Definisi dan Jenis Risiko

22 Semakin tinggi tingkat resiko suatu sekuritas, semakin tinggi nilai ekspektasi tingkat pengembalian yang harus diberikan untuk merangsang investor membeli atau memiliki sekuritas tersebut. Akan tetapi, jika investor khususnya berkepentingan dengan tingkat resiko dari portofolio mereka dan bukannya resiko dari masing-masing dari sekuritas didalam portofolio, maka salah satu cara untuk mengukur resiko dari setiap saham adalah dengan menggunakan Model Penetapan Aktiva Modal Capital- Asset Pricing Model- CAPM yang digunakan untuk mengukur tingkat resiko dan tingkat tingkat pengembalian Brigham dan Houston, 2009:239. Bagian dari resiko yang dapat dihilangkan adalah resiko yang dapat didiversifikasikan, sedangkan bagian resiko yang tidak dapat dihilangkan disebut resiko pasar. Resiko yang dapat didiversifikasikan difersieble risk disebabkan oleh peristiwa-peristiwa acak seperti tuntutan hukum, pemogokan, program pemasaran yang berhasil dan gagal, dalam memenangkan atau kalah dalam kontrak besar, dan peristiwa lain yang khusus bagi suatu perusahaan tertentu. Karena bersifat acak, pengaruh berbagai peristiwa ini pada suatu portofolio dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, peristiwa yang merugikan ini dapat hilang oleh peristiwa menguntungkan di perusahaan yang lain. Resiko pasar Market risk, dilain pihak, tumbuh dari faktor- faktor yang secara sistematis akan memepengaruhi sebagian besar 23 perusahaan seperti: perang, inflasi, resesi, dan tingkat suku bunga yang tinggi Brigham dan Houston, 2009:238. Resiko portofolio ditentukan oleh rata-rata tertimbang oleh masing-masing resiko aset masing-masing individual dan covariance antar aset yang membentuk portofolio tersebut. Jika variance ditambah maka semakin kecil dan jumlahnya menjadi nol bila jumlah aset portofolio tak terhingga.

1. Pengukuran Resiko

a Pengukuran resiko sistematis Beta saham Beta merupakan suatu pengukuran volatilitas volatility return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Volatilitas dapat diartikan fluktuasi dari return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu Jogiyanto, 2003:193. Adapun rumus beta sekuritas: Keterangan: βi : Beta sekuritas σm : Kovarian return antara sekuritas ke i dengan return pasar Σm 2 : varian return pasar Beta juga dapat dihitung dengan menggunakan teknik persamaan regresi. Teknik regresi untuk mengestimasikan beta suatu sekuritas sebagai variabel dependen dan return pasar sebagai variabel independen Jogiyanto, 2003:233. Persamaan regresi yang 2 m m i i     24 digunakan untuk mengestimasikan beta dapat didasarkan pada model indeks tunggal: b Pengukuran resiko tidak sistematis Resiko tidak sistematis merupakan bagian dari resiko saham yang tidak dapat dipengaruhi oleh pergerakan pasar. Resiko tidak sistematis diukur dengan varian residu atau abnormal return ei. Adapun rumus resiko tidak sistematis Jogiyanto, 2003:238: Keterangan: 2 ei  : Risiko tidak sistematis 2 i  : varian residu 2 i  : Beta saham 2 m  : Varian pasar

