Model Evaluasi Program EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM CERDAS ISTIMEWA (CI) AKSELERASI DI SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA.
26 mempunyai lima tahapan evaluasi yaitu: perencanaan, implementasi, hasil dan
dampak. Model ini disempurnakan oleh Fernandes menjadi empat tahapan, yaitu : 1
Need Assesment. Dalam tahap ini evaluator memusatkan perhatian pada penentuan masalah, hal yang perlu dipertimbangkan, kebutuhan yang
terpenuhi dan tujuan jangka panjang yang dapat dicapai. 2
Program Planning. Dalam tahap ini evaluator megumpulkan data yang terkait langsung dengan program dan mengarah pada pemenuhan kebutuhan yang
telah diidentifikasikan pada tahap kesatu. Dalam tahap perencanaan ini program yang akan dievaluasi bertujuan untuk mengetahui rencana yang telah
disusun berdasarkan analisis kebutuhan dan tidak terlepas dari tujuan yang telah dirumuskan.
3 Formative Evaluation. Dalam tahap ketiga ini evaluator berpusat pada
keterlaksanaan program. Dengan demikian, evaluator diharapkan betul-betul terlibat dalam program karena harus mengumpulkan data dan berbagai
informasi dari pengembang program. 4
Summative Evaluation. Dalam tahap ini evaluator mengumpulkan semua data tentang hasil dan dampak dari program. Melalui evaluasi sumatif ini,
diharapkan dapat diketahui apakah tujuan yang dirumuskan untuk program sudah tercapai, dan jika belum dicari bagian mana yang belum dan apa
penyebabnya. g.
Model evaluasi kesenjangan Discerpancy Model Model evaluasi ini dikembangkan oleh Malcolm Provus yang menekankan
adanya kesenjangan di dalam pelaksanaan program. Dalam model evaluasi ini,
27 evaluator mengukur besarnya kesenjangan yang ada di setiap komponen. Model
kesenjangan berlaku bagi semua kegiatan evaluasi program, yaitu mengukur perbedaan antara apa yang seharusnya dicapai dengan apa yang sudah riil dicapai.
h. Evaluasi Model CIPP CIPP Evaluation Model
Model evaluasi ini merupakan model yang paling banyak dikenal dan diterapkan oleh para evaluator. Oleh karena itu, uraian yang diberikan relatif
panjang dibandingkan dengan model-model lainnya. Model CIPP ini dikembangkan oleh Stufflebeam, dkk 1967 di Ohio State University. CIPP
merupakan singkatan dari huruf awal empat buah kata, yaitu: 1
Context evaluation : evaluasi terhadap konteks
2 Input evaluation
: evaluasi terhadap masukan 3
Process evaluation : evaluasi terhadap proses
4 Product evaluation
: evaluasi terhadap hasil Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP tersebut merupakan
sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah model evaluasi yang memandang
program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem. Dengan demikian, jika tim evaluator sudah menentukan model CIPP sebagai model yang akan digunakan
untuk mengevaluasi program yang ditugaskan maka mau tidak mau mereka harus menganalisis program tersebut berdasarkan komponen-komponennya. Berikut ini
akan dijelaskan mengenai model evaluasi CIPP Context, Input, Proses, dan Product.
28 1
Evaluasi Konteks Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci
lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek. Ada empat pertanyaan yang dapat diajukan sehubungan
dengan evaluasi konteks, yaitu sebagai berikut: a
Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh program? b
Tujuan pengembangan apakah yang belum dapat tercapai oleh program? c
Tujuan pengembangan apakah yang dapat membantu mengembangkan masyarakat?
d Tujuan-tujuan mana sajakah yang paling mudah dicapai?
2 Evaluasi Masukan
Evaluasi masukan dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi problem, asset, dan peluang untuk membantu para pengambil keputusan untuk
mendefiniskan tujuan, prioritas-prioritas dan membantu kelompok-kelompok lebih luas pemakai untuk menilai tujuan, prioritas dan manfaat-manfaat dari
program, menilai pendekatan alternatif, rencana tindakan, rencana staff dan anggaran untuk fisibilitas dan potensi cost effectiveness untuk memenuhi
kebutuhan dan tujuan yang ditargetkan. Menurut Stufflebeam yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi
Safruddin 2007:47, pertanyaan yang berkenaan dengan masukan mengarah pada pemecahan masalah yang mendorong diselenggarakannya program yang
bersangkutan.
29 3
Evaluasi Proses Evaluasi proses dalam model CIPP menunjuk pada “apa” what kegiatan
yang dilakukan dalam program, “siapa” who orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab program, “kapan” when kegiatan akan selesai. Evaluasi
proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Ada empat pertanyaan yang
sehubungan dengan evaluasi proses, yaitu sebagai berikut: a
Apakah pelaksanaan program sesuai dengan jadwal? b
Apakah staf yang terlibat di dalam pelaksanaan program akan sanggup menangani kegiatan selama program berlangsung dan kemungkinan jika
dilanjutkan? c
Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal?
d Hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksanaan program
dan kemungkinan jika program dilanjutkan? 4
Evaluasi Produk atau Hasil Evaluasi produk atau hasil diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan
perubahan yang terjadi pada masukan mentah. Menurut Giant Ridhansyah Syqmanoti 2013: 41, tujuan utama dalam evaluasi produk adalah untuk
mengukur, mengimplementasikan dan memutuskan hasil yang telah dicapai oleh program yaitu apakah telah dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan atau belum.
30 Pertanyaan yang dapat diajukan sehubungan dengan evaluasi produk
adalah: a
Apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan sudah terjadi? b
Pernyataan-pernyataan apakah yang mungkin dirumuskan berkaitan antara rincian proses dengan pencapaian tujuan?
c Dalam hal-hal apakah berbagai kebutuhan siswa sudah dapat terpenuhi?
d Apakah dampak yang diperoleh dalam waktu yang relatif panjang?
Edison Nani Mayadianti, 2011:19, model evaluai CIPP mempunyai keunggulan yaitu:
1 CIPP memiliki pendekatan yang holistk dalam evaluasi, bertujuan
memberikan gambaran yang sangat detail dan luas terhadap suatu proyek, mulai dari konteknya hingga saat proses implementasi.
2 CIPP memiliki potensi untuk bergerak diwilayah evaluasi formative dan
summative sehingga sama baiknya dalam membantu melakukan perbaikan selama program berjalan maupun memberikan informasi final.
Berdasarkan penjelasan dari berbagai model-model evaluasi di atas, maka penulisan skripsi yang digunakan oleh peneliti dalam menilai komponen-
komponen program CI akselerasi di sekolah menggunakan model evaluasi CIPP Context, Input, Process, dan Product. Hal ini dikarenakan model ini merupakan
model yang paling banyak dan sering digunakan, berfokus pada pengambilan keputusan, komprehensif, dan lebih mudah untuk memahami serta menilai
komponen-komponen program CI akselerasi.
31