Pendidikan Non formal Pendidikan No Formal Dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Anak Jalanan Oleh Yayasan Pesatren Islam : BSC AL-Futuwwah Daerah Cipete Utara

derajat kesehatan, akses kepada modal, teknologi tetap guna, informasi lapangan kerja dan pasar dengan fasilitas-fasilitasnya. 26 Pemberdayaan bukanlah penguatan individu orang-perorangan, tetapi juga pranata system dan strukturnya, pembaharuan kelembagaan, penanaman nilai, peranan masyarakat didalamnya, khususnya dalam pengambilan keputusan dan perencanaan, sekaligus merupakan pembudayaan demokrasi, demikian pula advokasi atau pembelaan yang lemah terhadap yang kuat dan persaingan yang tidak sehat. Pemberdayaan tidak boleh membuat masyarakat menjadi tergantung pada pemberian, apa yang dinikmati harus dihasilkan oleh usaha sendiri, dengan demikian manusia menjadi semakin mandiri dan tumbuh harga diri. Adapun tujuan pemberdayaan masyarakat pada dasarnya sebagai berikut: 1 Membantu mengembangkan manusia yang otentik dan integral dari masyarakat lemah, rentan, miskin, marjinal dan kaum kecil, seperti petani, buruh tani, masyarkat miskin perkotaan, masyarakat ada yang terbelakang, kaum muda pencari kerja, kaum cacat dan kelompok wanita yang didiskriminasikan. 2 Memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat secara rasional ekonomis sehingga mereka dapat lebih mandiri dan dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka, namun sanggup berperan serta dalam pengembangan masyarakat. 27

B. Pendidikan Non formal

26 I. Nyoman Sumaryadi, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan Pemberdayaan masyarakat, Jakarta: Citra Utama, 2005, h. 114 27 Ibid, h. 115 Jenis kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam Pendidikan Luar Sekolah sebagai suatu sub system pendidikan disamping pendidikan informal juga pendidikan non formal yang akhir-akhir ini berkembang pesat. Yang dimaksud pendidikan non formal adalah pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan ketat. 28 Dalam pendidikan non formal ini dibicarakan beberapa hal yaitu: 1. Asas pendidikan non formal Seperti pendidikan formal, pendidikan non formal mempunyai asas-asas yang menjadi pedoman bagi siapa saja yang terlibat dalam kegiatan pendidikan ini. 1 Asas Inovasi Asas ini merupakan asas penting dalam penyelenggaraan pendidikan non formal, sebab setiap penyelenggaraan pendidikan non formal harus merupakan kegiatan bagi si terdidik dan merupakan hal yang diperlukan atau dibutuhkan. Dalam inovasi ini, maka dapat dikemukakan norma nilai, metode, teknik-teknik kerja, cara-cara berorganisasi, cara-cara berpikir dan lain- lain yang merupakan kebutuhan bagi anak didik. 2 Asas Penentuan dan Perumusan Tujuan Pendidikan Non Formal 28 Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 1992, Cet. Ke 1, h. 79 Berbicara tentang perumusan tujuan, berarti mempersoalkan tuntutan minimal apa yang harus dipenuhi agar si terdidik dapat melaksanakan hak dan kewajiban sebagai manusia sehingga memiliki kehidupan yang layak. Penentuan dan perumusan tujuan, tidak bisa dilepaskan dari: jenis dan tingkatan pengetahuan, sikap serta jenis dan tingkat keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang anggota masyarakat. 3 Asas Perencanaan dan Pengembangan Program Pendidikan non formal a. Perencanaan harus bersifat komprehensif. Hal ini berarti bahwa program atau kegiatan yang dikerjakan dapat memenuhi kebutuhan individu atau masyarakat karena tujuan-tujuan tersebut telah mencerminkan dan mencakup semua jenis kebutuhan individu, masyarakat dan nasional. b. Perencanaan harus bersifat integral, yang berarti perencanaan yang memuat jenis program pendidikan formal dan non formal yang terkoordinasi dan termotivasi, sehingga sehingga jenis program pendidikan masing-masing tidak bertentangan satu sama lain. c. Perencanaan harus memperhitungkan aspek-aspek kuantitatif dan kualitatif. Pada umumnya sementara orang beranggapan bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan non formal cenderung untuk memperoleh anak didik yang sebanyak-bayaknya. Anggapan diatas tentunya lebih baik dan lebih dapat diterima bila didalam lapangan pendidikan non formal pun harus mampu meningkatkan kualitas perlajar serta kualitas kerja seseorang. 2. Tugas-tugas pendidikan non formal Tugas pendidikan non formal adalah membantu kualitas dan martabat sebagai individu dan warga Negara yang dengan kemampuan dan kepercayaan pada diri sendiri harus dapat mengendalikan perubahan dan kemajuan. Tugas ini tentunya sejalan dengan tugas yang telah digariskan dalam GBHN dan Pendidikan Nasional kita sehingga masing-masing tugas pendidikan akan saling menunjang satu sama lain. 3. Sifat-sifat pendidikan non formal Sifat-sifat yang dimaksud adalah: 1 Pendidikan non formal lebih fleksibel 2 Pendidikan non formal lebih efektif dan efisien untuk bidang-bidang pelajaran tertentu. 3 Pendidikan non formal bersifat quick yielding artinya dalam waktu yang singkat dapat digunakan untuk melatih tenaga kerja yang dibutuhkan, terutama untuk memperoleh tenaga yang memiliki kecakapan. 4 Pendidikan non formal sangat instrumental artinya pendidikan yang bersangkutan bersifat luwes, mudah dan murah serta dapat menghasilkan dalam waktu yang relatif singkat. 4. Syarat-syarat pendidikan non formal Bila diingat sifat-sifat pendidikan non formal diatas, tampaknya sangat mudah pendidikan non formal tersebut dilaksanakan dan dapat mencapai hasil seperti yang diharapkan. Akan tetapi tidak demikian prakteknya, karena dalam pelaksanaan pendidikan non formal harus memenuhi syarat- syarat dalam pelaksanaan sebagai berikut: 1 Pendidikan non formal harus jelas tujuannya 2 Ditinjau dari segi masyarakat, program pendidikan non formal harus menarik baik hal yang akan dicapai maupun cara-cara melaksanakannya. 3 Adanya integrasi pendidikan non formal dengan program-program pembangunan masyarakat. 29

C. Lembaga Swadaya Masyarakat