Bagian Ketiga keempat Penyetaraan Hasil Pendidikan
Pasal 101
1 Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil satuan atau program pendidikan formal setelah melalui proses
penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau pemerintah daerah, dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan. 2 Proses penilaian penyetaraan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dilakukan melalui ujian sesuai yang dipersyaratkan dalam Standar Nasional Pendidikan dan dinyatakan lulus setara dengan lulusan
satuan pendidikan formal. 3 Pengakuan hasil pendidikan nonformal dalam bidang tertentu
sebagai pengganti mata pelajaranmata kuliah dilakukan melalui penilaian terhadap bukti penguasaan kompetensi tertentu yang
diperoleh dari lembaga pendidikan nonformal. 4 Untuk penempatan pada tingkat dalam satuan pendidikan, hasil
pendidikan nonformal diakui sama dengan hasil satuan atau program pendidikan formal melalui tes penempatan danatau
penilaian portofolio oleh satuan pendidikan formal yang bersangkutan.
5 Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian penyetaraan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, pengakuan hasil
pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 3, dan tes penempatan danatau penilaian portofolio sebagaimana dimaksud
pada ayat 4 diatur dengan Peraturan Menteri.
BAB V PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INFORMAL
Pasal 102 1 Pendidikan informal bertujuan memberikan keyakinan agama,
menanamkan nilai budaya, nilai moral, etika dan kepribadian, estetika, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendirian Negara Kesatuan Republik Indonesia.
68
2 Pendidikan informal mencakup pendidikan yang dilakukan oleh keluarga atau lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara
mandiri. 3 Pendidikan yang dilakukan oleh keluarga mencakup pendidikan
yang dilakukan oleh orang tua, anggota keluarga, danatau perseorangan yang dilibatkan dalam proses belajar secara mandiri.
4 Pendidikan yang dilakukan oleh lingkungan mencakup pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat adat, pendidikan oleh media
massa, pendidikan masyarakat melalui berbagai kegiatan hiburan, pendidikan sosial dan budaya melalui interaksi dengan
masyarakat, pendidikan alam melalui interaksi dengan alam, dan lainĀlain pendidikan yang tidak termasuk dalam jalur formal dan
nonformal. 5 Pendidikan informal dilaksanakan secara bertanggung jawab.
6 Penyampaian informasi atau hiburan oleh media masa atau pihak lain kepada masyarakat harus secara serius mempertimbangkan
implikasi pendidikannya. 7 Pemerintah dapat melarang penyampaian informasi atau hiburan
sebagaimana dimaksud pada ayat 5 yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan nasional danatau tujuan pendirian Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 103 1 Peserta didik pada pendidikan informal adalah setiap warga
masyarakat. 2 Pendidik pada pendidikan informal terdiri dari anggota keluarga,
anggota masyarakat, lingkungan sosial, atau lingkungan alam. 3 Penyelenggaraan pembelajaran pendidikan informal menjadi
tanggung jawab setiap orang, keluarga, danatau masyarakat.
Pasal 104 1 Hasil pendidikan informal dapat diakui sama dengan hasil
pendidikan formal setelah lulus ujian pada satuan pendidikan formal atau lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau
pemerintah daerah, dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
2 Hasil pendidikan informal dapat diakui sama dengan hasil
69
pendidikan nonformal setelah lulus ujian atau uji kompetensi pada satuan pendidikan nonformal atau lembaga yang ditunjuk oleh
Pemerintah atau pemerintah daerah, dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
3 Untuk penempatan pada tingkat dalam satuan pendidikan formal atau nonformal, hasil pendidikan informal diakui sama melalui tes
penempatan danatau penilaian portofolio oleh satuan pendidikan formal atau nonformal yang bersangkutan.
4 Pengakuan sama terhadap hasil pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 digunakan untuk menentukan:
a. status peserta didik pada satuan pendidikan formal atau
nonformal tertentu yang dapat dijadikan dasar untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat atau jenjang pada satuan
atau program pendidikan yang lebih tinggi; dan
b. kesesuaian persyaratan pada bidang pekerjaan tertentu.
5 Ketentuan lebih lanjut mengenai ujian atau uji kompetensi
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, serta tes penempatan danatau penilaian portofolio sebagaimana dimaksud
pada ayat 3 diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 105 1 Peserta didik pendidikan informal dapat mengajukan uji
kompetensi untuk menentukan tingkat pendidikan pada satuan atau program pendidikan formal atau nonformal yang
terakreditasi. 2 Hasil uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat 1
digunakan untuk penempatan sebagai peserta didik pada tingkat satuan atau program pendidikan formal atau nonformal yang
bersangkutan.
BAB VI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN JARAK JAUH