Metode Pengumpulan data Metode Analisis Data

56 Hipotesis dalam uji beda dengan Two Independent Sample test Mann-Whiteney test adalah sebagai berikut: Ho : Resiko tidak sistematis pada suatu tingkat diversifikasi dan masing- masing ukuran perusahaan identik tidak berbeda. H1 : Resiko tidak sistematis pada suatu tingkat diversifikasi dan masing- masing ukuran perusahaan tidak identik berbeda. Pengambilan keputusan adalah sebagai berikut Wahyono, 2009:187 : - Jika probabilitas 0.05, maka Ho diterima - Jika probabilitas 0.05, maka Ho ditolak Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1 Menentukan dan megelompokkan saham sampel yang termasuk dalam jenis saham pada perusahaan manufaktur selama periode Maret 2004 sampai dengan Desember 2009. 2 Menghitung tingkat keuntungan masing-masing sampel saham untuk 1 bulan, 3 bulan dan 6 bulan dalam periode bulan Maret 2004 sampai dengan 2009, dengan menggunakan rumus sebagai berikut Kusbianto:2002 : Dimana, R -it = Actual Return untuk saham i pada saat t P it = indeks pasar pada periode t P it −1 = indeks pasar periode t-1 3 Menghitung rata-rata tingkat keuntungan masing-masing sampel dengan menggunakan rumus sebagai berikut: R -it = P it − P it −1 P it = � � =1 � 57 Diamana : = Rata-rata tingkat keuntungan R it = Actual return untuk saham i pada saat t N = Jumlah periode analisis Setelah dapat hasilnya kemudian secara berurutan dikelompokkan kedalam masing-masing holding periodnya. 4 Menghitung standar deviasi tingkat keuntungan masing-masing sampel dengan menggunkan rumus sebagai berikut: Dimana: SD = Standar Deviasi = Rata-rata tingkat keuntungan R it = Actual return untuk saham i pada saat t n = Jumlah periode analisis Setalah didapat hasilnya kemudian secara berurutan dikelompokkan kepada msing-masing holding period-nya. Setelah didapat hasilnya kemudian secara berutan dikelompokkan kepada masing-masing holding period-nya. 5 Menghitung tingkat keuntungan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG untuk 1 bulan, 3 bulan dan 6 bulan, dalam periode bulan Maret 2004 sampai bulan Desember 2009, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: R it – R 2 � =1 � − 1 � 58 Diamana : R mt = Rata-rata tingkat keuntungan = Indeks Harga Saham Gabungan pada saat t −1 = Jumlah periode analisis 6 Menghitung rata-rata tingkat keuntungan indeks harga saham gabungan IHSG dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Diamana : = Rata-rata tingkat keuntungan R it = Actual return untuk saham i pada saat t N = Jumlah periode analisis Setelah didapat hasilnya kemudian secara berurutan dikelompokkan keada msing-masing holding period-nya. 7 Menghitung standar deviasi tingkat keuntungan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Dimana: SD = Standar Deviasi = Rata-rata tingkat keuntungan R it = Actual return untuk saham i pada saat t n = Jumlah periode analisis = − −1 −1 = � � =1 � R it – R 2 � =1 � − 1 � 59 Setelah didapat hasilnya kemudian secara berurutan dikelompokkan kepada masing-masing holding period-nya. 8 Menghitung varian tingkat keuntungan masing-masing sampel saham untutk kelompok perusahaan besar dan perusahaan berukuran kecil dengan rumus Kusbianto, 2002: Dimana: � 2 = Varians return = Rata-rata tingkat keuntungan R it = Actual return untuk saham i pada saat t n = Jumlah periode analis. 9 Menghitung beta portofolio � � disetiap ukuran portofolio dan ukuran perusahaan dengan menggunakan asumsi bahwa bobot untuk setiap saham dalam portofolio adalah sama, rumus yang digunakan sebagai berikut: 10 Menghitung varian return portofolio saham dengan menggunakan rumus untuk suatu ukuran portfolio, kusbianto, 2002: Dimana: � � 2 = Varian tingkat keuntungan portofolio � � = Beta portofolio � 2 = R it – R 2 � −1 � − 1 � � 2 = � � 2 . � 2 + �� . � �� 2 � � = 1 � � � 60 � 2 = Varian return market Xi = Proporsi bobot saham � �� 2 = Varian saham 11 Menghitung resiko tidak sistematis suatu portofolio dengan rumus: Dimana: �� � 2 = resiko tidak sistematis portfolio � � 2 = Varian tingkat keuntungan portofolio � 2 = Varian return market 12 Rata-rata tingkat keuntungan dan standar deviasi untuk Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dapat dilihat perbedaannya, sedangkan untuk sampel individu harus dilakukan pengujian statistik. 