Pengetahuan Terhadap Pencatatan Perkawinan

45 Tabel 4.8 Apakah saudara mengetahui hak dan kewajiban suami-istri N=100 Pengetahuan tentang hak dan kewajiban Frekuensi Tahu Tidak tahu Tidak menjawab 84 9 7 84 9 7 Total 100 100 Keterangan: Data diolah dari hasil survai lapangan

C. Pemahaman Terhadap Pencatatan Perkawinan

Pemahaman tentang suatu sistem hukum merupakan indikator kedua dari kesadaran hukum. Untuk itu akan dikemukakan pemahaman hukum masyarakat terhadap pencatatan perkawinan. Tabel 4.9 mengemukakan jumlah responden berkenaan dengan hukum yang digunakan ketika menikah. Sebanyak 73 menjawab hukum Islam, maka dapat dikatakan bahwa masih ada beberapa responden melakukan perkawinan yg tidak dicatat, karena mereka tidak memilih hukum nasional UU No. 11974 sebagai landasan hukum yang digunakan. Namun, tidak tertutup kemungkinan, telah terjadi kesalahpahaman responden menyangkut pilihan jawaban yang disediakan. Hal itu dimungkinkan karena tidak adanya kepahaman terhadap perbedaan antara hukum islam dan hukum positif yang berlaku. Dengan kata lain mereka tidak mengetahui substansi UU perkawinan nasional. Oleh karena itu, kenyataan ini menunjukkan lemahnya pemahaman responden terhadap hukum perkawinan nasional. Sementara yang menjawab Adat, Barat, dan Nasional masing-masing 4, 0, dan 23. 46 Tabel 4.9 Sistem hukum apa yang saudara gunakan ketika menikah? N=100 Sistem hukum Frekuensi Islam Adat Barat Nasional 73 4 23 73 4 23 Total 100 100 Keterangan: Data diolah dari hasil survai lapangan Tabel 4.10 menjelaskan pemahaman responden tentang bagaimana seharusnya menentukan kriteria dalam memilih calon pasangan hidup. Sebagian responden, yakni 55 memilih kriteria agama sebagai pertimbangan pertama dalam menentukan calon pasangan hidup. Tabel 4.10 Ketika saudara hendak menikah, kriteria apa yang digunakan? N=100 Kriteria yang dipilih frekuensi Harta kekayaan Keturunan Penampilan Agama 19 7 19 55 19 7 19 55 Total 100 100 Keterangan: Data diolah dari hasil survai lapangan 47 Selanjutnya ditempati para responden yang memilih aspek harta kekayaan 19, penampilan 19, dan keturunan 7. Tabel 4.11 menjelaskan pemahaman responden tentang pentingnya pencatatan dalam sebuah perkawinan. Responden yang menganggap perlu sebanyak 85. Tabel 4.11 Menurut saudara perlukah pencatatan dalam perkawinan? N=100 Urgensi pencatatan Frekuensi Perlu Tidak perlu Tidak peduli Tidak tahu 85 11 3 1 85 11 3 1 Total 100 100 Keterangan: Data diolah dari hasil survai lapangan Sedangkan responden yang menyatakan tiak perlu, tidak peduli, bahkan tidak mengetahui apakah perlu niikah dicatat sebanyak 15. Tabel 4.12 menjelaskan jumlah responden yang memahami mekanisme pertanggung jawaban pemenuhan nafkah keluarga. Terdapat keseimbangan jumlah responden dalam hal siapa yang berkewajiban memikul beban nafkah keluarga. Responden yang memilih suami sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap nafkah keluarga sebanyak 45. Persentase ini adalah tertinggi dibanding yang lainnya. 48 Sementara yang menganggap harus ditanggung bersama sebanyak 49 responden. Sedangkan yang menunjuk istri sebagai pihak yang juga bertanggung jawab 6. Tabel 4.12 Menurut saudara, bagaimana mekanisme pemenuhan nafkah keluarga? N=100 Tanggung jawab nafkah Frekuensi Suami Istri Bersama 45 6 49 45 6 49 Total 100 100 Keterangan: Data diolah dari hasil survai lapangan

D. Sikap Terhadap Pencatatan Perkawinan

Salah satu indikator dari kesadaran hukum adalah sikap terhadap suatu sistem hukum. Untuk itu maka pada bagian ini akan dikemukakan sikap hukum masyarakat terhadap pencatatan perkawinan. Tabel 4.13 menjelaskan sikap responden tentang adanya aturan yang mengharuskan pernikahan dicatat di KUA. Sejumlah 95 setuju bahwa perkawinan memang harus dicatat di KUA. Kenyataan ini menunjukkan bahwa masyarakat Cipedak sepakat dengan aturan perundang-undangan yang berlaku, terutama menyangkut pencatatan perkawinan di KUA.