Buku Teks Mata Pelajaran Fisika

22 model planet, model sistem tata surya, model gelombang cahaya dan model double helix DNA merupakan perwujudan konkret fenomena yang tidak dapat secara langsung dapat teramati. Secara umum, model-model merupakan deduksi dari gagasan abstrak, dan seringkali tidak dapat perbedaan yang jelas antara model-model, hipotesis- hipotesis, dan teori-teori. Buku-buku teks merupakan referensi utama bagi sebagian besar pengertian kita tentang model-model sains. Mereka sangat berguna untuk membantu kita menjadi akrab dengan gagasan-gagasan penting. Sayangnya, beberapa orang menjadi percaya bahwa model-model tersebut merupakan hal yang nyata. Mereka lupa bahwa sebuah model hanyalah digunakan untuk membantu seseorang untuk mengkonsepsi conceptualize fitur-fitur yang menonjol dari prinsip-prinsip atau teori-teori, dan gambaran pikiran tersebut tidaklah nyata. b. Meminta siswa untuk mengingat informasi yang diperoleh. Buku pelajaran sains tidak hanya menyajikan fakta, konsep, prinsip, hukum, hipotesis, teori dan model saja. Akan tetapi, buku pelajaran sains juga harus menyediakan sarana evaluasi ketercapaian kemampuan siswa baik secara kognitif, afektif maupun psikomotor. Salah satu bentuk evaluasi kognitif adalah dengan meminta siswa untuk mengingat informasi yang diperoleh dalam bentuk soal yang disediakan dalam buku. 2. Sains sebagai jalan untuk menyelidiki. Buku teks yang menekankan penyelidikan investigation memperhatikan aspek kognitif dan psikomotor siswa saat siswa berada dalam proses untuk mengetahui find out. Hal ini mencerminkan aspek yang aktif dari inkuiri dan belajar aktif, yang melibatkan siswa dalam mengobservasi, bertanya, berhipotesis, mengumpulkan data dan menarik kesimpulan. Materi-materi yang mencerminkan karakter ini antara lain: a. Meminta siswa untuk menjawab pertanyaan melalui penggunaan alat-alat untuk bereksperimen. b. Meningkatkan kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan menggunakan diagram, tabel dan sejenisnya. 23 c. Meningkatkan kemampuan siswa untuk memberikan argumen dari jawaban- jawaban mereka. 3. Sains sebagai jalan untuk berpikir Buku teks yang menegaskan sains sebagai sebuah jalan atau cara untuk berpikir menggambarkan bagaimana sains, secara umum, atau seorang ilmuwan, secara khusus, “menemukan” finding out. Aspek yang meliputi ini adalah berpikir, berargumen, dan merefleksikan. Buku teks menyampaikan kepada siswa bagaimana inisiatif ilmiah bekerja. Muatan materi akan buku ajar dengan karakter ini akan mencerminkan: a. Menggambarkan bagaimana seorang ilmuwan bereksperimen. b. Menunjukkan secara historis bagaimana membangun sebuah gagasan. c. Menggambarkan penggunaan asumsi-asumsi. d. Mendiskusikan hubungan sebab-akibat. 4. Interaksi Sains, Teknologi, Masyarakat, dan Lingkungan. Materi sains, teknologi, masyarakat, dan lingkungan menggambarkan dampak dari sains dalam masyarakat dan hubungan antara sains dan teknologi. Materi ini memfokuskan aplikasi sains dan bagaimana teknologi membantu atau merintangi umat manusia.

