Manfaat Evaluasi Program EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM CERDAS ISTIMEWA (CI) AKSELERASI DI SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA.

21 Berdasarkan penjelasan masing-masing evaluator di atas, maka kedudukan peneliti dalam mengevaluasi program CI akselerasi di sekolah adalah sebagai evaluator luar. Hal ini dikarenakan peneliti merupakan orang yang tidak terlibat dan terkait dalam implementasi program yang dilaksanakan. Suharsimi Arikunto 1988:9 mengatakan bahwa evaluator progam dituntut untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, yaitu: a. Memahami materi, yaitu memahami tentang seluk beluk program yang dievaluasi, antara lain. 1 Tujuan program yang sudah ditentukan sebelum muali kegiatan 2 Komponen-komponen program 3 Variabel yang diuji-cobakan atau dilaksanakan 4 Jangka waktu dan penjadwalan kegiatan 5 Mekanisme pelaksanaan program 6 Pelaksana program 7 Sistem monitoring kegiatan program b. Menguasai teknik, yaitu menguasai cara-cara atau teknik yang digunakan di dalam melaksanakan evaluasi program. Oleh karena evaluasi program tidak lain adalah peneliti evaluasi, maka evaluator program harus menguasai metodologi pendidikan, meliputi: 1 cara membuat perencanaan penelitian, 2 teknik menentukan populasi dan sampel, 3 teknik menyusun instrumen penelitian, 4 prosedur dan teknik pengumpulan data, 22 5 penguasaan teknik pengolahan data, 6 cara menyusun laporan penelitian. c. Obyektif dan cermat. Tim evaluator adalah sekelompok orang yang mengimbau tugas penting yang dalam tugasnya ditopang oleh data yang dikumpulkan secara cermat dan obyektif. Mereka diharapkan dapat mengklasifikasikan, mentabulasikan, mengolah dan sebagainya secara cermat dan obyektif pula. d. Jujur dan dapat dipercaya. Tim evaluator merupakan tim kepada siapa pengambil keputusan menumpahkan seluru kepercayaannya padanya. Mengapa pengambil keputusan minta tolong untuk mengevaluasi program yang dipandang penting untuk dievaluasi.

6. Model Evaluasi Program

Terdapat banyak model dalam evaluasi yang dikemukakan oleh para ahli. Kaufman dan Thomas dalam Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin 2007:24 membedakan model evaluasi menjadi delapan model. Adapun delapan model uang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Model yang berorientasi pada tujuan Goal Oriented Evaluation Model Model ini dikembangkan oleh Ralph W. Tyler. Adapun yang menjadi objek pengamatan pada model ini adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelum program dimulai. Evaluasi dilakukan secara berkesinmabungan, terus menerus, mencek seberapa jauh tujuan tersebut sudah terlaksana di dalam proses pelaksanaan program. b. Model evaluasi lepas tujuan Goal Free Evaluation Model