4. Definisi Divesifiksi

Diversifikasi adalah strategi dalam manajemen portofolio yakni meminimalisir resiko dengan cara mengkombinasikan berbagai investasi berbeda yang punya korelasi sekecil mungkin. Jangan lupa bahwa risiko yang dapat kita diversifikasikan disini adalah unsystematic risk. R i = α i + βi.R m + e i 2 2 2 2 . m i i ei       25 Fabozzi 1999 mengartikan diversifikasi portofolio sebagai pembentukan portofolio sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi resiko portofolio tanpa mengorbankan pengembalian yang dihasilkan. Para investor yang mengkhususkan diri dalam satu kelompok aktiva misalnya saham, juga menganggap perlu dilakukan diversifikasi portofolio. Yang dimaksud diversifikasi portofolio dalam hal ini adalah seluruh dana yang ada seharusnya tidak diinvestasikan ke dalam bentuk satu saham perusahaan saja, tapi portofolio harus terdiri dari saham banyak perusahaan. Tidak semua risiko dari saham individual relevan. Pada kenyataan sebagian besar resiko total yang sama dengan standar deviasi dari pengembalian dapat didiversifikasikan yaitu jika investasi dalam suatu saham individual dikombinasikan dengan sekuritas lain, sebagian variasi dalam pengembaliannya bisa diratakan atau dihilangkan oleh variasi dalam sekuritas lain. Efek diversifikasi yang sama dapat menjawab fakta rendahnya standar deviasi pengembalian dari portofolio saham besar. Menurut Solnik Husnan, 1995:63 menunjukkan bahwa persentase resiko saham individual yang bisa dihilangkan dengan diversfifikasi secara acak dengan membentuk portofolio yang sangat banyak sahamnya ternyata berbeda untuk pasar modal yang satu dengan yang lain. Diversifikasi akan mengurangi resiko tetapi selama investasi- investasi tersebut tidak mempunyai koefisien korelasi antara tingkat keuntungannya yang negatif sempurna, maka kita tidak bisa menghilangkan fluktuasi tingkat keuntungan yang diukur dari standar deviasi portofolio tersebut. Meskipun demikian standar deviasi ini tidak 26 mencapai nol. Dengan kata lain meskipun kita menambah jumlah jenis saham dalam suatu portofolio, kita akan selalu dihadapkan pada resiko tertentu Husnan, 1995: 161. Diversifikasi ditimbulkan oleh penggabungan sekuritas-sekuritas yang pengembaliannya tidak saling berkorelasi secara sempurna sehingga mengurangi resiko portofolio. Pengembalian portofolio adalah rata-rata tertimbang dari pengembalian sekuritas individual, berapa pun banyaknya sekuritas dalam portofolio tersebut. Jadi, diversifikasi tidak akan mempengaruhi pengembalian portofolio secara sistematis, tetapi diversifikasi akan mengurangi variabilitas standar deviasi dari pengembalian. Secara umum semakin kecil korelasi antara pengembalian semakin besar dampak dari diversifikasi terhadap pengurangan variabilitas. Prinsip ini berlaku bagi semua resiko sekuritas dari portofolio jika dilihat terpisah. Menurut Wyne Wagner dan Sheila Lau Fabozzi dan Modigliani, 1999:262, yang mengukur standar deviasi dan portofolio secara acak termasuk sejumlah sekuritas yang diperdagangakan dalam New York Stock Exchange. Studi mereka mengungkapkan bahwa pengembalian rata- rata standar deviasi dari portofolio tidak berhubungan dengan sejumlah sekuritas yang ada dalam portofolio tersebut. Namun standar deviasi menurun seiring dengan meningkatnya jumlah sekuritas dalam portofolio. Mereka juga menemukan bahwa 1 diversifikasi inkremental dapat memperlambat penurunan resiko dengan cepat , dan tingkat penurunan 27 resiko sangat lambat ketika jumlah sekuritas meningkat katakanlah diatas 10,dan 2 total resiko portofolio menurun dengan cepat seiring perluasan portofolio dari satu sekuritas dengan perluasan portofolio dari sekuritas hingga 10 sekuritas. Hasil penelitian Wyne Wagner dan Seila Lau dalam Fabozzi, 1999:262 menunjukan bahwa jumlah resiko bisa dihilangkan dengan cara diversifikasi, dan resiko-resiko yang lain tidak. Jadi harus dibedakan antara resiko tidak sistematis yang tidak bisa dibuang dengan diversfikasi degan resiko sistematis yang tidak bisa dihilangkan melalui diversifikasi. Peningakatan diversifikasi perlahan-lahan akan menghilangkan resiko tidak sistematis sehingga yang tersisa hanya risiko sistematis, yaitu resiko yang berhubungan dengan pasar. Dengan menggunakan definisi sekuritas pengembalian menurut model pasar, maka resiko sistematis dan resiko tidak sistematis sama dengan standar deviasi dari masing-masing komponen pengembalian. Resiko tidak sistematis sama dengan standar deviasi dari faktor pengembalian residual ∈, atau Fabozzi dan Modigliani, 1999:265 Resiko tidak sistematis = � � Diversifikasi secara garis besar dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, diversifikasi vertikal, yakni mengalokasikan investasi ke berbagai asset class, mulai dari cash, obligasi, properti, saham, dan tipe aset lainnya. Aset-aset ini mempunyai karakteristik yang berbeda,

Dokumen yang terkait

Penggunaan teori portofolio modern (modern portofolio theory) dalam pembentukan return portofolio saham Syariah

0 41 266

Pengaruh diversifikasi operasi, diversifikasi geografis dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba : studi empiris pada perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2010-2013

1 12 111

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesi

0 2 12

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UMUR PERUSAHAAN, DIVERSIFIKASI PRODUK DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Diversifikasi Produk Dan Return On Assets Terhadap Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia (Studi Pada Perusah

0 2 17

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UMUR PERUSAHAAN, DIVERSIFIKASI PRODUK DAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Diversifikasi Produk Dan Return On Assets Terhadap Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia (Studi Pada Perusahaan Perbankan Dan Asuransi

5 30 11

Pengaruh ukuran perusahaan dan resiko bisnis terhadap profitabilitas serta kebijakan deviden.

0 2 17

RESIKO SUKU BUNGA MERUPAKAN RESIKO PENUR (1)

0 0 1

ANALISIS RESIKO PORTOFOLIO dengan METODE

0 0 19

RETURN DAN RESIKO PORTOFOLIO. pptx

0 0 15

PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PROPERTI

0 0 18