Interaksi Sosial Antara Masyarakat Cina Kebun Sayur-Pribumi

sayur merupakan orang-orang cina yang berasal dari Tiongkok dan melakukan migrasi ke tanah perantauannya di Sumatera Utara. Dahulunya mereka hanyalah sekelompok cina miskin. Sebutan cina miskin sendiri bukan hanya terdapat di Sumatera Utara saja. Contoh lain adalah Cina Benteng yang berada di Tanggerang, Jakarta. Pada saat itu, kehidupan cina kebun sayur sangatlah memprihatinkan. Pembatasan-pembatasan serta perlakuan yang tidak adil sering mereka rasakan. Kedatangan mereka ke Sumatera utara hanyalah sekelompok kecil, sehingga masyarakat pribumi menyebut mereka “kaum minoritas”. Namun, pergantian waktu memberikan perubahan bagi mereka. Jumlah mereka yang sudah sangat banyak dan dapat dijumpai dimana pun baik di pemukiman rakyat, perumahan elite, serta pusat- pusat bisnis. Untuk melihat seberapa besar tingkat perubahan yang terjadi pada cina kebun sayur dapat dipaparkan sebagai berikut :

4.3.1.1 Interaksi Sosial Antara Masyarakat Cina Kebun Sayur-Pribumi

Interaksi sosial merupakan bentuk umum dari proses sosial. Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok manusia, ataupun perorangan-kelompok manusia Soekanto, 2006 . Suatu proses interaksi dapat berlangsung melalui beberapa faktor. Faktor- faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung. Adapun faktor-faktor tersebut sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Faktor Imitasi Salah satu segi positif faktor imitasi adalah dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah atau nilai-nilai yang berlaku. Namun, Imitasi juga dapat mengakibatkan hal-hal yang menyimpang yaitu melemahkan atau bahkan mematikan kreasi seseorang. b. Faktor Sugesti Faktor ini berlangsung pabila sesseorang memberikan suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. c. Faktor Identifikasi Merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri sseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. d. Faktor Simpati Merupakan suatu proses dimana seseorang tertarik pada pihak lain. Dalam hal ini perasaan memegang peranan penting. Walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerjasama dengannya. Etnis cina merupakan etnis yang minoritas dan dapat dikatakan sebagai keturunan asing di Indonesia. Kaum minoritas dalam Sunarto, 1993 diartikan sebagai kelompok lain atau dengan kata lain kelompok tersebut dianggap tidak normal serta lebih rendah karena dinilai mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri yang dimaksud adalah ciri-ciri fisik, ekonomi, budaya, dan perilaku. Oleh sebab itu kelompok minoritas sering mendapat perlakuan tidak adil seperti diskriminasi, Universitas Sumatera Utara bahkan eksploitasi dari masyarakat sekitar. Sedangkan kelompok mayoritas dianggap mempunyai kelebihan-kelebihan dibanding kelompok minoritas. Kelompok ini menganggap dirinya normal. Dengan istilah kaum minoritas, cina kebun sayur membatasi dirinya atau dengan kata lain terbatasi untuk melakukan interaksi dengan masyarakat lain pribumi, sehingga sebagian besar dari mereka menjadi individualisme. Semasa menjadi kuli kontrak perkebunan interaksi sosial antara cina kebun sayur dengan pribumi terbatasi. Kebijakan serta keterikatan kontrak pekerjaan dengan Belanda mengambil hak-hak kebebasan mereka. Para kuli dipaksa bekerja diluar jam kerja yang telah disepakati. Berikut contoh dari terpasungnya hak-hak kuli kontrak akibat perjanjian kerja dengan pihak Belanda yang dikutip dari salah satu informan : “...Kalau wa kurang mengerti ceritanya, karena yang cina kebun sayur itu kakek wa. Tapi, secara gamblang wa tahunya kehidupan kuli kontrak itu antara hidup dan mati. Gimana tidak, mereka harus bangun pagi-pagi buta..langsung keperkebunan dan bekerja sampai senja. Bahkan apabila mereka lembur, upah mereka tidak bertambah. Hal ini menyebabkan terbatasinya untuk melakukan interaksi sosial dengan individu lainnya...” Sumber : hasil wawancara dengan Pak Aki, April 2010 . Dari hasil wawancara tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa kontrak kerja yang mengikat mereka menyisahkan kesengsaraan. Bukan hanya interaksi saja, cina kebun sayur juga mendapatkan perlakuan kasar, serta tindakan-tindakan yang kurang adil baik dari masyarakat sekitar ataupun Belanda. Keterikatan kontrak tersebut dapat dikatakan memasung hak-hak kemanusiaan para pekerja. Bila interaksi antara cina dengan pribumi pada saat itu mendapatkan hambatan. Berbeda dengan interaksi antar sesama cina kebun sayur. Sikap yang tidak Universitas Sumatera Utara menyenangkan serta stigma negatif dari masyarakat pribumi membuat mereka senasib sepenanggungan, sehingga interaksi yang terjadi pun lebih bermakna dan lebih baik. Kini, perubahan telah terjadi. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan kemasyarakatan, kekuasaan dan wewenang serta interaksi sosial Soekanto, 2006 . Perubahan kehidupan sosial yang terjadi pada cina kebun sayur adalah pola interaksi yang berubah. Pembauran serta tangan terbuka dari masyarakat sekitar yang memberikan perubahan tersebut. Berikut kutipan hasil wawancara terhadap informan: “...Sekarang kehidupan cina kebun sayur lebih nyaman, bahkan setiap sore kami berkumpul di warung yang punya yah.. orang pribumi...” Sumber : hasil wawancara dengan Pak Udin, April 2010. Dengan terciptanya rasa saling toleransi serta saling menghargai perbedaan, maka interaksi sosial sebagai komponen dari kehidupan sosial tercapai dengan baik. Hal ini memberikan kontribusi penting bagi pengurangan konflik internal.

4.3.1.2 Sikap Diskriminasi, Kekerasan Fisik dan Marginalisasi