Pembagian Ruang-ruang bangunan. Bukaan-bukaan.
Pedoman Teknis Sarana Keselamatan Jiwa Pada Bangunan Rumah Sakit
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
18.3.7.4 Tidak kurang dari 30 ft2 bersih 2.8 m2 bersih per pasien di bangunan rumah sakit atau rumah perawatan, atau tidak kurang dari 15 ft2 bersih 1.4 m2 bersih per penghuni di
fasilitas perawatan terbatas, harus diberikan dalam luas total area koridor, ruang-ruang pasien, ruang-ruang perlakuan medis, area bebas dan makan dan area bahaya rendah
lainnya yang terletak pada tiap sisi penghalang asap. Pada lantai-lantai yang bukan tempat pasien tidur atau melahirkan, tak kurang dari 6 ft2 bersih 0.56 m2 bersih per penghuni
harus disediakan pada tiap sisi penghalang asap untuk jumlah total penghuni di kompartemen-komparemen yang berdekatan.
18.3.7.5 Pintu-pintu di penghalang asap harus pintu-pintu yang kokoh, seperti pintu inti kayu rekat padat setebal 134-in. 4.4-cm, atau dari konstruksi yang dapat menahan api
tidak kurang dari 20 menit. Pelat pelindung buatan yang memanjang tidak kurang dari 48 in. 122 cm di atas bagian bawah pintu diperbolehkan. Bukaan-bukaan yang melintas di koridor
di penghalang asap harus dilindungi dengan pasangan pintu ayun atau pintu geser horisontal yang memenuhi butir 7.2.1.14. Pintu-pintu ayun harus diatur sedemikian sehingga
setiap pintu dapat membuka ke arah yang berlawanan satu sama lain.
Lebar bersih minimum untuk pintu-pintu berayun harus sebagai berikut : 1
Rumah sakit dan rumah perawatan — 41.5 in. 105 cm
2 Rumah sakit jiwa dan fasilitas perawatan terbatas
— 32 in. 81 cm Lebar bersih minimum bukaan untuk pintu-pintu geser horisontal adalah sebagai berikut :
1 Rumah sakit dan rumah perawatan
— 83 in. 211 cm 2
Rumah sakit jiwa dan fasilitas perawatan terbatas — 64 in. 163 cm
18.3.7.6 Pintu-pintu di penghalang asap harus memenuhi ketentuan 8.3.4 dan harus dilengkapi dengan alat menutup sendiri atau penutup otomatis sesuai dengan ketentuan
18.2.2.2.6.
18.3.7.7 Panel penglihat terdiri atas kaca tahan api atau panel kaca berkawat diberi rangka yang disetujui harus disediakan di tiap pintu ayun yang memotong melintas koridor dan
pada tiap pintu geser yang memotong koridor di penghalang asap.
18.3.7.8 Kelengkapan pintu seperti rabet, bevel atau astragals harus disyaratkan pada sisi- sisi pertemuan pintu, dan stops disyaratkan pada sisi atas dan samping kerangka pintu di
penghalang asap. Pengunci tidak disyaratkan. Pintu yang membuka lewat poros di tengah tidak diperbolehkan.
Pedoman Teknis Sarana Keselamatan Jiwa Pada Bangunan Rumah Sakit
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
Gambar 1819.17 – Penghalang asap untuk bangunan hunian perawatan kesehatan
baru.
Gambar 1819.18 – Penghalang asap membagi lantai dalam dua kompartemen asap.
Pedoman Teknis Sarana Keselamatan Jiwa Pada Bangunan Rumah Sakit
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
Gambar 1819.19 – Jarak tempuh terbatas ke pintu pada penghalang asap.
Gambar 1819.20a – Detail dari penghalang asap baru
Pedoman Teknis Sarana Keselamatan Jiwa Pada Bangunan Rumah Sakit
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
Gambar 1819.20b – Detail dari penghalang asap eksisting
Gambar 1819.21 – Kompartemen asap dalam bangunan atrium
Pedoman Teknis Sarana Keselamatan Jiwa Pada Bangunan Rumah Sakit
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
Gambar 1819.22 – Kompartemen asap atrium dengan area terbatas.