 0,420
2,211 2,256
1,62 0,617
1,537 0,651
0,381 0,423
2,003 2,277
Universitas Islam Negeri Jakarta
Lampiran 11. Analisis Statistik Konsentrasi Testosteron 1.
Kelompok Kontrol 1.1
Uji Normalitas
Tujuan : Untuk melihat data konsentrasi testosteron terdistribusi normal atau tidak.
Hipotesis : Ho : Data konsentrasi testosteron terdistribusi normal
Ha : Data konsentrasi testosteron tidak terdistribusi normal Pengambilan keputusan :
Jika nilai signifikansi
≥ 0,05, maka Ho diterima
Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, maka Ho ditolak Hasil Uji Normalitas data konsentrasi testosteron tikus putih galur
Sprague Dawley
Kesimpulan : Data konsentrasi testosteron kelompok kontrol tikus putih galur Sprague Dawley terdistribusi normal.
Universitas Islam Negeri Jakarta
1.2 Uji Paired Samples T-Test