Varietas Kandungan Bahan Aktif Hammami et al., 2012

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.4 Varietas

Varietas adalah berbagai jenis bawang putih yang mempunyai perbedaan sifat atau ciri yang permanen atau tidak berubah, seperti tinggi-rendahnya tanaman, besar kecilnya umbi, umur panen, jumlah dan ukuran siung, kandungan dalam umbi, daya tahan terhadap penyakit, serta iklim pertumbuhannya. Secara garis besar, berdasarkan iklim yang dibutuhkan tanaman untuk bisa tumbuh dengan baik, bawang putih dikelompokkan menjadi dua varietas sebagai berikut : 1. Varietas yang bisa tumbuh di dataran tinggi dengan iklim subtropis 2. Varietas-varietas yang mampu beradaptasi atau mampu tumbuh di daerah dataran rendah. Jenis bawang putih yang banyak ditanam di Indonesia ada tiga varietas yang telah dikenal unggul, yaitu lumbu hijau dan lumbu kuning untuk lahan dataran tinggi serta lumbu putih untuk dataran rendah. Varietas lain yang ada merupakan modifikasi dari ketika varietas tersebut dan diberi nama sesuai dengan daerah asal penanamannya. Diantaranya varietas bawang Cirebon, bawang Tawangmangu, Iiocos dan Filipina, Santong, Sumbawa, Jatibarang, Bogor, obleg, dan varietas lanang Purwaningsih, 2007.

2.1.5 Kandungan Bahan Aktif Hammami et al., 2012

Kandungan utama bawang putih adalah air dan sebagian besar berat kering terdiri dari fruktosa yang mengandung karbohidrat, senyawa sulfur, protein, serat dan asam amino bebas. Bawang putih juga mengandung saponin dengan kadar yang tinggi, fosforus, kalium, sulfur, zink, sejumlah selenium dan vitamin A dan C, dan kalsium dengan kadar rendah, magnesium, natrium, besi, mangan dan vitamin B-kompleks Block et al., 1985. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Allisin Alil 2-propena thiosulfinat atau diallyl thiosulfinat merupakan bioaktif utama yang ada di dalam ekstrak air atau homogenat bawang putih kasar. Ketika bawang putih dipotong atau dihancurkan, enzim alinase yang terdapat di dalam bawang putih teraktivasi dan bereaksi pada alliin yang terdapat diseluruh bawang putih untuk menghasilkan allisin. Komponen sulfur penting lainnya yang terdapat di dalam homogenat bawang putih adalah allyl metil thiosulfonat, 1-propenyl allyl thiosulfonat dan L-glutamyl-S-alkil-L- sistein Hammami et al., 2012. Komposisi pada masing-masing sediaan bawang putih di tampilkan pada tabel 2. Beberapa penelitian menyebutkan apabila kandungan dalam bawang putih dapat mengganggu sistem reproduksi pada pria. Fitoestrogen merupakan konstituen yang memiliki efek estrogenik. Salah satu fitoestrogen adalah Allium sativum Dixon, 2004. Bawang putih telah dilaporkan mengandung dua fitoestrogen; lignan dan quersetin. Substansi yang mirip estrogen menginduksi gangguan secara langsung terhadap sel testis Hammami et al., 2012. Hal ini dapat diasumsikan bila Allium sativum memiliki kerja mirip estrogen Komponen Jumlah Bawang Putih Segar 1 Air 62-68 Karbohidrat utama fruktosa 26-30 Protein 1,5-2,1 Asam Amino :umum 1-1,5 Asam Amino ; sistein sulphoxida 0,6-1,9 Γ-Glutamylsistein 0,5-1,6 Lipid 0,1-0,2 Serat 1,5 Senyawa Sulfur total 1,1-3,5 Senyawa larut lemak total 0,15 Senyawa larut ait total 97 Tabel 1. Komposisi utama bawang putih UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tikus jantan dewasa yang menginduksi gangguan spermatogenesis Abdelmalik, 2010. Metabolit bawang putih seperti diallyl sulfida telah dilaporkan memiliki efek spermisidal Chakrabarti et al., 2003 serta Allisin yang merupakan komponen bioaktif dari bawang putih menginduksi aktivasi CASP3, CASP8 dan CASP9 dan pembelahan poli ADP-ribosa polimerasi pada beberapa sel kanker Hammami, 2009. Jus bawang putih kasar Serbuk Bawang putih Aged garlic extract Minyak bawang putih Allisin Metil alil Tiosulfinat 1-Propenyl allyl Tiosulfinat L-glutamyl-S-alkyl-L- cysteine Alliin S-allyl cystein S-allyl mercapto- cystein Diallyl sulfida Diallyl disulfida Diallyl trisulfida Allyl methyl disulfida Allyl methyl trisulfida Dimetyl trisulfida’Vinyl- dithiin Ajoene

2.1.6 Kegunaan dan Khasiat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hormon Testosteron Undekanoat (TU) Dan Medroksiprogesteron Asetat (MPA) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa dan Histologi Spermatogenesis Tikus Jantan (Rattus Novergicus L) Galur Sprague Dawley

4 46 157

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Daun Pacing (Costus spiralis) terhadap Diameter Tubulus Seminiferus, Motilitas, dan Spermisidal pada Tikus Jantan Strain Sprague-Dawley

0 10 95

Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang putih (Allium sativum L.) terhadap Regulasi Apoptosis Sel Germinal Tikus Jantan (Rattus norvegicus) Galur Sprague Dawley

1 26 89

Uji Antifertilitas Ekstrak Etil Asetat Biji Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Pada Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo

4 25 111

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

Uji Antifertilitas ekstrak N-Heksana biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) pada tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague Dawley secara IN VIVO

2 15 116

Uji Antifertilitas Ekstrak Etanol 70% Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Pada Tikus Jantan Galur Sprague Dawley Secara In Vivo

0 4 121

Aktivitas antifertilitas ekstrak etanol 70% daun pacing (costus spiralis) pada tikus sprague-dawley jantan secara in vivo

1 32 0

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa, Morfologi Spermatozoa, Dan Diameter Tubulus Seminiferus Pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley

4 34 116

Uji Antifertilitas Ekstrak n-heksana Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Pada Tikus Putih Jantan (Rattus Novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo

0 15 116