Sejarah 1 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM CERDAS ISTIMEWA (CI) AKSELERASI DI SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA.

108 Berdasarkan analisa dokumen pada tanggal 26 april 2015, diperoleh data bahwa pelaksanaan pembiayaan program CI akselerasi di SMA Negeri 5 Yogyakarta yaitu: a Sumber pembiayaan berasal dari bantuan Pemerintah dan iuran dari orang tua siswa. b Pada akhir semester BapakIbu guru pengajar kelas Program Pendidikan CI mendapatkan insentif sebagai penghargaan dari pihak sekolah. c Sekolah melaksanakan subsidi silang kepada siswa Program Pendidikan CI kepada siswa Program Pendidikan CI yang kurang mampu. d Bagi siswa berprestasi dikelas sebagai juara kelas mendapat bea siswa dari sekolah. e Sekolah mencarikan dana beasiswa bagi siswa Program Pendidikan CI yang tidak mampu. 5 Sarana dan Prasarana Komponen input selanjutnya adalah sarana dan prasarana. Sekolah penyelenggara program pendidikan CI, diharapkan mampu memenuhi sarana penunjang kegiatan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa. Dengan adanya sarana dan prasarana penunjang kegiatan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa diasumsikan proses pelaksanaan program CI akselerasi akan dapat berjalan dengan lancar, dan tujuan program dapat tercapai dengan baik pula. Untuk mendapatkan data dan informasi tentang ketersediaan sarana dan prasarana program CI akselerasi peneliti menggunakan metode wawancara 109 langsung, dokumentasi dan pengamatan observasi. Sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan program CI sedikit berbeda dengan program reguler karena sarana dan prasarana sebagai penunjang dan pendukung kegiatan belajar mengajar disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan KA selaku Koordinator Program CI akselerasi SMA Negeri 5 Yogyakarta pada tanggal 29 januari 2015 mengungkapkan, “Saya sampaikan bahwa akselerasi sebenarnya secara ekonomis diuntungkan, karena pembayarannya hampir sama SPP dan sebagainya. Kemudian mempunyai fasilitas dan penanganan yang agak berbeda. Teman-temannya kan gak ada outbound, kalau akselerasi diberikan outbound setiap persemesternya untuk menyeimbangkan dia belajar dan bersosialisasi. Secara sarana, memang sarana pendukungnya juga ada perbedaan karena banyak di sekolah dalam arti untuk mengejar waktu seringkali kita menambahkan jam-jam khusus dan kita buatkan sarana yang lebih dari yang lain seperti kita buatkan almari khusus atau loker masing-masing siswa, karena seringkali ada AC nya juga tapi tidak semua. Kalau masalah transportasi, sama dengan siswa reguler.” Penanganan sarana dan prasarana dalam program akselerasi di SMA Negeri 5 Yogyakarta agak berbeda dengan program reguler. Seperti kelas akselerasi diberi kegiatan outbound setiap persemesternya sedangkan kelas lain tidak. Selain itu, penambahan jam khusus belajar karena siswa akselerasi harus memahami dan mendalami materi pelajaran dalam waktu yang lebih cepat dibanding dengan teman-temannya yang di kelas reguler. Perbedaan selanjutnya yaitu siswa akselerasi diberi almari khusus loker untuk setiap siswa dan kelas akselerasi diberikan AC sedangkan di kelas reguler hanya menggunakan kipas angin. Sebagaimana hasil wawancara dengan FS sebagai guru fisika program CI akselerasi SMA Negeri 5 Yogyakarta pada