jawab, kepemimpinan dan sebagainya. Dalam masyarakat maju atau pada masyarakat berkembang, perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan selalu berkaitan erat
dengan ciri dan bentuk perekonomiannya. Sikap tertentu juga merintangi perubahan. Pembangunan ekonomi akan
terhambat kecuali jika mau mempelajari sikap bekerjasama, mengkehendaki kemajuan, menghargai pekerjaan, dan sebagainya. Bahkan perubahan menjanjikan
pemenuhan kebutuhan dasar seperti pemeliharaan kesehatan sekalipun, mungkin menghadapi rintangan karena sikap tradisional.
Cina kebun sayur dapat dikatakan sebagai migran. Migran terdorong mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mempertahankan posisi
ekonominya yang baik, karena sekali berada di kelompok kekeluargaan desa dan tidak lagi mengharapkan akan kembali ke desa. Karena kebutuhan penting
masyarakat industri adalah tenaga kerja terampil, maka sistem kekeluargaan tradisional membantu masyarakat industri dengan memotivasi migran menjadi
pekerja yang terampil, sehingga dapat membuat perubahan dalam kehidupannya.
2.2 Mobilitas Sosial
Menurut Horton dan Hunt, mobilitas sosial dapat diartikan sebagai suatu gerakan perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. Mobilitas sosial
juga dapat berupa peningkatan atau penurunan dalam segi status sosial dan biasanya termasuk pula dari segi penghasilan yang dapat dialami oleh beberapa individu atau
keseluruhan anggota kelompok Narwoko, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Mobilitas sosial dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: 1.
Mobilitas sosial vertikal Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek sosial dari
kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainya yang tidak sederajat. Mobilitas sosial vertikal sendirir terdiri dari;
a. Gerak sosial meningkat sosial climbing , yaitu gerak perpindahan anggota
masyarakat dari kelas sosial yang rendah ke kelas sosial yang lebih tinggi. b.
Gerak sosial yang menurun sosial slinking , yaitu geraka perpindahan anggota masyarakat dari kelas sosial lain lebih rendah posisinya.
2. Mobilitas sosial horizontal, adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial yang satu ke kelompok sosial lainnya yang
sederajat. Dalam mobilitas horizontal tidak terjadi perubahan dalam derajat status seseorang atau objek sosial lainnya.
Horton dan Hunt, menerangkan ada 2 faktor yang mempengaruhi tingkat mobilitas pada masyarakat modern, yaitu:
b. Faktor struktural, yaitu jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan
harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. c.
Faktor individu, yaitu kualitas orang per orang, baik ditinjau dari segi tingkat pendidikannya, penampilanya, keterampilan pribadi, dan termasuk faktor
kesempatan yang menentukan siapa yang akan berhasil mencapai kedudukan itu.
Mobilitas juga dibagi menjadi 2 jenis yaitu, pertama, mobilitas intragenerasi yang mengacu pada mobilitas sosial yang dialami seseorang dalam masa hidupnya,
Universitas Sumatera Utara
misalnya dari status asisten dosen menjadi guru besar, atau perwira pertama menjadi perwira tinggi. Kedua, mobilitas antargenerasi yang mengacu pada perbedaan status
yang dicapai seseorang dengan status orangtuanya. Misalnya, anak seorang tukang sepatu berhasil menjadi insinyur.
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :
a. Perubahan standar hidup yakni, Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis,
melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena
keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan
naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
b. Perkawinan Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui
perkawinan. Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di masyarakatnya.
Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tersebut. c. Perubahan tempat tinggal
Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru atau dengan cara
merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan
Universitas Sumatera Utara
mewah. Secara otomatis seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke
atas. d. Perubahan tingkah laku
Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih
tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri
dengan kelas yang diinginkannya. Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan
pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing.
e. Perubahan nama Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial
tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi. Contoh: Di kalangan masyarakat feodal
Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan Kang di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja
sebutan dan namanya berubah sesuai dengan kedudukannya yang baru seperti Raden”.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kehidupan Sosial dan Perekonomian Etnis Cina Tionghoa