PENDIDIKAN LINTAS SATUAN DAN JALUR PENDIDIKAN

secara elektronik; d. unsur penunjang untuk melaksanakan proses manajerial pendidikan jarak jauh; e. proyeksi ketersediaan calon peserta didik untuk setiap program studi; dan f. akses ke sarana dan prasarana untuk kegiatan tutorial. 2. Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan pendirian satuan pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan Menteri. Pasal 162 1 Pendirian TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, SD, MI, SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat, SMA, MA, SMK, MAK, atau bentuk lain yang sederajat, satuan pendidikan khusus, dan satuan pendidikan nonformal wajib memperoleh izin dari Pemerintah KabupatenKota. 2 Izin pendirian RA, MI, MTs, MA, MAK sebagaimana dimaksud pada ayat 1, atau satuan pendidikan lain yang berada dalam pembinaan departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama dikeluarkan oleh Pemerintah KabupatenKota setelah mendapat rekomendasi persetujuan dari kantor departemen agama kabupatenkota. 3 Pendirian satuan pendidikan Indonesia di luar negeri diatur oleh Menteri. 4 Pendirian perguruan tinggi danatau program pendidikan jarak jauh pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan wajib memperoleh izin dari Menteri. Pasal 163 1 Pendirian satuan pendidikan oleh lembaga asing wajib memperoleh izin dari Menteri. 2 Pendirian satuan pendidikan nonformal yang diselenggarakan oleh lembaga asing hanya diberikan di ibukota provinsi. 3 Ketentuan lebih lanjut tentang pendirian satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan 2 diatur dengan Peraturan Menteri.

BAB XIII PENDIDIKAN LINTAS SATUAN DAN JALUR PENDIDIKAN

103 Pasal 164 Peserta didik dapat belajar atau mengambil program­program pendidikan pada jenis dan jalur pendidikan yang berbeda secara terpadu dan berkelanjutan melalui pembelajaran tatap muka atau jarak jauh dengan fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan. Pasal 165 1 Peserta didik TKRA, SDMI, SMPMTs, SMAMA, SMKMAK, TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB, atau bentuk lain yang sederajat dapat: a. pindah satuan atau program pendidikan; atau b. mengambil program atau mata pelajaran pada jenis danatau jalur pendidikan yang sama atau berbeda sesuai dengan persyaratan akademik satuan pendidikan penerima. 2 Peserta didik nonformal dan informal dapat: a. pindah ke satuan atau program pendidikan; atau b. mengambil program atau mata pelajaran pada jenis danatau jalur pendidikan yang sama atau berbeda sesuai dengan persyaratan akademik satuan pendidikan penerima. 3 Perpindahan satuan atau program pendidikan atau pengambilan program atau mata pelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dilakukan melalui tes penempatan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang dituju. 4 Satuan pendidikan umum yang menerima peserta didik dari satuan pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan Pemerintah dan pemerintah daerah harus menyediakan guru pembimbing khusus serta sarana dan prasarana pendidikan khusus yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan pembelajaran bagi peserta didik berkelainan. 5 Ketentuan lebih lanjut tentang pindah satuan atau program pendidikan atau pengambilan program atau mata pelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur dengan peraturama Menteri. Pasal 166 1 Peserta didik suatu program studi pada perguruan tinggi tertentu 104 dapat mengambil mata kuliah pada program studi yang sama atau berbeda pada perguruan tinggi yang sama atau perguruan tinggi lain yang terakreditasi. 2 Peserta didik suatu program studi pada perguruan tinggi tertentu dapat pindah program studi yang sama atau berbeda pada perguruan tinggi yang sama atau perguruan tinggi lain yang terakreditasi sesuai persyaratan akademik program studi penerima. 3 Satuan kredit semester sks yang diperoleh peserta didik atau lulusan program studi tertentu dapat ditransfer untuk memenuhi persyaratan beban sks program studi lain. 4 Kompetensi yang diperoleh peserta didik dari suatu satuan atau program pendidikan nonformal terakreditasi dapat diperhitungkan untuk memenuhi sks program studi yang diambil. 5 Ketentuan lebih lanjut mengenai ayat 1, ayat 2, ayat 3, dan ayat 4 diatur oleh masing­masing perguruan tinggi.

BAB XIV PERANSERTA MASYARAKAT