Kategori Investor Definisi, Jenis dan Bentuk investasi
19 penyimpangan atau variabilitas. Resiko merupakan suatu konsep yang
sulit untuk dipahami, dan telah banyak kontroversi yang telah mengelilingi usaha-usaha untuk mendefinisikan dan mengukurnya Brigham dan
Houston, 2009:221. Resiko risk didefinisikan dalam kamus Webster sebagai
“suatu halangan, gangguang, eksposur terhadap ke
rugian atau kecelakaan”. Jadi resiko diartikan sebagi peluang akan terjadinya suatu peristiwa yang tidak
diinginkan. Resiko suatu aktiva dapat dianalisis dalam dua cara : 1 dengan basis berdiri, dimana aktiva tersebut dipertimbangkan dalam suatu
keadaan terisolasi, dan 2 dengan basis portofolio, dimanan aktiva dimiliki sebagai salah satu dari sejumlah aktiva lain didalam suatu
portofolio. Jadi Resiko berdiri sendiri stand-alone risk suatu aktiva adalah suatu resiko yang akan dihadapi seorang investor jika ia hanya
memiliki satu aktiva saja Brigham dan Houston, 2009:216. Menurut Husnan 1995, Resiko dalam teori portofolio
didefinisikan sebagai standar deviasi tingkat keuntungan. Hal ini disebabkan karena standar deviasi menunjukkan seberapa jauh
kemungkinan nilai yang diperoleh menyimpang dari nilai yang diharapkan expected value. Semakin besar nilai standar deviasi semakin besar
kemungkinan nilai riil yang diharapkan, yang berarti semakin tinggi resikonya.
Dalam teori portofolio, resiko dinyatakan sebagai kemungkianan keuntungan menyimpang dari yang diharapkan karenanya resiko
20 mempunyai dua dimensi, yaitu menyimpang lebih besar atau menyimpang
lebih kecil dari return yang diharapkan. Dari sini muncul konsep ukuran penyebaran yang dimaksud untuk mengetahui seberapa jauh nilai yang kita
peroleh menyimpang dari nilai yang diharapakan. Ukuran ini dinyatakan dalam bentuk standar deviasi atau varians bentuk kuadrat dan standar
deviasi yang merupakan risiko total Jogiyanto, 2009:246. Total resiko total risk dari kepemilikan suatu saham dibagi
menjadi dua yaitu: resiko sistematik dan resiko tidak sistematik. Resiko sistematik merupakan resiko yang keseluruhan yang berada dipasar dan
tidak dapat dapat dihindarkan atau dihilangkan dengan cara diversifkasi investasi pada beberapa jenis saham. Resiko ini terjadi biasanya karena
kejadian diluar pasar seperti inflasi, resesi, kebijakan perpajakan, dan sebagainya yang mempenaruhi harga pasar Jogiyanto, 2009:267.
Sedangkan resiko tidak sistematis dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi karena resiko ini biasanya terjadi pada bagian
internal perusahaan itu sendiri, untuk itu dalam menghindari hal buruk yang terjadi pada perusahaan dapt diimbangi dengan kegiatan perusahaan
lain yang dapat membangun perusahaan itu sendiri, misal perusahaan pesaing yang melakukan perubahan teknologi dan lain-lain.
Ukuran relatif resiko sistematis dikenal dengan koefi sien beta β
yang menunjukkan resiko relatif suatu saham, terhadap potofolio pasar. Beta merupakan ukuran volatilities return saham terhadap return pasar.
Semakin besar fluktusi pasar terhadap return saham semakin besar pula
21 beta pasar tersebut. Demikian pula semakin kecil fluktuuasi pasar tehadap
return saham maka semakin besar pula beta pasarnya Jogiyanto, 2003:193.
Dalam pembuatan keputusan investasi, investor memerlukan ukuran resiko sistematis yang akurat dan sangat bias. Hal ini sangat
penting bagi investor dalam memperkirakan resiko maupun keuntungan yang akan diperoleh oleh investor dimasa depan. Dengan melihat perilaku
koefisien beta dari waktu kewaktu akan memperkirakan resiko sistematik yang akan dihadapi dimasa yang akan datang.
Markowitz menyatakan bahwa resiko yang dihadapkan tergantung pada keanekaragaman kemungkinan hasil yang diharapkan. Untuk
mengukur resiko yang diharapkan menggunakan standar deviasi. Selain itu Markowitz mencoba membentuk konsep resiko dengan
menggunakan statistik yaitu varians. Teori portofolio dibentuk apabila tahap risiko investor telah ditetapkan. Model teoritikal dengan komputer
boleh digunakan sebagai asas pilihan sistematik portofolio optimum yang dapat memksimumkan tingkat keuntungan Ahmad Rodoni dan Abdul
Hamid, 2010:6. Resiko tidak hanya tergantung pada standar deviasi dan hasil yang
diharapkan tetapi juga tergantung pada hasil yang dihasilkan pada suatu portofolio yang diukur dari setiap pasang sekuritas dan jumlah saham yang
dinvestasikan.