C. Keterampilan Proses Sains 1. Pengertian Keterampilan Proses Sains

Ada beberapa alasan yang melandasi perlunya diterapkan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar sehari-hari, 31 yaitu: a. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin pesat sehingga tak mungkin lagi guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. b. Ahli psikologi umumnya sependapat bahwa siswa mudah memahami konsep- konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh kongkret. c. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak seratus persen, penemuan ilmu pengetahuan bersifat relatif. 31 Conny Semiawan, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta: PT. Gramedia, 1986, h.14- 15 24 d. Dalam proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak dapat dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri siswa. Berdasarkan keempat alasan di atas perlu dicari cara belajar mengajar yang sebaik-baiknya. Kemampuan siswa dalam menemukan konsep perlu dibekali dengan kegiatan pembelajaran yang berorientasi proses student centered. Dalam hal ini guru dapat mengembangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains. Menurut Rustaman keterampilan proses adalah keterampilan yang melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. 32 Semiawan mendefinisikan keterampilan proses sebagai keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru. 33 Sejalan dengan pendapat Semiawan, Harlen mendefinisikan keterampilan proses sains sebagai keterampilan- keterampilan yang biasa dilakukan oleh ilmuwan untuk memperoleh pengetahuan. 34 Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains dalam pembelajaran merupakan kemampuan atau kecakapan fisik dan mental yang harus dimiliki siswa untuk melaksanakan suatu tindakan dalam belajar sains sehingga menghasilkan konsep, teori, prinsip, hukum maupun fakta. Keterampilan fisik dan mental itu pada dasarnya dimiliki oleh siswa meskipun dalam wujud potensi atau kemampuan yang belum terbentuk secara jelas, kemampuan yang masih sederhana, kemampuan yang masih perlu dirangsang agar mau menampakkan diri. 35 Dengan kenyataan demikian guru seharusnya dapat menumbuhkan potensi dan mengembangkan kemampuan- kemampuan tersebut dalam diri siswa. Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau 32 Nuryani Y. Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: IKIP Malang, 2005, h.78. 33 Conny Semiawan, dkk., op. cit., h. 17. 34 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 46 35 Conny Semiawan, dkk. loc. cit.,, h. 18 25 kegiatan yang sedang dilakukan. Para guru dapat menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan-keterampilan itu dalam diri siswa sesuai dengan taraf perkembangan pemikirannya, sehingga diharapkan dengan dikembangkannya keterampilan-keterampilan proses oleh guru, siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.

2. Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya

Jenis-jenis keterampilan proses sains menurut Harlen, adalah sebagai berikut: 36

a. Keterampilan Observasi

Keterampilan ini berhubungan dengan penggunaan secara optimal dan proporsional seluruh alat indra untuk menggambarkan objek dan hubungan ruang waktu atau mengukur karakteristik benda-banda yang diamati. Untuk dapat menguasai keterampilan mengamati, siswa harus menggunakan sebanyak mungkin indranya, yakni melihat, mendengar, merasakan, mencium, dan mengecap. Dengan demikian dapat mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dan memadai. Keterampilan observasi meliputi menggunakan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan peraba dalam mengamati ciri-ciri suatu objek serta menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan.

b. Keterampilan Klasifikasi

Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunakan untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu. Dasar keterampilan mengklasifikasikan adalah kemampuan mengidentifikasi perbedaan dan persamaan antara berbagai objek yang diamati, atau bisa juga disebut sebagai keterampilan dalam mengelompokkan atau menggolong-golongkan. Dasar yang perlu diperhatikan dalam membuat klasifikasi, seperti mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan, dan mencari dasar pengelompokkan. 36 Nuryani Y. Rustaman, dkk., op. cit., h. 80-81. 26

c. Keterampilan Interpretasi

Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan sementara dari data yang dicatatnya. Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan. Karena itu, hasil pengamatan yang dicatat lalu dihubung-hubungkan, selanjutnya siswa mencoba menemukan pola dalam satu seri pengamatan dan membuat kesimpulan. Keterampilan interpretasi meliputi keterampilan mencatat hasil pengamatan, menghubung-hubungkan hasil pengamatan, dan menemukan pola keteraturan dari satu seri pengamatan hingga memperoleh kesimpulan.

d. Keterampilan Prediksi

Prediksi adalah memperkirakan berdasarkan pada data atau kecenderungan hasil pengamatan. Apabila siswa dapat menggunakan pola-pola hasil pengamatannya untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamatinya, maka siswa tersebut telah mempunyai kemampuan proses prediksi. Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola data yang sudah ada.

e. Keterampilan Mengajukan Pertanyaan

Keterampilan mengajukan pertanyaan merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari suatu masalah lebih lanjut. Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan, tentang apa, mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar belakang hipotesis.

f. Keterampilan Berhipotesis

Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Keterampilan berhipotesis merupakan keterampilan dalam merumuskan teori atau pendapat yang dianggap benar, yang kebenarannya masih harus dibuktikan. Perlu ditekankan bahwa hipotesis berbeda dengan prediksi. Hipotesis didasarkan pada pemahaman suatu teori atau konsep