Kehidupan Ekonomi dan Politik

40

BAB IV PENCATATAN PERKAWINAN DAN KESADARAN HUKUM

MASYARAKAT KELURAHAN CIPEDAK

A. Identitas Responden

Obyek yang menjadi penelitian penulis adalah masyarakat Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan. Adapun deskripsi identitas responden mengacu pada tiga indikator, yaitu: 1 Jenis Kelamin, 2 Tingkat Pendidikan, 3 Pekerjaan. Dari sebaran angket ternyata responden lebih didominasi oleh masyarakat yang berjenis kelamin laki-laki, yakni 67 . Dan sebagian responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 33 . Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden N=100 Jenis kelamin Frekuensi Laki-laki Perempuan 67 33 67 33 Total 100 100 Keterangan: Data diolah dari hasil survai di lapangan Berdasarkan perbedaan tingkat pendidikan jumlah responden untuk setiap tingkat pendidikan yaitu: tingkat pendidikan tidak tamat SD 0 berjumlah 19 , tingkat pendidikan SDMI yakni, 28 . Tingkat pendidikan SMPMTs yaitu, 15 . Tingkat pendidikan SMAMA 29 . Tingkat pendidikan Perguruan Tinggi berjumlah 9 . 41 Tabel 4.2 Tingkat pendidikan N=100 Tingkat pendidikan Frekuensi Tidak tamat sekolah SDMI SMPMTs SMAMA Perguruan Tinggi 19 28 15 29 9 19 28 15 29 9 Total 100 100 Keterangan: Data diolah dari hasil survai di lapangan Mengacu kepada indikator pekerjaan ternyata sebagian besar adalah pekerja sebagai karyawan, buruh, dan wiraswasta yang berjumlah 70 . Ibu Rumah Tangga yakni 22 . Dan masyarakat yang berprofesi sebagai pengajar formal maupun non formal berjumlah 8 . Tabel 4.3 Jenis Pekerjaan N=100 Pekerjaan Frekuensi Pekerja Ibu Rumah Tangga Pengajar 70 22 8 70 22 8 Total 100 100 Keterangan: Data diolah dari hasil survai di lapangan 42

B. Pengetahuan Terhadap Pencatatan Perkawinan

Pengetahuan hukum merupakan salah satu indikator pertama dari kesadaran hukum. Untuk itu pada bagian ini akan dikemukakan pengetahuan responden seputar hukum perkawinan. Tabel 4.4 menunjukkan jumlah responden yang mengetahui sistem apa yang digunakan dalam mengatur perkawinan masyarakat di Indonesia. Dalam tabel itu dapat diamati bahwa sebagian besar responden, yakni 81 menganggap bahwa sistem hukum Islamlah yang berlaku di Indonesia. Berada di peringkat kedua, responden memilih hukum adat, sebanyak 4 sebagai sistem hukum yang berlaku. Sedangkan sisanya, 15 menganggap bahwa sistem hukum perkawinan yang berlaku di Indonesia adalah sistem hukum Nasional. Tabel 4.4 Menurut saudara, sistem hukum apa yang mengatur pencatatan perkawinan di Indonesia? N=100 Jenis sistem Hukum Frekuensi Hukum Adat Hukum Islam Hukum Nasional 4 81 15 4 81 15 Total 100 100 Keterangan: Data diolah dari hasil survai lapangan Pada tabel 4.5 pertanyaan diarahkan untuk menggali pengetahuan responden tentang perbedaan yang ada pada sistem-sistem hukum tersebut. Sebanyak 53 responden 53, menyatakan bahwa antara sistem hukum adat, hukum Islam, dan hukum Nasional terdapat perbedaan. Persentase ini 43 memang sangat signifikan dibanding persentase yang menyatakan tidak ada 22 dan bahkan mereka yang tidak mengetahui apakah sama atau berbeda 25. Tabel 4.5 Menurut pengetahuan saudara, adakah perbedaan di antara sistem- sistem hukum tersebut? N=100 Perbedaan sistem Frekuensi Ada Tidak ada Tidak tahu 53 22 25 53 22 25 Total 100 100 Keterangan: Data diolah dari hasil survai lapangan Tabel 4.6 memaparkan pengetahuan masyarakat tentang fungsi Kantor Urusan Agama KUA. Sebanyak 87 menjawab bahwa mereka mengetahui fungsi-fungsi KUA. Sedangkan yang menyatakan ketidaktahuannya yakni, 10, dan yang tidak menjawab, yakni 3. Tabel 4.6 Apakah saudara mengetahui fungsi Kantor Urusan Agama KUA? N=100 Pengetahuan tentang fungsi KUA Frekuensi Tahu Tidak tahu Tidak menjawab 87 10 3 87 10 3 Total 100 100