13 Sebelum dilakukan uji ANOVA,uji Independent sample t test dan Mann-Whiteney test terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji Kolmogorov Smirnov. Uji normalitas data dan Kolmogorov Smirnov ini dilakukan untuk menguji apakah dalam melakukan uji ANOVA, independen Test dan Mann-Whiteney test pada variabel dependent, variabel independen atau keduanya mampunyai distribusi normal atau tidak. 14 Dilakukan uji ANOVA Analysis of Variance untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang nyata antara tingkat keuntungan masing- masing kelompok holding period-nya dan standar deviasi masing- masing holding period. Dengan rumus sebagai berikut: a. Menghitung semua rata-rata masing-masing holding period �� � 2 = � � 2 - � � 2 � 2 61 � 1 , �, … . � dimana k adalah banyak sampel. b. Menghitung semua varians holding period 1 2 , 2 2 , 3 2 , … 2 dengan rumus 2 = �−� 2 �−1 dimana n adalah ukuran sampel. c. Menghitung rata-rata varians sampel = 2 d. Menghitung rata-rata dari sampel � = � e. Menghitung varians dari rata-rata sampel 2 � = �−� 2 −1 f. Menghitung statistik F= n X varians rata −rata sampel rata −rata Varians sampel g. Untuk menentukan nilai alpha, yaitu tingkat kesalahan yamg dapat ditolerir pada penelitian ini ditentukan tingkat keyakinan sebesar 95 atau alpha = 0.05 5 h. Apabila ℎ� �� � � ; maka Ho diterima, berarti rata-rata tingkat keuntungan dan standar deviasi ketiga kelompok holding period dan ukuran perusahaan tidak bereda. 15 Dilakukan uji beda dengan Independent sample t test untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan tingkat keuntungan dan standar deviasi tingkat keuntungan antara perusahaan yang berukuran besar dan perusahaan yang berukuran kecil. 16 Dilakukan uji beda dengan Mann-Whiteney Test untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan resiko tidak sistematis diversifikasi suatu ukuran portofolio tertentu pada masing-masing 62 ukuran perusahaan.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Operasional dalam penelitian ini adalah sebagi berikut: a. Return atau Tingkat Pengembalian Adalah total keuntungan atau kerugian yang diterima selama periode tertentu karena melakukan investasi. Rumus perhitungan return adalah perubahan nilai asset atau ekuitas ditambah setiap penerimaan arus kas dalam periode tertentu dibagi dengan nilai awal atau harga pembelian asset tersebut. Dimana: R -it = Actual Return untuk saham i pada saat P it = indeks pasar pada periode t P it −1 = indeks pasar periode t-1 b. Resiko atau Risk Adalah peluang bahwa beberapa kejadian yang tidak menguntungkan akan terjadi, termasuk tidak tercapainya tingkat pengembalian seperti yang diharapkan investor. Dimana: SD = Standar Deviasi = Rata-rata tingkat keuntungan R it = Actual return untuk saham i pada saat t n = Jumlah periode analisis R -it = P it − P it −1 P it R it – R 2 � =1 � − 1 � 63 c. Diversifikasi adalah salah satu cara yang digunakan oleh investor untuk mengurangi resiko dari suatu investasi dalam penelitian ini deversifikasi yang digunakan diversifikasi berdasarkan jangka waktu kepemilikan yang dilihat dari setiap holding period-nya dan diversifikasi ini dilihat dari resiko tidak sistematis. d. Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel akuntansi yang mempengaruhi resiko bisnis dan keuntungan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan, ekuitas, kapitalisai pasar. e. Untuk melihat ukuran suatu perusahaan slah satunya dengan melihat total aktiva dari suatu perusahaan. Untuk memperoleh nilai ukuran suatu perusahaan dapat dicari dengan menghitung Ln dari Total aset perusahaan. f. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG adalah angka yang menunjukkan perkembangan harga seluruh saham yang tercatat di Bursa pada suatu saat tertentu. g. Diversification across time dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi tingkat keuntungan melalui jangka waktu kepemilikan saham holding period yang lebih panjang. 64

