Hunian Campuran. Penambahan-penambahan, konversi, pembaharuan, renovasi dan konstruksi.

Pedoman Teknis Sarana Keselamatan Jiwa Pada Bangunan Rumah Sakit Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 18.1.2.6 Auditorium, tempat peribadatan, area rumah tinggal staf, atau hunian-hunian lainnya yang disediakan terkait dengan fasilitas perawatan kesehatan harus memiliki sarana jalan ke luar yang memenuhi ketentuan dalam Sub.Bab lainnya dalam Peraturan ini. 18.1.2.7 Setiap area yang mengandung muatan berbahaya dan diklasifikasikan lebih tinggi dari hunian perawatan kesehatan dan berada dalam lokasi yang sama harus diproteksi sesuai ketentuan 18.3.2. 18.1.2.8 Hunian-hunian yang tidak terkait dengan perawatan kesehatan dan diklasifikasikan mengandung bahan-bahan bahaya tinggi, dilarang berada dalam bangunan-bangunan yang digunakan untuk hunian-hunian perawatan kesehatan.

18.1.3 Definisi Khusus.

Hunian Perawatan Kesehatan Rawat Jalan. Lihat 3.3.8. Rumah Sakit. Lihat 3.3.104. Fasilitas Perawatan Terbatas. Lihat 3.3.117. Rumah Perawatan. Lihat 3.3.132.

18.1.4 Klasifikasi Hunian.

Lihat 18.1.3.

18.1.5 Klasifikasi Muatan Berbahaya.

Klasifikasi muatan atau kandungan bahan berbahaya harus sesuai dengan definisi sebagaimana diuraikan dalam Sub.Bab 6.2.

18.1.6 Persyaratan konstruksi minimum.

18.1.6.1 Sesuai ketentuan 18.1.6, jumlah lapis bangunan harus dihitung mulai dari tingkatan pertama atau awal dari pelepasan eksit dan berakhir hingga tingkatan hunian tertinggi. Sesuai tujuan ketentuan 18.1.6, tingkatan pertama pelepasan eksit suatu bangunan harus lapis terendah yang lantainya rata atau di atas pelataran garis dinding luar untuk 50 atau lebih kelilingnya. Tingkatan bangunan di bawah tingkatan pertama tidak dihitung sebagai lapis bangunan. 18.1.6.2 Hunian perawatan kesehatan harus dibatasi tipe konstruksinya sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 18.1.6.2. Lihat 8.2.1. Pengecualian : Setiap bangunan dari konstruksi Tipe I443, Tipe I332, Tipe II222, atau Tipe II111 diperbolehkan memakai sistem atap yang memiliki penyangga, penopang atau atap dari bahan mudah terbakar, dengan syarat memenuhi kriteria berikut : a Penutup atap memenuhi persyaratan Klas A sesuai dengan standar NFPA 256, Standard Methods of Fire Tests of Roof Coverings. b Atap terpisah dari bagian-bagian bangunan yang dihuni dengan menggunakan pasangan lantai dari bahan tidak mudah terbakar dengan TKA tidak kurang dari 2-jam dibuat dari beton atau lapis gipsum setebal tidak kurang dari 212 in. 6.4 cm.. Untuk ini diperlukan elemen struktur untuk menopang pasangan lantai dengan TKA 2-jam untuk memperoleh tingkat ketahanan api yang diperlukan bangunan. Table 18.1.6.2 Pembatasan Tipe Konstruksi