Persyaratan Pemadam Kebakaran. Deteksi.

Pedoman Teknis Sarana Keselamatan Jiwa Pada Bangunan Rumah Sakit Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 18.3.5.1 Bangunan-bangunan yang terdapat didalamnya fasilitas perawatan kesehatan harus dilindungi seluruhnya dengan sistem sprinkler otomatis yang diawasi dan disetujui sesuai dengan ketentuan Sub.Bab 9.7. Pengecualian: Pada konstruksi Tipe I dan Tipe II, apabila disetujui oleh otoritas yang berwenang, upaya proteksi alternatif diperbolehkan sebagai penganti sprinkler di area spesifik yang menurut otoritas yang berwenang melarang penggunaan sprinkler, tanpa menyebabkan bangunan terklasifikasi sebagai bangunan tanpa sprinkler. 18.3.5.2 Sistem sprinkler respons cepat dan sistem sprinkler residensial yang dijamin harus digunakan di seluruh kompartemen asap yang terdapat didalamnya ruang-ruang tidur pasien. 18.3.5.5 Sprinkler di area-area yang tirai kubikasi dipasang harus memenuhi ketentuan dalam standar NFPA 13, standar pemasangan instalasi sistem sprinkler Standard for the Installation of Sprinkler Systems. 18.3.5.6 Alat pemadam api ringan APAR harus disediakan di semua hunian perawatan kesehatan sesuai dengan ketentuan 9.7.4.1.

18.3.6 Koridor-koridor.

18.3.6.1 Koridor-koridor harus dipisahkan dari area-area lainnya dengan partisi-partisi yang memenuhi ketentuan butir-butir 8.3.6.2 sampai 18.3.6.5. Lihat pula 18.2.5.9. Pengecualian 1 Ruang-ruang diperbolehkan tidak dibatasi luasnya dan membuka ke koridor, dengan syarat kriteria berikut ini dipenuhi : a Ruang-ruang tersebut tidak digunakan sebagai ruang-ruang tidur pasien, ruang-ruang perlakuan medis, atau area-area berbahaya. b Koridor-koridor kearah mana ruang-ruang terbuka berada dalam kompartemen asap yang sama dan dilindungi dengan sistem deteksi asap otomatik yang diawasi secara elektrik sesuai dengan ketentuan 18.3.4, atau kompartemen-kompartemen asap tempat ruang tersebut terletak diproteksi seluruhnya dengan sprinkler jenis respons cepat. c Ruang terbuka diproteksi dengan sistem deteksi asap otomatis, diawasi secara elektris sesuai ketentuan 18.3.4, atau seluruh ruangan diatur dan diletakkan sehingga memungkinkan dilakukan pengawasan langsung oleh staf fasilitas dari stasion perawat atau ruangan semacam itu. d Ruang tidak mengganggu akses ke eksit yang disyaratkan. Pedoman Teknis Sarana Keselamatan Jiwa Pada Bangunan Rumah Sakit Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Gambar 1819.15a – Ukuran ruangan tak terbatas yang terbuka ke koridor Gambar 1819.15b – Ruang tunggu dengan ukuran terbatas yang terbuka ke koridor. 2 Ruang-ruang tunggu diperbolehkan membuka ke koridor, asalkan kriteria berikut dipenuhi : a Jumlah area tunggu di setiap kompartemen asap tidak melebihi 600 ft2 55.7 m2. b Setiap area dilindungi dengan sistem deteksi asap otomatis yang diawasi secara elektris sesuai ketentuan 18.3.4, atau setiap area diatur dan diletakkan untuk memungkinkan dilakukannya supervisi langsung oleh staf fasilitas dari suatu stasion atau pos perawat atau ruangan semacam itu. c Area tersebut tidak mengganggu akses ke eksit yang disyaratkan.. 3 Ruang-ruang untuk pos-pos perawat. 4 Toko-toko souvenir yang membuka ke koridor yang diproteksi sesuai ketentuan 18.3.2.5. 5 Dalam fasilitas perawatan terbatas, ruang-ruang pertemuan kelompok atau penyembuhan multiguna diperbolehkan membuka ke koridor, dengan syarat kriteria berikut ini dipenuhi : a Ruangan bukan area berbahaya. b Ruangan diproteksi oleh sistem deteksi asap otomatik yang diawasi secara elektris sesuai ketentuan 18.3.4, atau ruangan diatur dan diletakkan sedemikian sehingga memungkinkan dilakukannya pengawasan langsung oleh staf fasilitas dari pos perawatan atau lokasi semacam itu. c Area tidak mengganggu akses ke eksit yang disyaratkan .

18.3.6.2 Konstruksi dinding-dinding koridor.