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah PT. Bursa Efek Indonesia

Sejarah pasar modal Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak pemerintah Belanda mendirikan Bursa Efek di Batavia pada Desember 1912 yang diselenggarakan oleh Vereninging Voor de effectedhel. Dengan mendasarkan pada pengalaman di negeri Belanda, pendiri bursa efek stock exchange di Batavia adalah dalam rangka memupuk sumber pembiayaan bagi perkebunan milik Belanda yang tumbuh secara besar-besaran di Indonesia. Efek yang diperjual belikan merupakan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia-Belanda, serta efek-efek Belanda lainnya. Dengan perkembangan bursa efek di Batavia, pada tanggal 11 Januari 1925 dibuka Bursa Efek Surabaya BES, kemudian disusul dengan pembukaan Berusa Efek di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Sayang sekali, aktivitas pasar modal Indonesia seluruhnya terhenti akibat terjadinya perang dunia kedua. Sejak tahun 1956 pemerintah telah mencoba untuk mengaktifkan kembali pasar modal sebagai sarana pembiayaan kegiatan ekonomi. Pada awalnya pemerintah mendorong pertumbuhan pasar modal melalui pemberian fasilitas perpajakan, baik kepada perusahaan-perusahaan yang go public maupun para investor serta lembaga-lembaga penunnjang yang terkait termasuk broker dan dealer. Fasilitas perpajakan kemudian dihapuskan setelah diberlakukannya peraturan perpajakan yang baru pada tahun 1983, sedangkan 65 pajak penghasilan atas bunga deposito dan tabungan berjangka lainnya ditunda pemungutannya. Keadaan ini sudah tentu mengakibatkan iklim investasi dipasar modal kurang menarik. Oleh karena itu kemudian pemerintah berusaha mendorong kembali pertumbuhan pasar modal dengan mengeluarkan paket-paket deregulasi, seperti paket Desember 1987, paket Oktober 1988, paket Desember 1988. Salah satu isi paket tersebut yang paling penting adalah dinaikkannya pajak penghasilan seseorang atas bunga deposito dan tabungan berjangka lainnya sebesar 15. Kebijaksanaan pengenaan pajak final atas tabungan dimaksud, ternyata berdampak sangat positif terhadap pasar modal, karena pendapatan masyarakat pemodal menjadi berkurang, sehingga mereka cenderung mencari alternatif lain dalam menginvestasikan uangnya. Tidak sampai tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan Pengawasa Pasar Modal BAPEPAM, institusi baru dibawah Departemen Keuangan. Kegiatan dan kapitalisasi pasar sahampun mulai meningkat seiring dengan perkembangannya pada tahun 1990, pada tahun 1991 bursa saham dinamis di Asia. Swastanisasi bursa saham menjadi PT Bursa Eek Jakarta ini mengakibatkan beralihnya fungsi Badan Pengawas Pasar modal BAPEPAM. Pada tanggal 16 Juli 1992, Bursa Efek Jakarta diswastakan dan mulai menjalankan pasar saham di Indonesia, sebuah awal pertumbuhan baru setelah terhenti sejak didirikan pada awal abad ke-19, tahun 1995 adalah tahun dimana Bursa Efek Jakarta BEJ meluncurkan Jakarta Autometed Trading System JATS, sebuah sistem perdagangan otomatis. Sistem baru ini dapat 66 memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih menjamin kegiatan pasar yang fair, transparan dibanding sistem perdagangan manual. Tahun 2002 Bursa efek Jakarta BEJ mulai menerapkan perdagangan jarak jau Remote Trading, sebagai upaya meningkatkan akses pasar, efisiensi pasar, kecepatan dan frekuensi perdagangan.

2. Lembaga-lembaga Yang Terlibat di Bursa Efek Indonesia BEI

Sebagai suatu bisnis yang berdampak sosial yang sangat luas, Bursa Efek Indonesia BEI melibatkan banyak lembaga, masing-masing pihak mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda-beda dan saling menunjang kepentingan lainnya. Pihak-pihak yang terkait di BEI adalah:

a. Perusahaan Yang Go Public Emiten

Adalah perusahaan yang melakukan emisi atau yang telah melakukan penawaran dalam surat berharga. Pihak ini membutuhkan guna membelanjai operasi perusahaannya

b. Perusahaan Efek

Perusahaan efek adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha untuk beberapa kegiatan seperti penjamin emisi, efek, perantara perdagangan efek, manajer investasi, atau pensehat investasi.

c. Lembaga Kliring Dana Penyelasaian Penyimpanan

Adalah suatu lembaga yang menyelenggarakan kliring dan penyelesaian transaksi yang terjadi di bursa efek, penyimpanan efek serta penitipan harta untuk pihak lain.

Dokumen yang terkait

Penggunaan teori portofolio modern (modern portofolio theory) dalam pembentukan return portofolio saham Syariah

0 41 266

Pengaruh diversifikasi operasi, diversifikasi geografis dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba : studi empiris pada perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2010-2013

1 12 111

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesi

0 2 12

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UMUR PERUSAHAAN, DIVERSIFIKASI PRODUK DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Diversifikasi Produk Dan Return On Assets Terhadap Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia (Studi Pada Perusah

0 2 17

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UMUR PERUSAHAAN, DIVERSIFIKASI PRODUK DAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Diversifikasi Produk Dan Return On Assets Terhadap Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia (Studi Pada Perusahaan Perbankan Dan Asuransi

5 30 11

Pengaruh ukuran perusahaan dan resiko bisnis terhadap profitabilitas serta kebijakan deviden.

0 2 17

RESIKO SUKU BUNGA MERUPAKAN RESIKO PENUR (1)

0 0 1

ANALISIS RESIKO PORTOFOLIO dengan METODE

0 0 19

RETURN DAN RESIKO PORTOFOLIO. pptx

0 0 15

PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PROPERTI

0 0 18