Kriteria Penilaian Buku Teks

15 a. Sudut Pandang Point of View Buku teks harus mempunyai landasan, prinsip, dan sudut pandang tertentu yang menjiwai dan melandasi buku teks secara keseluruhan. Sudut pandang itu berupa teori dan ilmu jiwa, bahasa dan sebagainya. b. Kejelasan Konsep Konsep-konsep yang digunakan dalam suatu buku teks harus jelas dan tandas. Keremang-remangan perlu dihindari agar siswa mendapat kejelasan atas berbagai uraian yang dikemukakan. c. Relevan dengan Kurikulum Buku teks harus relevan dengan kurikulum yang berlaku. Hal ini sesuai dengan fungsinya sebagai media pengajaran di sekolah yang harus mengikuti berbagai ketentuan kelembagaan, termasuk di dalamnya kurikulum. d. Menarik Minat Buku teks ditulis untuk siswa. Oleh karena itu penulis buku teks harus mempertimbangkan minat siswa sebagai pengguna buku teks. Semakin sesuai dengan minat siswa, semakin tinggi daya tarik buku tersebut. e. Menumbuhkan Motivasi Buku teks yang baik ialah buku teks yang membuat siswa merasa ingin dan senang untuk mengerjakan tugas atau latihan-latihan yang ada dalam buku teks tersebut. f. Menstimulasi Aktivitas Anak Buku teks yang baik ialah buku teks yang merangsang, menantang, dan menggiatkan aktivitas siswa. Hal ini sesuai dengan konsep CBSA atau klasifikasi nilai. g. Ilustratif Buku teks harus disertai dengan ilustrasi yang mengena dan menarik. Ilustrasi yang cocok pastilah memberikan daya tarik tersendiri serta memperjelas hal yang dibicaakan. h. Harus dapat Dimengerti Buku teks harus dimengerti oleh pemakainya. Aspek pemahaman harus didahulukan. Faktor utama yang berperan disini adalah bahasa. Bahasa buku 16 haruslah sesuai dengan bahasa siswa. Kalimat-kalimatnya efektif dan tidak ambigu. i. Menunjang Mata Pelajaran Lain Dengan mempelajari buku teks satu mata pelajaran dapat menambah pengetahuan bagi pelajaran lainnya. Buku teks pelajaran sebaiknya berkaitan dengan pelajaran lainnya. j. Menghargai Perbedaan Individu Buku teks yang baik tidak membesar-besarkan perbedaan individu tertentu dalam kemampuan bakat, ekonomi, dan sosial budaya tidak dipermasalahkan. k. Memantapkan Nilai-nilai. Buku teks yang baik berusaha memantapkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, melestarikan nilai-nilai perjuangan, dan semangat UUD 1945, nilai luhur Pancasila, sehingga siswa akan berusaha melestarikannya. Supriadi menerangkan untuk mengetahui kualitas suatu buku, diperlukan kriteria atau standar kualitas minimum buku, adapun aspek-aspek dan indikator yang harus ada dalam sebuah buku pelajaran yaitu: 28 a. Aspek Isi 1 Memuat sekurang-kurangnnya bahan pelajaran minimal yang bersangkutan untuk masing-masing tingkat. 2 Penyajian materi harus konsisten dengan bidang ilmu sejenis untuk tingkat pendidikan yang sama 3 Cakupan mata pelajaran harus relevan dengan lingkup dan urutan materi yang tercantum dalam kurikulum 4 Benar ditinjau dari segi ilmu pengetahuan yang bersangkutan dan peraturan perundang-udangan yang berlaku. 5 Sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK 6 Pertnyaannya harus disesuaikan dengan informasi dan contoh yang dirancang untuk membantu proses pembelajaran dan tes kemampuan siswa 7 Informasi yang diambil dari sumber lain harus disertai penjelasan. 