Akulturasi Kehidupan Sosial Cina Medan Tionghoa .1 Asimilasi

b. Faktor terhambatnya asimilasi pada etnis cina di Indonesia bahkan di Asia Tenggara, adalah : - Adanya sikap eksklusif orang tionghoa. - Adanya superioritas yang tinggi. - Semangat materialisme yang serakah. - Tidak mau berasimilasi.

2.3.1.2 Akulturasi

Akulturasi mengacu pada pengaruh satu kebudayaan terhadap kebudayaan lain atau saling mempengaruhi antara dua kebudayaan, yang mengakibatkan terjadinya perubahan kebudayaan. Seorang antropolog Redfield. dkk, mendefinisikan akulturasi meliputi fenomena yang dihasilkan dua kelompok yang berbeda kebudayaanya mulai melakukan kontak langsung, yang diikuti pola kebudayaan asli salah satu atau kedua kelompok itu. Menurut definisi ini, akulturasi hanyalah satu aspek saja dari perubahan kebudayaan. Sedangkan difusi hanyalah satu aspek dari akulturasi. Difusi atau proses penyebaran inovasi ke lapisan masyarakat lain selalu terjadi dalam proses akulturasi, tetapi tidak dapat terjadi tanpa berlanjutnya kontak langsung yang diperlukan bagi akulturasi Lauer, 1989 . Dari penjelasan diatas disimpulkan bahwa akulkturasi mempunyai pengaruh lebih besar dibandingkan difusi, setidaknya dalam arti kebudayaan lain yang dipengaruhi akan lebih menyerupai kebudayaan yang mempengaruhi. Dan dapat di jelaskan juga bahwa akulturasi sebagai pola perubahan dimana terjadi penyatuan Universitas Sumatera Utara antara dua kebudayaan. Penyatuan ini dihasilkan dari kontak yang berlanjut. Mengenai jenis kontak, kedua kebudayaan dapat dikategorikan sebagai yang kuat dan yang lemah atau sama kuatnya atau menurut kemampuan anggota masyarakat pendukung satu kebudayaan tertentu untuk memaksakan aktivitas tertentu terhadap anggota masyarakat pendukung kebudayaan kedua. Dominasi ekstrem satu kebudayaan atas kebudayaan lain terjadi bila anggota masyarakat pendukung satu kebudayaan tertentu dapat membawa anggota masyarakat pendukung kebudayaan lain masuk kedalam aktivitas mereka sendiri dalam posisi status yang lebih rendah dan mengucilkanya dari posisi status yang tinggi, dan pada waktu yang bersamaan dapat memasuki aktivitas anggota masyarakat pendukung kebudayaan lain itu dalam posisi status yang tinggi. Menurut Dohrenwend dan Smith dalam Lauer, 1989 , mengemukakan 4 kemungkinan arah perubahan yang dapat dihasilkan dari kontak antara dua kebudayaan : a. Pengasingan, menyangkut pembuangan cara-cara tradisional oleh anggota pendukung satu kebudayaan tanpa menerima cara-cara kebudayaan lain. b. Reorientasi, menyangkut perubahan ke arah penerimaan struktur normatif kebudayaan lain. c. Penguatan kembali kebudayaan tradisional diperkokoh kembali. d. Penataan kembali kemunculan bentuk-bentuk baru seperti yang ditemukan dalam gerakan utopia. Universitas Sumatera Utara Kesadaran berbudaya muncul bersamaan dengan munculnya loyalitas etnis dalam diri individu tersebut ketika ia mengalami diskriminasi, yang tidak selalu bermakna negatif. Imigran akan mengalami diskriminasi karena status minoritasnya. Sebenarnya status minoritas inilah yang menjadi inti dari masalah status sosial. Dengan kata lain ia harus beradaptasi dengan cara akulturasi. Jadi, proses akulturasi terjadi mula-mula ketika sekelompok individu dari dua kelompok budaya yang berbeda mengadakan kontak secara terus-menerus satu sama lain dan setelahnya mengalami perubahan pola budaya pada salah satu atau keduanya seperti model akulturasi yang dikemukakan oleh Robert Park yaitu KONTAK dari tangan pertama → AKOMODASI menerima → ASIMILASI diterimamenjadi bagian. Perbedaan reaksi adaptasi dapat terjadi antar individu dalam kelompok minoritas yang sama atau memiliki latar belakang atau tingkat pendidikan yang sama yang disebabkan oleh perbedaan motivasi pendorong seperti keputusankeinginan pribadi, motivasi ekonomi, politik, dan lainnya, yang mana yang lebih menguntungkanberguna baginya maupun hanya sekedar untuk mempertahankan hidup. Reaksi adaptasi budaya ini juga selektif terhadap perilaku, nilai-nilai, dan lainnya tergantung pada individu masing-masing. Hal lama apakah yang akan digantinya dengan hal yang baru, dan sebaliknya hal lama yang akan tetap dipegangnya. Contoh kasus: kelompok minoritas Tionghoa di Jakarta, akan berbeda dengan kelompok minoritas Tionghoa di Medan yang mana masing-masing anggota kelompok dalam sebuah keluarga juga akan mengalami perubahan pola budaya yang berbeda. Universitas Sumatera Utara

2.3.1.3 Konflik