Pedoman Teknis Sarana Keselamatan Jiwa Pada Bangunan Rumah Sakit
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
Tipe konstruksi Lapis bangunan
1 2
3 4 atau lebih
I 443 X
X X
X I 332
X X
X X
II 222 X
X X
X II 111
X X
X NP
II 000 X
NP NP
NP III 211
X NP
NP NP
III 200 NP
NP NP
NP IV 2HH
X NP
NP NP
V 111 X
NP NP
NP V 000
NP NP
NP NP
X : Tipe konstruksi yang diijinkan NP: Tidak diijinkan
18.1.6.3 Semua dinding-dinding dan partisi interior dalam dengan Konstruksi Tipe I atau Tipe II harus dari bahan-bahan tidak mudah terbakar atau terbakar terbatas.
18.1.6.4 Semua bangunan yang memiliki lebih dari satu tingkatan dibawah tingkatan pelepasan eksit harus memiliki tingkatan yang lebih rendah yang dipisahkan dari tingkatan
pelepasan eksit dengan konstruksi Tipe II 111.
Gambar 1819.2 – Penetuan jumlah lantai untuk penerapan persyaratan minimum
konstruksi.
18.1.7 Beban Penghunian.
Pedoman Teknis Sarana Keselamatan Jiwa Pada Bangunan Rumah Sakit
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
Beban penghunian, dalam jumlah orang-orang yang diperlukan dalam persyaratan jalan ke luar dan harus ditentukan berdasarkan faktor beban penghunian dari Tabel 7.3.1.2 yang
merupakan karakteristik penggunaan ruang atau harus ditentukan dari jumlah populasi yang mungkin berada dalam suatu ruang yang diperhitungkan, yang mana yang lebih besar.
18.2.1 Umum.
Setiap jalan masuk, jalan terusan, koridor, pelepasan eksit, lokasi eksit dan akses ke eksit harus sesuai dengan Bab 7.
Pengecualian :
Sebagaimana ditentukan oleh pasal 18.2.2 hingga 18.2.11.
18.2.2 Komponen-komponen sarana jalan ke luar.
18.2.2.1 Komponen-komponen sarana jalan ke luar harus dibatasi terhadap tipe-tipe sebagaimana diuraikan dalam pasal 18.2.2.2 hingga 18.2.2.10.
18.2.2.2 Pintu-pintu.
18.2.2.2.1 Hanya pintu-pintu yang memenuhi ketentuan 7.2.1 diperbolehkan. 18.2.2.2.2 Kunci-kunci tidak diperkenankan dipasang pada pintu-pintu ruang tidur pasien.
Pengecualian
1 Peralatan pengunci yang menghalangi akses ke ruangan dari koridor yang hanya dapat dioperasikan oleh
staf dari sisi koridor diperbolehkan. Peralatan semacam itu tidak boleh menghalangi jalur penyelamatan dari dalam ruangan.
2 Pengaturan penguncian pintu diperbolehkan pada hunian perawatan kesehatan atau bagian dari hunian
perawatan kesehatan yang kebutuhan klinis pasiennya memerlukan upaya sekuriti khusus untuk keselamatannya, dengan syarat bahwa kunci-kunci dibawa setiap saat oleh staf.
18.2.2.2.3 Pintu-pintu yang terletak dalam sarana jalan ke luar yang disyaratkan diperbolehkan dikunci.
18.2.2.2.4 Pintu-pintu di dalam sarana jalan ke luar yang disyaratkan tidak boleh dipasangi palang pintu atau kunci yang memerlukan penggunaan alat atau anak kunci untuk
membukanya dari sisi jalan ke luar.
Pengecualian
1 Pengaturan penguncian pintu tanpa menunda waktu penyelamatan dibolehkan pada hunian perawatan
kesehatan atau bagian dari hunian perawatan kesehatan yang kebutuhan klinis pasiennya memerlukan upaya penp membuka pintu-pintu tersebut. Lihat 18.1.1.1.5 dan 18.2.2.2.5.
2 Kunci-kunci penunda penyelamatan yang memenuhi ketentuan 7.2.1.6.1 diperbolehkan dengan syarat
tidak lebih dari satu alat semacam itu ditempatkan di tiap jalur penyelamatan. 3
Pintu-pintu penyelamatan yang dikendalikan aksesnya yang memenuhi ketentuan 7.2.1.6.2 diperbolehkan.