28 Dedi Supriadi, Anatomi Buku Sekolah di Indonesia, Jogjakarta: Adicita Karya Nusa, 2000, h. 218-220 17 8 Untuk kelas-kelas akhir, isi buku harus disertai indeks dan daftar yang dianggap perlu 9 Wajib mencantumkan daftar pustaka. b. Aspek Penyajian 1 Rancangan yang dipakai dalam buku harus menunjukkan rancangan yang disarankan kurikulum misalnya, terpusat pada siswa, pembelajaran melalui penemuan, khususnya untuk bidang IPA. 2 Lingkup dan urutan harus dirancang secara logis, mulai dari isi yang lazim bagi siswa, baru kemudian diikuti oleh subjek yang baru, kompleks, dan abstrak. 3 Saling memperkuat dengan bahan kajian yang terkait 4 Menarik minat dan perhatian siswa 5 Menantang dan merangsang siswa untuk terus mempelajari bahan kajian pelajaran yang bersangkutan. 6 Penyampaian termasuk penataan bahan pelajaran dan sistematika penulisan mengacu pada berbagai aspek kemampuan dan tingkat perkembangan siswa. 7 Dalam buku harus terdapat hierarki penyajian yang jelas dan konsisten misalnya: bab, subbab, dan judul c. Aspek Bahasa 1 Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar 2 Bahasa yang digunakan dalam buku harus relevan dengan pemakai, mudah dipahami, sesuai dengan kemampuan bahasa siswa. 3 Menggunakan bahasa Indonesia yang mampu meningkatkan kematangan dan perkembangan siswa. 4 Menggunakan kalimat yang sesuai dengan tingkat kematangan dan perkembangan siswa. 5 Berkenaan dengan pengalihan huruf, buku harus menggunakan bahasa serapan yang telah dibakukan. 18 d. Aspek Keamanan 1 Sesuai dan tidak bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, dan Ketetapan MPR. 2 Sesuaitidak bertentangan dengan kebijakan pemerintah. 3 Tidak bertentangan dengan hukum, peratutan, dan etika yang berlaku 4 Tidak menimbulkan pertentangan antar agama, suku, serta tradisi budaya setempat. e. Aspek Grafika 1 Ilustrasi harus mendukung isi teks, jelas dan mudah dimengerti. 2 Pemakaian warna harus sesuai dengan kebutuhan efisien dan ekonomis 3 Hubungan khusus antara teks dengan ilustrasi harus konsisten. 4 Ukuran huruf dan ukuran set harus sesuai dengan usia dan pengalaman pembaca. Hampir sama dengan yang telah dijelaskan oleh Tarigan dan Supriadi. Menurut Pusat Perbukuan tahun 2003, Standar penilaian buku pelajaran sains dirumuskan dengan melihat tiga aspek utama, yaitu materi, penyajian, dan bahasaketerbacaan. a. Aspek Materi Standar yang berkaitan dengan aspek materi yang harus ada dalam setiap buku pelajaran sains adalah sebagai berikut. 1 Kelengkapan materi. 2 Keakuratan materi. 3 Kegiatan yang mendukung materi. 4 Kemutakhiran materi. 5 Upaya meningkatkan kompetensi sains siswa. 6 Pengorganisasian materi mengikuti sistematika keilmuan. 7 Kegiatan pembelajaran mengembangkan keterampilan dan kemampuan berpikir. 8 Materi merangsang siswa untuk melakukan inkuiri. 9 Penggunaan notasi, simbol dan satuan. 19 b. Aspek Penyajian Standar yang berkaitan dengan aspek penyajian yang harus ada dalam setiap buku pelajaran sains adalah sebagai berikut: 1 Organisasi penyajian umum. 2 Organisasi penyajian per bab. 3 Materi disajikan dengan mempertimbangkan kebermaknaan dan kebermanfaatan. 4 Melibatkan siswa secara aktif. 5 Mengembangkan proses pembentukan pengetahuan. 6 Tampilan umum menarik. 7 Variasi dalam cara penyampaian informasi. 8 Meningkatkan kualitas pembelajaran. 9 Anatomi buku pelajaran sains. 10 Memperhatikan kode etik dan hak cipta. 11 Memperhatikan kesetaraan gender dan kepedulian terhadap lingkungan. c. Aspek BahasaKeterbacaan Standar yang berkaitan dengan aspek bahasaketerbacaan yang harus ada dalam setiap buku pelajaran sains adalah sebagai berikut: 1 Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 2 Peristilahan. 3 Kejelasan bahasa. 4 Kesesuaian bahasa.

