Pendekatan masalah Metode Penelitian

11 a. Kuesi oner yang diberikan langsung kepada responden yaitu masyarakat kelurahan Cipedak. b. Meng umpulkan dokumen yang berkaitan dengan penelitian.

5. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode kuantitatif, yaitu dengan cara analisis deskriptif terhadap variabel penelitian dengan memberikan standar jawaban berupa skor,yang selanjutnya dikategorikan ke dalam tingkatan rendah, sedang, tinggi. Demikian untuk pertanyaan tentang pengetahuan dan pemahaman. Sedangkan untuk pertanyaan sikap hukum dengan memberikan standar jawaban berupa skor, yang selanjutnya dikategorikan ke dalam tingkatan rendah, sedang, tinggi berbentuk persentase untuk mendapat konsistensi masyarakat Cipedak terhadap Pencatatan Perkawinan.

F. Teknik Penulisan

Adapun penulisan ini berpedoman pada aturan buku Pedoman Penulisan Skripsi tahun 2007, yang disediakan oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan beberapa pengecualian yaitu tulisan ayat Al- Qur’an dan Hadits satu spasi, dan daftar pustaka, Al-Qur’an ditulis diawal.

G. Sistematika Penulisan

12 Agar penulisan skripsi ini lebih sistematis dan terarah, maka penulisan skripsi ini disusun dalam lima bab, setiap bab terdiri dari sub-sub bab yaitu: Bab Pertama, Pendahuluan, yang meliputi, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, studi review terdahulu, metode penelitian, teknik penulisan dan sistematika penulisan . Bab kedua menjelaskan tentang pengertian kesadaran hukum, konsep kesadaran hukum, fungsi kesadaran hukum, dasar hukum pencatatan perkawinan, urgensi pencatatan perkawinan. Bab ketiga menjelaskan tentang potret masyarakat kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa, kondisi geografis dan batas wilayah, keadaan demografi, kehidupan keagamaan dan kemasyarakatan, kehidupan ekonomi dan politik. Bab keempat menjelaskan tentang identitas responden, pengetahuan tentang pencatatan perkawinan, pemahaman tentang pencatatan perkawinan, sikap tentang pencatatan perkawinan, perilaku tentang pencatatan perkawinan, kemudian analisis dan interpretasi penulis. Dan penulisan skripsi ini ditutup bab kelima yang berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi penulis, dan lampiran daftar pustaka dan lain-lain. 13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kesadaran Hukum

1. Pengertian Kesadaran Hukum

Secara bahasa “Kesadaran Hukum” terbentuk dari dua kata yaitu Kesadaran dan hukum. Kata “kesadaran”mempunyai kata dasar “sadar”, yang berawalan ke-an. Sadar berarti insyaf, paham, mengerti. Kesadaran berarti mengetahui serta memahami sesuatu hal baik secara kongkrit maupun abstrak. 1 Kesadaran hukum diartikan secara terpisah dalam bahasa yang kata dasarnya “sadar” tahu dan mengerti, dan secara keseluruhan merupakan mengetahui dan mengerti tentang hukum, menurut Ewick dan Silbey : “Kesadaran Hukum” mengacu ke cara-cara dimana orang-orang memahami hukum dan intitusi-institusi hukum, yaitu pemahaman-pemahaman yang memberikan makna kepada pengalaman dan tindakan orang-orang. 2 1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka, 1988, Cet. I, h,765 2 Ali Achmad, Menguak Teori Hukum Legal Theory dan Teori Peradilan Judicial Prudence Termasuk Interprestasi Undang-undang legisprudence, Jakarta: Kencana, 2009, hal 510 .