Kemunculan Aspek KPS dari Setiap Buku

57 keterampilan proses yang lainnya, hal tersebut sejalan dengan Akinbobola dalam Try Nesia 57 dkk yang menyatakan bahwa keterampilan proses dasar terdiri dari mengamati. Keterampilan obeservasi menjadi gerbang untuk mengembangkan keterampilan mengukur, mengklasifikasikan, berkomunikasi, menyimpulkan, menerapkan konsep, dan bertanya. Oleh karena itu, buku teks fisika yang baik harus banyak menstimulasi keterampilan observasi siswa. Aspek klasifikasi juga dikembangkan dalam kedua buku. Buku A mengambangkan aspek klasifikasi pada bagian penjelasan, sedangkan buku B mengembangkan aspek klasifikasi pada bagian kegiatan siswa Keterampilan klasifikasi atau keterampilan mengelompokkan adalah salah satu kemampuan yang penting dalam kerja ilmiah. Klasifikasi merupakan proses yang digunakan para ilmuan untuk menentukan golongan benda-benda atau kegaitan-kegiatan. Keterampilan klasifikasi dikembangkan melalui latihan- latihan mengkategorikan benda-benda berdasarkan sifat-sifat benda tersebut. Klasifikasi sering dimasukkan ke dalam keterampilan observasi. Padahal sesungguhnya klasifikasi merupakan keterampilan yang didasarkan pada keterampilan observasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa keterampilan klasifikasi merupakan keterampilan beyond observation. 58 Mencatat setiap hasil pengamatan, mengidentifikasi persamaan atau perbedaan, membandingkan, mengontraskan ciri-ciri serta mencari dasar pengelompokkan dari suatu objek atau fenomena yang sedang dipelajari menunjukkan bahwa siswa melakukan keterampilan klasifikasi. Dalam klasifikasi, dituntut kecermatan siswa dalam mengamati. Aspek interpretasi hanya dikembangkan dalam buku A pada bagian kegiatan siswa sedangkan buku B tidak mengembangkan aspek interpretasi. Keterampilan interpretasi atau menafsirkan adalah keterampilan proses dalam memberikan suatu tafsiran teoritis terhadap suatu objek atau fenomena. Data yang diperoleh melalui observasi dapat dicatat atau disajikan dalam berbagai bentuk seperti tabel, grafik atau diagram. Data yang disajikan tersebut barulah dapat 57 Try Nesia Nurhemy, dkk, Penerapan Active Learning Dengan Silent Demonstration untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VII D SMP Negeri 14 Surakarta, Jurnal Pendidikan Biologi-FKIP UNS, 2011, h. 66 58 Nuryani Y. Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: UM Press, 2005, h. 83 58 ditafsirkan. Mencatat setiap hasil pengamatan, menghubung-hubungkan hasil pengamatan, menemukan pola atau keteraturan dari suatu seri pengamatan, dan menarik kesimpulan termasuk dalam keterampilan interpretasi. Aspek prediksi juga hanya dikembangkan dalam buku A pada bagian penjelasan. Memprediksi adalah meramal secara khusus tentang apa yang akan terjadi pada observasi yang akan datang. Keterampilan memprediksi adalah keterampilan memperkirakan kejadian yang akan datang berdasarkan kejadian- kejadian yang terjadi sekarang. Prediksi berbeda dengan dugaan, prediksi harus dilandasi oleh observasi, pengukuran, dan informasi tentang hubungan-hubungan antara variable. Menggunakan polahasil pengamatan, mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada termasuk dalam keterampilan memprediksi. Aspek selanjutnya yang dikembangkan dalam buku A dan B ialah aspek menggunakan alatbahan. Aspek ini paling banyak dikembangkan pada bagian kegiatan siswa dari kedua buku sedangkan bagian penjelasan yang mengembangkan aspek menggunakan alatbahan hanya terdapat pada buku A saja. Keterampilan mengunakan alat dan bahan sangat dibutuhkan dalam proses penelitian IPA. Untuk dapat memiliki keterampilan menggunakan alat dan bahan, siswa harus menggunakan secara langsung alat dan bahan agar dapat memperoleh pengalaman langsung. Kemahiran menggunakan alat dan bahan dapat meningkatkan tingkat akurasi dari penelitian tersebut. Termasuk dalam keterampilan menggunakan alat dan bahan ialah mengetahui alasan mengapa menggunakan alatbahan tertentu, mengetahui bagaimana menggunakan alatbahan tertentu serta kemahiran menggunakan alat dan bahan itu sendiri. Terdapat satu aspek lagi yang dikembangkan dalam kedua buku yakni aspek menerapkan konsep. Kedua buku mengembangkan aspek menerapkan konsep pada bagian kegiatan siswa, sedangkan bagian penejelasan yang mengembangkan aspek menerapkan konsep hanya terdapat pada buku A saja. Keterampilan menerapkan konsep hanya dapat dikuasai jika siswa sudah memahami konsep terlebih dahulu. Penguasaan keterampilan menerapkan konsep 59 dapat dilihat apabila siswa dapat menggunakan konsep yang telah dipelajarinya dalam situasi baru atau menerapkan konsep itu pada pengalaman-pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi. Aspek terakhir yang dikembangkan dalam buku yang menjadi objek penelitian ialah aspek mengomunikasikan. Keterampilan mengomunikasikan dikembangkan dalam buku B pada bagian kegiatan siswa saja. Menurut Ango dalam Try Nesia 59 dkk, komunikasi adalah aspek penting dalam penelitian ilmiah. Tak seorang pun dapat mengetahui hasil atau temuan penelitian tanpa adanya komunikasi dalam penelitian. Keterampilan berkomunikasi termasuk dalam tahap awal dalam mengajar dan belajar untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Media komunikasi dapat berupa ucapan, tulisan, gambar, diagram, grafik, rumus-rumus, tabel dan angka. Mengubah bentuk penyajian, memberikan data empiris hasil percobaan dengan grafik, tabel, atau diagram, menyusun dan menyampaikan laporan penelitian secara sistematis, menjelaskan hasil penelitian, membaca grafik, tabel atau gambar dan mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau kegiatan merupakan indikator keterampilan berkomunikasi yang seharusnya dikembangkan dalam buku teks fisika khususnya BSE yang diterbitkan oleh pemerintah. Aspek-aspek yang dikembangkan dalam buku A dan B, jika kita lihat keterkaitannya dengan Standar Kompetensi SK dam Kompetensi Dasar KD Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP maka kedua buku dinyatakan sesuai karena SK-KD kurikulum tingkat satuan pendidikan hanya menuntut pengembangan aspek menerapkan konsep. Sementara itu, jika kita melihat dengan kurikulum 2013 K13. Maka kedua buku tersebut hampir memnuhi kriteria pengajaran sesuai K13. Kurikulum 2013 menuntut dilaksanakannya kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan menyampaikan. Kegiatan-kegiatan ini biasa dikenal dengan istilah 5M. Jika dikomparasi dengan keterampilan proses sains, maka K13 bersesuaian KPS. Kegiatan mengamati sama dengan observasi, kegiatan menanya sama dengan keterampilan mengajukan pertanyaan, kegiatan mencoba sama dengan keterampilan menggunakan alatbahan dan menerapkan 59 Try Nesia Nurhemy, dkk, Op. Cit., h. 67