Definisi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

12 Perpustakaan berkewajiban untuk menjaga dan melestarikan koleksi bukunya agar bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama, dapat dijaga kondisinya minimal mampu memperlambat terjadinya kerusakan bahan pustaka serta menjaga kandungan informasi yang terdapat di dalamnya, di mana kesemuanya itu terangkum dalam kegiatan pelestarian bahan pustaka. Kegiatan pelestarian bahan pustaka pada hakikatnya mencakup dua segi, yaitu melestarikan kandungan informasi, dan melestarikan fisik dokumen atau bahan pustaka yang bersangkutan. 8 Dengan demikian tujuan pelestarian bahan pustaka adalah melestarikan bahan-bahan pustaka serta informasi yang direkam dalam bentuk fisiknya, atau dialihkan pada media lain, agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan. 9 Perpustakaan bertanggung jawab mengelola bahan pustaka agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan. Perpustakaan juga harus mampu mengatur besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk melakukan pelestarian bahan pustaka, sehingga jelas dalam mengalokasikan anggaran dalam kegiatan pelestarian bahan pustaka. Kebutuhan untuk keperluan kegiatan pelestarian harus direncanakan dengan matang agar dana yang terserap dapat berguna secara efektif dan dapat dipertanggungjawabkan. 8 Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakawanan, Jakarta : Universitas Terbuka, 1999. h.11. 9 Sumiyardi, Pentingnya Pemahaman Preservasi Bagi Pustakawan. Buletin FKP2T, Th. II, No. 2. 1997. h. 42. 13

2. Fungsi Pelestarian Bahan Pustaka

Fungsi pelestarian ialah menjaga agar koleksi perpustakaan tidak diganggu oleh tangan jahil, serangan dari hama perusak bahan pustaka seperti serangga dan jamur yang merajalela pada buku-buku yang ditempatkan di ruang yang lembab. Pelestarian memiliki beberapa fungsi antara lain: a. Fungsi melindungi. Bahan pustaka dilindungi dari serangga-serangga, manusia, jamur, panas matahari, air, dan sebagainya. Dengan pelestarian yang baik serangga dan binatang kecil tidak dapat menyentuh dokumen. Manusia tidak akan salah dalam menangani dan memakai bahan pustaka. Jamur tidak akan sempat tumbuh, dan sinar matahari serta kelembaban udara di perpustakaan akan mudah terkontrol b. Fungsi pengawetan. Bahan pustaka menjadi lebih awet bila dirawat dengan baik, bisa lebih lama dipakai, dan diharapkan lebih banyak pembaca dapat mempergunakan bahan pustaka tersebut. c. Fungsi kesehatan. Dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi bersih, bebas dari debu, jamur, binatang perusak, sumber dan sarang dari berbagai penyakit, sehingga pemakai maupun pustakawan menjadi tetap sehat. Pembaca lebih bergairah membaca dan memakai perpustakaan. d. Fungsi pendidikan. Pemakai perpustakaan dan pustakawan sendiri harus belajar bagaimana cara memakai dan merawat dokumen. Mereka juga harus menjaga disiplin, tidak membawa makanan dan minuman ke dalam perpustakaan, tidak mengotori bahan pustaka maupun ruangan perpustakaan. Mendidik pemakai serta pustakawan sendiri untuk berdisiplin tinggi dan menghargai kebersihan. e. Fungsi kesabaran. Merawat bahan pustaka ibarat merawat bayi atau orang tua, jadi harus sabar. Bagaimana kita menambal buku berlubang, membersihkan kotoran binatang kecil dengan baik. Menghilangkan noda dari bahan pustaka memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi. f. Fungsi sosial. Pelestarian tidak bisa dikerjakan oleh seorang diri. Pustakawan harus mengikutsertakan pembaca perpustakaan untuk tetap merawat bahan pustaka dan perpustakaan. g. Fungsi ekonomi. Dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi lebih awet, sehingga anggaran perpustakaan dapat dihemat. h. Fungsi keindahan. Dengan pelestarian yang baik, penataan bahan pustaka yang rapih, perpustakaan tampak menjadi indah, sehingga menambah daya tarik kepada pembacanya. 10 10 Karmidi Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas Terbuka, 1999 h. 6-7