b. memperoleh akreditasi dari lembaga akreditasi dalam negeri; c. menerapkan sistem administrasi pendidikan berbasis teknologi
informasi dan komunikasi, termasuk yang berkaitan dengan kurikulum, proses pembelajaran, penilaian, dan perpustakaan;
d. melaksanakan kurikulum sesuai standar isi yang diperkaya sesuai dengan potensi daerahkarakteristik daerah dan sosial
budaya masyarakat setempat; e. menerapkan standar kelulusan dengan keunggulan lokal yang
lebih tinggi dari standar kompetensi lulusan; f. melaksanakan proses pembelajaran dengan memperhatikan
potensi daerahkarakteristik daerah dan sosial budaya masyarakat setempat;
g. mempunyai pendidik yang memiliki keahlian relevan dengan mata pelajaran keunggulan lokal; dan
h. mempunyai sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan relevan dalam mendukung terselenggaranya pendidikan
berbasis keunggulan lokal. Pasal 132
Satuan pendidikan dasar dan menengah bertaraf internasional atau berbasis keunggulan lokal dapat diselenggarakan dengan model:
a. terpadusatu sistemsatu atap; b. terpisahsatu sistemtidak satu atap;
c. terpisahbeda sistemtidak satu atap; dan d. keluarmasuk
entryexit.
BAB IX PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN OLEH LEMBAGA NEGARA LAIN
DAN KERJASAMA SATUAN PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN SATUAN PENDIDIKAN NEGARA LAIN
Pasal 133 1 Perwakilan negara asing di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dapat menyelenggarakan satuan pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan dasar, danatau satuan pendidikan
menengah bagi warga negaranya atas persetujuan Pemerintah. 2 Satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak
85
boleh menerima peserta didik warga negara Indonesia.
Pasal 134 1
Lembaga pendidikan asing yang terakreditasi atau yang diakui di negaranya dapat menyelenggarakan pendidikan di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang undangan.
2 Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
1 harus bekerja sama dengan lembaga penyelenggara pendidikan Indonesia.
3 Dalam bekerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat 2,
kepemilikan lembaga asing sebanyakbanyaknya 49 empat puluh sembilan persen.
4 Dalam bekerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat 2
pendidikan asing wajib mengikutsertakan sekurangkurangnya 30 tiga puluh persen pendidik warga negara Indonesia.
5 Dalam bekerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat 2
pendidikan oleh lembaga pendidikan asing wajib mengikutsertakan sekurangkurangnya 80 delapan puluh persen tenaga
kependidikan warga negara Indonesia.
Pasal 135 1
Bahasa pengantar utama pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan asing adalah bahasa
Indonesia.
2 Pendidik dan tenaga kependidikan warga negara asing pada
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan asing wajib menguasai bahasa Indonesia dan memahami budaya
Indonesia.
3 Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga
pendidikan asing wajib menerapkan sistem penggajian yang tidak diskriminatif bagi warga negara asing maupun warga negara
Indonesia. Pasal 136
1 Pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga
pendidikan asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134 yang menggunakan sistem pendidikan negara lain yang diselenggarakan
di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib memperoleh
86
izin dari Menteri. 2
Dalam hal penggunaan sistem pendidikan negara lain sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dalam disiplin ilmu
agama, Menteri memberikan izin setelah memperoleh pertimbangan dari Menteri Agama.
Pasal 137 1.
Penyelenggaraan pendidikan oleh lembaga asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134 dan Pasal 136 yang
menerima peserta didik warga negara Indonesia wajib memberikan pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa
Indonesia kepada peserta didik warga negara Indonesia. 2.
Pendidikan agama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diajarkan sesuai dengan agama yang dianut peserta didik dan
diajarkan oleh pendidik yang seagama.
3. Warga negara Indonesia yang menjadi peserta didik pada
satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 wajib mengikuti Ujian Nasional.
Pasal 138 1
Satuan pendidikan anak usia dini Indonesia dapat menjalin kerja sama akademik dengan satuan pendidikan anak
usia dini negara lain. 2
Kerja sama pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bertujuan untuk meningkatkan mutu
program pendidikan anak usia dini.
3 Kerja sama akademik sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 dapat berbentuk: a.
pertukaran guru danatau tenaga kependidikan; b.
pemanfaatan bersama berbagai sumberdaya; c.
penyelenggaraan pertemuan ilmiah bersama; danatau d.
bentukbentuk lain yang dianggap perlu. 4
Kerja sama penyelenggaraan pendidikan anak usia dini sebagaimana yang dimaksud pada ayat 3 pada tingkat
Taman Kanakkanak atau yang sederajat hanya dapat dilakukan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang memiliki satuan
pendidikan Taman Kanakkanak atau yang sederajat berakreditasi A.
