Sikap Diskriminasi, Kekerasan Fisik dan Marginalisasi

menyenangkan serta stigma negatif dari masyarakat pribumi membuat mereka senasib sepenanggungan, sehingga interaksi yang terjadi pun lebih bermakna dan lebih baik. Kini, perubahan telah terjadi. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan kemasyarakatan, kekuasaan dan wewenang serta interaksi sosial Soekanto, 2006 . Perubahan kehidupan sosial yang terjadi pada cina kebun sayur adalah pola interaksi yang berubah. Pembauran serta tangan terbuka dari masyarakat sekitar yang memberikan perubahan tersebut. Berikut kutipan hasil wawancara terhadap informan: “...Sekarang kehidupan cina kebun sayur lebih nyaman, bahkan setiap sore kami berkumpul di warung yang punya yah.. orang pribumi...” Sumber : hasil wawancara dengan Pak Udin, April 2010. Dengan terciptanya rasa saling toleransi serta saling menghargai perbedaan, maka interaksi sosial sebagai komponen dari kehidupan sosial tercapai dengan baik. Hal ini memberikan kontribusi penting bagi pengurangan konflik internal.

4.3.1.2 Sikap Diskriminasi, Kekerasan Fisik dan Marginalisasi

Diskriminasi dalam Sunarto, 1993 adalah suatu perlakuan berbeda terhadap orang-orang yang dikelompokkan kedalam kategori khusus. Diskriminasi sendiri dapat dibagi kedalam 2 kategori, yaitu : a. Diskriminasi Individu, yaitu tindakan seseorang pelaku yang berprasangka Universitas Sumatera Utara b. Diskriminasi Institusi, merupakan dampak kebijaksanaan atau praktek tertentu berbagai institusi dalam masyarakat. Diskriminasi muncul pula terhadap cina kebun sayur. Profesi sebagai kuli kontrak perkebunan serta munculnya stigma negatif menjadikan mereka sebagai objek diskriminasi. Kuli kontrak cina mendapatkan perhatian lebih kecil jika dibandingkan dengan kuli kontrak lainnya. Hal ini disebabkan karena buruh cina merupakan buruh murah. Kekerasan fisik merupakan bentuk perlakuan kasar yang diterima para kuli kontrak, karena melakukan kesalahan pada saat bekerja di perkebunan. Pada masa Kolonial, apabila pekerja melakukan kesalahan maka hukumannya adalah hukuman fisik atau potongan-potongan upah. Berikut kutipan wawancara terhadap salah satu informan : “...Kalau diingat-ingat cerita ayah saya selalu sedih rasanya. Kalo setiap subuh, ayah saya cepat-cepat berangkat kerja, kemudian pulang sampe malam terkadang. Yah..namanya juga dulu hidup sengsara kerjaan begitu pun ayah saya terima saja. Waktu itu ayah saya sakit kencing manis, kemudian beberapa hari tidak ke perkebunan. Setelah sehat, ayah saya kembali berkeja, namun kolonial kejam itu malah memukul ayah saya dan memotong upahnya banyak...” Sumber : hasil wawancara dengan Pak Aho, April 2010. Dari hasil wawancara tersebut membuktikan bahwa keselamatan, kesehatan, serta jaminan kesehatan pada masa itu tidak ada. Kekejaman Belanda tidak sesuai dengan kemanusiaan dan melanggar kode etik pekerjaan. Kini, hal tersebut tidak bisa dilakukan seorang majikan terhadap pekerjanya, karena peraturan tenaga kerja telah diatur didalam UUD 1945. Universitas Sumatera Utara Masyarakat marginal adalah sebuah kemungkinan atau probabilitas orang atau keluarga miskin untuk melangsungkan dan mengembangkan usahanya serta taraf kehidupannya. Pada umumnya yang mengalami marginalisasi adalah kaum migran. Kaum marginalisasi dianggap tidak mempunyai keahlian unskilled labour seperti pedagang, kurir, pengumpul barang bekas maupun kuli kontrak. Adapun ciri-ciri masyarakat yang termasuk golongan marginal adalah pertama, tidak terjadinya atau lamban terjadinya mobilitas sosial vertikal. Mereka yang miskin tetap miskin dan yang kaya tetap menikmati kekayaannya. Kedua, ketergantungan si miskin akan ekonomi kelas sosial diatasnya. Dahulunya cina kebun sayur datang ke Indonesia dalam keadaan miskin dan padsa akhirnya mereka dapat membuktikan bahwa perputaran ekonomi telah didapat. Sebagian besar etnis cina telah menghilangkan stigma negatif dan marginalisasi, karena dengan perkembangan perekonomian mereka secara langsung menaikkan status sosial mereka dan disegani oleh masyarakat sekitar.

4.3.1.3 Asimilasi