B. Buku Teks Mata Pelajaran Fisika

Menurut Collette Chiapetta Buku teks sains modern tersusun atas dua edisi, satu untuk guru atau edisi guru dan yang lainnya untuk siswa atau edisi siswa. Edisi guru memuat seluruh yang ada pada edisi siswa ditambah dengan informasi-informasi tambahan dan informasi tentang sumber-sumber belajar yang dapat digunakan. 29 29 Ikhlasul Ardi Nugroho, op. cit., h. 6 20 Karena buku teks digunakan di dalam keilmuan sains, maka buku tersebut harus sesuai dengan karakter dari sains yakni science as a way of thinking sains sebagai jalan untuk berpikir, science as way of investigating sains sebagai jalan untuk menyelidiki, scinece as a body of knowledge sains sebagai batang tubuh ilmu pengetahuan. Selain itu juga menyertakan kaitan antara sains dengan teknologi dan masyarakat science, technology, dan society. 30 Di bawah ini dideskripsikan masing-masing karakter yang harus dimiliki oleh sebuah buku teks sains dengan karakter sains. 1. Sains sebagai batang tubuh ilmu pengetahuan. Buku teks sains sebagai sumber belajar harus menyajikan, mendiskusikan, dan meminta siswa untuk mengingat informasi, fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori. Hal ini mencerminkan transmisi ilmu pengetahuan ilmiah di mana siswa menerima informasi. Materi yang ada di dalam buku tersebut antara lain: a. Menyajikan fakta-fakta, konsep-konsep, dan hukum-hukum. Sains merupakan fundamen bagi fakta, konsep, prinsip-prinsip, dan teori- teori. Fakta adalah kebenaran dan keadaan dari sesuatu. Fakta menyajikan segala hal yang dapat kita lihat, dengar, dan rasakan. Dua kriteria berikut sering digunakan untuk mencitrakan apa yang dimaksud dengan fakta. Pertama, dapat diamati secara langsung dan kedua dapat didemonstrasikan kapan saja. Oleh karenanya, fakta-fakta terbuka bagi siapa saja yang hendak mengamatinya. Namun, kita harus ingat bahwa kriteria tersebut tidak selalu berlaku mengingat terdapat fenomena-fenomena yang frekuensi terjadinya sangat kecil, seperti erupsi gunung berapi. Demonstrasi dari fakta-fakta dalam pembelajaran sains saja tidaklah cukup karena penerima informasi harus tahu bagaimana fakta tersebut terbentuk. Fakta hanya memiliki arti yang sedikit. Pada batas tertentu, fakta adalah bahan kasar yang harus ditelaah untuk membentuk gagasan dan hubungan, mengidentifikasi pola-pola, contoh-contoh dan mengaitkan antara data yang satu dengan yang lainnya, yang akhirnya membentuk sebuah hubungan yang disebut 30 Ibid, h. 8 21 konsep. Sebuah konsep merupakan abstraksi dari kejadian-kejadian atau gejala- gejala yang mempunyai sifat-sifat tertentu. Menurut Bruner, Goodnow, dan Austin dalam Collette Chiapetta, sebuah konsep memiliki lima unsur penting yakni nama, definisi, lambang, nilai, dan contoh. Prinsip-prinsip dan hukum- hukum merupakan hal yang lebih umum daripada konsep. Prinsip-prinsip dan hukum-hukum tersusun dari fakta-fakta dan konsep-konsep. a. Menyajikan hipotesis-hipotesis, teori-teori, dan model-model Hipotesis merupakan semua penjelasan rasional yang diajukan dan bersifat sementara dan harus diuji kebenarannya secara empiris. Hipotesis diperlukan dalam penelitian untuk menduga kemungkinan hasil suatu penelitian. Hipotesis didasarkan pada teori-teori yang sudah ada dan berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Teori merupakan usaha intelektual yang keras karena