87
Pasal 139 1 Satuan pendidikan dasar atau satuan pendidikan menengah
Indonesia dapat menjalin kerja sama akademik dengan satuan pendidikan sederajat negara lain.
2 Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bertujuan untuk: a. meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan dasar atau
pendidikan menengah, memperluas jaringan kemitraan untuk kepentingan satuan pendidikan; danatau
b. menyelenggarakan pendidikan dasar atau pendidikan menengah bertaraf internasional.
3 Kerja sama akademik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berbentuk:
a. program kembaran;
b. program pemindahan dan perolehan kredit;
c. pertukaran peserta didik;
d. pertukaran guru danatau tenaga kependidikan;
e. pemanfaatan bersama berbagai sumberdaya;
f. pemagangan khusus pendidikan menengah kejuruan;
g. penelitian;
h. penyelenggaraan seminar bersama; danatau
i. bentukbentuk lain yang dianggap perlu.
4 Kerja sama satuan pendidikan dasar atau pendidikan menengah sebagaimana yang dimaksud pada ayat 3 hanya dapat dilakukan
oleh satuan pendidikan dasar atau pendidikan menengah berakreditasi A.
Pasal 140 3 Perguruan tinggi Indonesia dapat menjalin kerja sama akademik
danatau nonakademik dengan perguruan tinggi negara lain. 4 Kerja sama perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat 1
bertujuan untuk: b. meningkatkan pembinaan danatau pelaksanaan program
pendidikan tinggi, memperluas pengabdian kepada masyarakat
88
oleh perguruan tinggi, dan memperluas jaringan kemitraan untuk kepentingan perguruan tinggi; danatau
c. menyelenggarakan pendidikan tinggi bertaraf internasional. 3 Kerja sama akademik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat
berbentuk: a.
program kembaran; b.
program pemindahan dan perolehan kredit; c.
pertukaran dosen danatau mahasiswa; d.
pemanfaatan bersama berbagai sumberdaya; e.
pemagangan; f.
penerbitan jurnal ilmiah; g.
penelitian; h.
pengabdian kepada masyarakat; i.
penyelenggaraan seminar bersama; danatau j.
bentukbentuk lain yang dianggap perlu. 4 Kerja sama pendidikan tinggi sebagaimana yang dimaksud pada
ayat 3 hanya dapat dilakukan oleh perguruan tinggi di Indonesia yang lebih dari 60 enam puluh persen program studinya
berakreditasi A. 5 Kerja sama akademik dengan perguruan tinggi di luar negeri
sebagaimana dimaksud pada ayat 3 huruf b sampai dengan huruf j hanya dapat dilaksanakan oleh program studi di Indonesia yang
terakreditasi A. 6 Program studi dari perguruan tinggi di luar negeri yang bekerja
sama dengan program studi di Indonesia sebagaimana yang dimaksud pada ayat 5 harus terakreditasi atau diakui di
negaranya dan terdaftar di Departemen. 7 Kerja sama nonakademik sebagaimana yang dimaksud pada ayat
1 dapat berbentuk: a. kontrak manajemen;
b. pendayagunaan aset; c. usaha penggalangan dana; danatau
89
d. jasa dan royalti hak atas kekayaan intelektual. 8 Kerja sama nonakademik sebagaimana yang dimaksud pada ayat
1 dapat dilakukan oleh setiap perguruan tinggi yang sudah memiliki izin pendirian dari Departemen.
Pasal 141 1
Satuan pendidikan nonformal Indonesia dapat menjalin kerja sama akademik danatau nonakademik dengan
lembaga pendidikan dari negara lain.
2 Kerja sama
satuan pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan danatau memperluas jaringan kemitraan untuk kepentingan satuan pendidikan nonformal.
3 Kerja sama sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1
hanya dapat dilakukan oleh satuan pendidikan nonformal yang memiliki izin sesuai peraturan perundangundangan dan
terakreditasi.
Pasal 142 1
Pemerintah mengakui bentukbentuk kerja sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134, 138, 139, 140, dan 141
selama tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional.
2 Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan berbagai
bentuk kerja sama pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
Pasal 143 Pemerintah secara teratur mengadakan evaluasi dan pengawasan
terhadap semua bentuk pelayanan pendidikan yang melibatkan partisipasi asing.
BAB X HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA DIDIK