Penelitian yang Relevan KAJIAN TEORETIK

39

F. Kerangka Berpikir

Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Ilmu Pengetahuan Alam IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Sesuai dengan keterampilan proses sains yang mendorong siswa untuk aktif mencari tahu dan melakukan bagaimana suatu pengetahuan ditemukan. Untuk itu, dalam pelajaran fisika tentunya harus mencakup kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan curiosity dan kegiatan yang bersifat penelitian hingga penemuan. Buku teks pelajaran merupakan salah satu sumber belajar dalam mencapai tujuan kurikulum. Kalangan manapun baik guru maupun siswa di dalam atau di luar pembelajaran tidak akan terlepas dari buku teks pelajaran. Hal ini tidak lain karena buku teks pelajaran merupakan jembatan komunikasi dalam rangka transfer pengetahuan dan nilai dari seorang guru kepada siswa. Sehingga dalam penyusunan sebuah buku teks pelajaran khususnya mata pelajaran fisika terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang penulis buku teks pelajaran. Salah satu bentuk kriteria buku mata pelajaran supaya dapat meningkatkan keterampilan proses pembacanya ialah dengan menstimulasi aktivitas siswa, sehingga siswa berusaha untuk menemukan asal dari sebuah pengetahuan dengan melakukan penelitian. Kegiatan penelitian juga membangun sikap ilmiah siswa yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerjasama dengan orang lain. Dengan demikian sudah seharusnya dalam buku teks pelajaran fisika terdapat informasi yang mendorong kegiatan penemuan siswa atau dengan kata lain terdapat pengembangan aspek-aspek Keterampilan Proses Sains KPS dalam buku tersebut. Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan mengakomodasi kebutuhan buku berkualitas yang terjangkau dan mudah diakses bagi seluruh masyarakat Indonesia, maka pemerintah membeli hak cipta buku teks pelajaran dari penulispenerbit dan disebarluaskan dalam bentuk Buku Sekolah Elektronik BSE. Buku BSE yang dipublikasikan seblumnya telah melalui tahap penilaian 40 yang dilakukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP. Sudah seharusnya buku-buku BSE tersebut mengandung aspek-aspek KPS sebagaimana tuntutan kurikulum. Hasil survei penggunaan buku pelajaran Fisika kelas XI di seluruh SMA Negeri Kota Tangerang Selatan diperoleh data bahwa hanya SMAN 10 Kota Tangerang Selatan yang menggunakan BSE sebagai buku pegangan wajib bagi siswa yakni buku BSE karangan Bambang Hariadi. Penyajian hasil survei terdapat dalam lampiran 1. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru-guru Fisika kelas XI SMA Negeri se-Tangerang Selatan diperoleh data mengenai konsep yang dianggap memerlukan pendekatan keterampilan proses sains dalam proses pembelajaran yakni 1 Fluida dengan persentase 50, 2 Termodinamika dengan persentase 25, 3 Dinamika Rotasi dengan persentase 16,67 dan 4 Elastisitas dengan persentase 8,33. Penyajian hasil survei terdapat dalam lampiran 2. Maka dari itu, konsep yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah Konsep Fluida. Konsep fluida pada mata pelajaran fisika kurikulum KTSP dijabarkan dalam satu Standar Kompetensi SK yaitu menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah dan satu Kompetensi Dasar KD yaitu menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi ini akan mudah mudah dipahami dan diresapi oleh siswa jika disampaikan dengan pendekatan keterampilan proses sains. Aplikasi konsep fluida pada dasarnya sudah sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari dan sangat mudah dijumpai, maka akan sangat mudah jika dipelajari dengan pendekatan KPS dengan melakukan percobaan hingga akhirnya siswa mampu menemukan teori dan hukum-hukum yang berlaku pada konsep fluida bahkan sangat memungkinkan hingga mampu menemukan formula matematis hukum-hukum pada fluida. Melihat konsep fluida membutuhkan penyampaian dengan pendekatan KPS maka dalam buku teks mata pelajaran fisika hendaknya memuat pedoman kegiatan siswa dengan menerapkan pendekatan KPS. 41 Oleh karena itu, penelitian tentang analisis Buku Sekolah Elektronik pada konsep fluida sangat penting dilakukan untuk mengetahui ketersediaan aspek KPS dalam buku tersebut dan kesesuaiannya dengan tuntutan kurikulum KTSP. Hasil penelitian tersebut selanjutnya dapat menjadi rekomendasi bagi sekolah dalam memilih buku sekolah elektronik yang akan digunakan dan menjadi bahan koreksi bagi penulis buku dan pemerintah mengenai kesesuaian buku sekolah elektronik dengan keterampilan proses sains. Kerangka berpikir secara ringkas tersaji dalam Gambar 2.2 berikut ini: Kurikulum KTSP 2004 Pelajaran Fisika Proses Belajar Mengajar PBM Keterampilan Proses Sains KPS Buku Teks BSE Belum Diketahui Ketersediaan Aspek KPS dalam BSE Analisis Ketersediaan Aspek KPS dalam BSE Mengetahui Gambaran Ketersediaan Aspek KPS dalam BSE Rekomendasi bagi Sekolah Mengenai BSE yang Akan Digunakan Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 20122013 semester II di Kota Tangerang Selatan.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakaan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Moleong salah satu karakteristik yang dimiliki oleh penelitian deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata atau gambar yang bukan angka-angka. 49 Sumber data dari penelitian ini adalah pernyataan- pernyataan yang ada pada buku teks mata pelajran fisika SMA kelas XI yang banyak digunakan di Kota Tangerang selatan pada konsep Fluida. Data yang diperoleh kemudian disusun, dan dianalisis. Analisis yang dilakukan adalah analisis isi content anlyze yaitu teknik mengumpulkan dan menganalisis isi dari suatu teks. 50

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang dilakukan peneliti agar tujuan penelitian tercapai dan permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan lebih sistematik. Secara garis besar penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: 1. Tahap persiapan, meliputi: a. Perumusan masalah dan penyusunan proposal. b. Seminar proposal penelitian c. Revisi proposal penelitian dan penentuan pembimbing. 49 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, h.11 50 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Sekunder, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 86 42