berkaitan dengan kompleksitas realitas yang tersembunyi atau samar dari pengamatan langsung. Gagasan ini menjadi jelas ketika orang meninjau teori tentang atom, yang menyatakan bahwa seluruh benda tersusun atas partikel-partikel kecil yang disebut atom. Konsepsi visual dari atom akan semakin sukar untuk diterima ketika kita meninjau tentang aspek dari teori yang menyatakan bahwa sebuah atom sebagian besar tersusun atas ruang-ruang kosong dengan inti berada di tengah dan partikel-partikel bermuatan yang bergerak dalam lintasan tertentu dalam ruang yang jaraknya sangat jauh dari pusat. Teori-teori memiliki fungsitujuanmaksud yang berbeda dengan fakta- fakta, konsep-konsep, dan hukum-hukum, tetapi para ilmuwan menggunakannya untuk menyajikan penjelasan-penjelasan alasan gejala-gejala alam dapat terjadi. Teori-teori mempunyai karakter yang berbeda dan tidak pernah menjadi fakta- fakta dan hukum-hukum, tetapi tetap merupakan sesuatu yang kebenarannya bersifat sementara hingga seseorang menyangkal atau merevisi. Sebuah model ilmiah merupakan representasi dari sesuatu yang tidak dapat kita lihat. Model-model ini menjadi cerminan pikiran yang kita gunakan untuk menyajikan gejala dan gagasan-gagasan yang abstrak. Di dalamnya terdapat sebagian besar fitur-fitur penting yang menonjol dari gagasan yang digunakan ilmuwan untuk menjelaskan sesuatu agar dapat dipahami. Model atom Bohr, 22 model planet, model sistem tata surya, model gelombang cahaya dan model double helix DNA merupakan perwujudan konkret fenomena yang tidak dapat secara langsung dapat teramati. Secara umum, model-model merupakan deduksi dari gagasan abstrak, dan seringkali tidak dapat perbedaan yang jelas antara model-model, hipotesis- hipotesis, dan teori-teori. Buku-buku teks merupakan referensi utama bagi sebagian besar pengertian kita tentang model-model sains. Mereka sangat berguna untuk membantu kita menjadi akrab dengan gagasan-gagasan penting. Sayangnya, beberapa orang menjadi percaya bahwa model-model tersebut merupakan hal yang nyata. Mereka lupa bahwa sebuah model hanyalah digunakan untuk membantu seseorang untuk mengkonsepsi conceptualize fitur-fitur yang menonjol dari prinsip-prinsip atau teori-teori, dan gambaran pikiran tersebut tidaklah nyata. b. Meminta siswa untuk mengingat informasi yang diperoleh. Buku pelajaran sains tidak hanya menyajikan fakta, konsep, prinsip, hukum, hipotesis, teori dan model saja. Akan tetapi, buku pelajaran sains juga harus menyediakan sarana evaluasi ketercapaian kemampuan siswa baik secara kognitif, afektif maupun psikomotor. Salah satu bentuk evaluasi kognitif adalah dengan meminta siswa untuk mengingat informasi yang diperoleh dalam bentuk soal yang disediakan dalam buku. 2. Sains sebagai jalan untuk menyelidiki. Buku teks yang menekankan penyelidikan investigation memperhatikan aspek kognitif dan psikomotor siswa saat siswa berada dalam proses untuk mengetahui find out. Hal ini mencerminkan aspek yang aktif dari inkuiri dan belajar aktif, yang melibatkan siswa dalam mengobservasi, bertanya, berhipotesis, mengumpulkan data dan menarik kesimpulan. Materi-materi yang mencerminkan karakter ini antara lain: a. Meminta siswa untuk menjawab pertanyaan melalui penggunaan alat-alat untuk bereksperimen. b. Meningkatkan kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan menggunakan diagram, tabel dan sejenisnya.