17 pendidikan, hasil program pendidikan, kurikulum, tanggapan masyarakat terhadap
program, sumber daya program pendidikan, dampak pembelajaran, manajemen program pendidikan dan sebagainya.
3. Manfaat Evaluasi Program
Menurut Anas Sudijono 2008:17 kegunaan yang dapat dipetik dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah:
a. Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh informasi tentang
hasil-hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program pendidikan. b.
Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya relevansi antara program pendidikan yang telah dirumuskan, dengan tujuan yang hendak dicapai.
c. Terbukanya kemungkinan untuk dapat dilakukannya usaha perbaikan,
penyesuaian, dan penyempurnaan program pendidikan yang dipandang lebih berdaya guna dan berhasil guna, sehingga tujuan yang dicita-citakan, akan
dapat tercapai dengan hasil yang sebaik-baiknya Sejalan dengan pendapat Anas, Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin
2007: 8 menyebutkan wujud dari hasil evaluasi adalah sebuah rekomendasi dari evaluator decision maker. Ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat
dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program keputusan, yaitu: a.
Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak ada manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan.
b. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan
harapan terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit.
18 c.
Melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukkan bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil
yang bermanfaat. d.
Menyebarluaskan program melaksanakan program ditempat-tempat lain atau mengulangi lagi program dilain waktu, karena program tersebut berhasil
dengan baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain.
Berkaitan dengan manfaat evaluasi, maka informasi yang diperoleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna bagi decision maker dalam pengambilan
keputusan dan kebijakan suatu program, karena tindak lanjut suatu program dihasilkan dari hasil kegiatan evaluasi yang sedang berlangsung.
4. Subjek dan Objek Sasaran Evaluasi Program
Menurut Suharsimi 2005: 19 yang dimaksud dengan subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Dalam hal ini yang dapat
disebut sebagai subjek ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku.
Selanjutnya Anas 2008:25 mengatakan bahwa obyek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau
proses pendidikan yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai evaluator ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses
pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk mengenal atau mengetahui objek dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dari tiga segi, yaitu dari
segi input, transformasi dan output, dimana input kita nggap sebagai “bahan
19 mentah yang akan diolah”, transformasi kita anggap sebagai “dapur tempat
mengolah bahan mentah”, dan output kita anggap sebagai “hasil” pengolahan yang dilakukan di dapur dan siap untuk dipakai.
Dalam menentukan sasaran evaluasi, evaluator perlu mengenali program dengan baik, terutama komponen-komponennya karena yang menjadi sasaran
evaluasi bukan program secara keseluruhan tetapi komponen atau bagian program Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin, 2014:14.
Berdasarkan keterangan di atas kaitannya dengan penelitian ini, yang disebut sebagai subjek evaluasi yaitu kepala sekolah, koordinator program, guru,
dan siswa kelas CI akselerasi. Sedangkan objek evaluasinya adalah kegiatan belajar mengajar dan informasi atau data seputar pelaksanaan program CI
akselerasi di sekolah.
5. Evaluator Program
Menurut Suharsimi dan Cepi Safruddin 2007:9 evaluator program dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu 1 evaluator dalam internal
evaluator dan 2 evaluator luar external evaluator. a.
Evaluator dalam internal evaluator Yang dimaksud evaluator dalam adalah petugas evaluasi program yang
sekaligus merupakan salah seorang dari petugas atau anggota pelaksana program yang dievaluasi.
b. Evaluator luar external evaluator
Yang dimaksud dengan evaluator luar adalah orang-orang yang tidak terkait dengan kebijakan dan implementasi program. Mereka berada diluar dan
20 diminta oleh pengambil keputusan untuk mengevaluasi keberhasilan program
atau keterlaksanaan kebijakan yang sudah diputuskan. Masing-masing dua macam evaluator yang dijelaskan di atas, baik
evaluator dalam dan evaluator luar mengandung dan kelebihan yaitu sebagai berikut.
Tabel 1. Kelebihan dan Kelemahan Evaluator Dalam Internal Evaluator dan Evaluator Luar Eksternal Evaluator.
Evaluator Kelebihan
Kekurangan
Evaluator Dalam Internal
Evaluator 1
Evaluator memahami betul program yang akan dievaluasi
sehingga untuk tidak atau kurang tepatnya sasaran tidak
perlu ada. 1
Adanya unsur subjektivitas dari evaluator,
sehingga berusaha
menyampaikan aspek positif dari program yang dievaluasi dan
menginginkan agar
kebijakan tersebut dapat diimplementasikan
baik pula. 2
Karena evaluator adalah orang dalam, pengambil keputusan
tidak perlu
banyak mengeluarkan
dana untuk
membayar petugas evaluasi. 2
Karena sudah memahami seluk beluk program, jika evaluator
yang ditunjuk kurang sabar, kegiatan
evaluator akan
dilaksanakan dengan tergesa-gesa sehingga kurang cermat.
Evaluator Luar Eksternal
Evaluator 1
Oleh karena
tidak berkepentingan
atas keberhasilan program maka
evaluator luar dapat bertindak secara
objektif selama
melaksanakan evaluasi dan mengambil keputusan.
1 Evaluator luar adalah orang baru,
yang sebelumnya tidak mengenal kebijakan tentang program yang
akan dievaluasi. Dampak dari ketidakjelasan
pemahaman tersebut
memungkinkan kesimpulan yang diambil kurang
tepat. 2
Seorang ahli dibayar, biasanya akan
mempertahankan kredibilitas
kemampuannya. Dengan begitu, evaluator akan
bekerja secara serius dan hati- hati.
2 Pemborosan,
pengambil keputusan harus mengeluarkan
dana yang cukup banyak untuk membayar evaluator bebas.
Sumber: Giant Ridhansyah Syqmanoti. 2013: 30