Permasalahan Pelaksanaan Program CI Akselerasi

143 Ada beberapa hal yang perlu dikritisi dari komponen konteks terkait dengan tujuan program. Dalam rangka pencapaian tujuan program, sekolah penyelenggara harus memenuhi tahapan pelaksanaan penyelenggaraan program akselerasi sebagaimana telah dijelaskan pada bab II. Tahapan ini merupakan tahapan impelementasi penyelenggaraan program akselerasi, dimana segala sumber daya pendidikan sudah tersedia. Sumber daya program akselerasi meliputi segala sumber daya baik yang berasal dari internal sekolah maupun eksternal. Sumber daya tersebut seperti sarana prasarana penunjang pembelajaran, biaya untuk pemenuhan kebutuhan siswa CI akselerasi dan kemampuan kompetensi tenaga pendidik siswa CI akselerasi. Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program CI akselerasi di SMA Negeri 5 Yogyakarta belum didukung oleh sumber daya yang memadai. Sehingga pencapaian tujuan program yang diharapkan juga belum cukup efektif.

b. Evaluasi Komponen Masukan Input

1 Identifikasi Peserta Program Dengan mempelajari data dari hasil penelitian, identifikasi siswa program CI akselerasi di SMA Negeri 5 Yogyakarta dilakukan melalui beberapa tes, yaitu: a Psikotes, yang meliputi tes IQ, kreativitas, dan komitmen pada tugas task commitment. Peserta didik yang lulus tes psikologis adalah mereka yang memiliki kemampuan intelektual umum dengan kategori genius IQ ≥ 140 atau mereka yang memiliki kemampuan intelektual umum dengan 144 kategori cerdas IQ ≥ 130 yang ditunjang oleh kreativitas dan keterikatan terhadap tugas dalam kategori di atas rata-rata. Pelaksanaan tes IQ calon siswa Program Pendidikan CI dilaksanakan oleh Lembaga Psikologi yang ditunjukkan oleh sekolah dalam hal ini adalah Psikolog dari UAD. b Tes Potensial Akademik meliputi tes tertulis untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, Fisika dan Biologi yang diperoleh dari skor: Nilai Ujian Nasional dari sekolah sebelumnya memenuhi syarat untuk masuk ke SMA Negeri 5 Yogyakarta. c Tes wawancara terhadap orang tua wali siswa. yaitukesediaan Calon Siswa Program Pendidikan CI dan Persetujuan orang tua. Sebagaimana teori Renzulli Reis Solangelo, Semiawan, 1995 bahwa prosedur identifikasi anak berbakat dalam Model Pengayaan Sekolah Schoolwide Enrichment Model – SEM terdiri dari enam langkah yaitu: “1 Nominasi berdasarkan tes. Tes yang dimaksud biasanya tes intelegensi atau tes hasil belajar atau tes bakat tunggal, yang memberi peluang pada seseorang yang baik dalam bidang tertentu, tetapi mungkin tidak baik dalam bidang yang lain, untuk dapat dimasukkan dalam kategori anak berbakat, 2 Nominasi guru yaitu kemampuan di atas rata-rata keterlekatan pada tugas dan kreativitas dapat dijaring melalui aspek psikomotorik, aspek perkembangan, aspek kinerja dan aspek sosiometrik dengan berbagai alat instrumen identifikasi melalui langkah-langkah berikutnya, 3 Alternatif lainnya yang bisa merupakan nominasi teman sebaya, nominasi orang tua atau nominasi diri, maupun tes kreativitas, 4 Nominasi khusus yang merupakan review terakhir dari mereka yang sebelumnya tidak terlibat dalam nominasi-nominasi tersebut seperti bekas guru murid tertentu. Boleh juga mengusulkan untuk membatalkan nominasi tertentu berdasarkan pengalaman tertentu dengan anak tertentu, 5 Nominasi informasi tindakan action information. Proses ini terjadi bila gurunya setelah 145 memperoleh penataran dalam pendidikan anak berbakat, dapat melakukan interaksi yang dinamis, sehingga meningkatkan motivasi interes anak untuk suatu topik atau bidang tertentu di sekolah ataupun luar sekolah, 6 Proses nominasi sebagaimana dilakukan oleh guru berdasarkan pesan informasi tindakan PIT.” Berdasarkan analisis di atas dapat diketahui bahwa identifikasi siswa program CI akselerasi di SMA Negeri 5 Yogyakarta sudah dilaksanakan dengan baik melalui seleksi yang hasilnya sudah memenuhi syarat dan kriteria siswa program akselerasi menurut Depdiknas dalam buku pedoman program akselerasi 2003. 2 Kriteria tenaga pendidik guru Kualifikasi tenaga pendidik merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan keberhasilan proses pelaksanaan program cerdas istimewa akselerasi. Pada dasarnya tenaga pendidik guru yang mengajar pada program CI akselerasi sama dengan guru yang mengajar pada program reguler, hanya saja dipilih yang memiliki kemampuan, sikap, keterampilan dan komitmen terbaik dalam melaksanakan tugas. Berdasarkan hasil penelitian, tenaga pendidik guru program CI akselerasi di SMA Negeri 5 Yogyakarta dipilih berdasarkan pengalaman dan kemampuan mereka mengajar, penguasaan materi dan emosional, pengetahuan kebutuhan kondisi siswa dan tidak semua guru dapat mengajar di kelas CI akselerasi. Namun, belum semua guru yang dipilih untuk mengajar di kelas CI akselerasi sudah memenuhi kriteria tersebut. Kualifikasi dan kompetensi guru program CI Akselerasi yang digunakan