b. program pendidikan pada satuan pendidikan yang
bersangkutan; 3. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2
dilaporkan kepada: a.
dinas yang menangani urusan pendidikan di kabupatenkota;
b. badan hukum pendidikan; dan
c. objek yang diawasi.
Pasal 201 1. Menteri mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pelaporan,
dan tindak lanjut pengawasan sebagaimana dimaksud pada Pasal 196, Pasal 197, Pasal 198, Pasal 199, dan Pasal 200.
2. Pengawasan digunakan oleh pihak penerima laporan pengawasan untuk:
a. masukan dalam perencanaan pendidikan;
b. masukan dalam pelaksanaan rencana pendidikan;
c. menilai kinerja objek yang diawasi;
d. memberikan penghargaan atas kinerja objek yang diawasi;
e. memberikan sanksi atas penyimpangan administratif
danatau pelanggaran hukum yang dilakukan oleh objek yang diawasi baik individu ataupun kelembagaan.
BAB XVI SANKSI
Pasal 202 1. Pemerintah danatau pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya menutup satuan pendidikan danatau program pendidikan yang beroperasi tanpa izin sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 159 dan Pasal 160.
2. Pemerintah danatau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya dapat menutup satuan pendidikan danatau
program pendidikan yang telah memperoleh izin pendirian danatau izin penyelenggaraan dari pihak yang berwenang tetapi
124
terbukti tidak memenuhi persyaratan pendirian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158, Pasal 159, Pasal 160, Pasal 161, Pasal
162, dan Pasal 163.
Pasal 203
1 Pemerintah danatau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya dapat memberikan sanksi administratif berupa
peringatan, pembekuan, penggabungan atau penutupan satuan pendidikan, program pendidikan, satuan pendidikan, danatau
badan hukum pendidikan yang melaksanakan pendidikan yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25, 26, 28, 29, 30, 31, 36, 42, 50, 55, 62, 64, 68, 74, 82, 98, 101, 107, 108, 118, 125, 126, 130, 136, 137, 138, 139, 140, 142,
144, 145, 151, 152, 157, 158, 159, 160, 161, 165 dan Pasal 164. 2 Pemerintah danatau pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya dapat menunda atau membatalkan pemberian subsidi sumberdaya pendidikan kepada satuan pendidikan,
program pendidikan, danatau badan hukum pendidikan yang melaksanakan pendidikan yang tidak sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, 26, 28, 29, 30, 31, 36, 42, 50, 55, 62, 64, 68, 74, 82, 98, 101, 107, 108, 118, 125, 126, 130,
136, 137, 138, 139, 140, 142, 144, 145, 151, 152, 157, 158, 159, 160, 161, 165 dan Pasal 164.
Pasal 204 1 Pimpinan perguruan tinggi yang melanggar ketentuan Pasal 68
diberi sanksi oleh pejabat yang berwenang sesuai peraturan perundangundangan.
2 Dalam hal pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat 1, melalaikan ketentuan ayat 1, Menteri berwenang
memberhentikan pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan dari jabatannya.
3 Perseorangan atau kelompok anggota sivitas akademika perguruan tinggi yang melaksanakan kebebasan akademik danatau otonomi
keilmuan yang melanggar ketentuan yang diatur dalam Pasal 70, dikenakan sanksi administratif oleh perguruan tinggi yang
bersangkutan berupa teguran tertulis danatau diberhentikan dari jabatannya atau diberhentikan dari status kepegawaiannya di
perguruan tinggi yang bersangkutan.
125
4 Dalam hal perguruan tinggi tidak melakukan pemberhentian sebagaimana dimasuk pada ayat 3, Menteri berwenang
memberhentikan yang bersangkutan dari jabatannya, atau memberhentikan yang bersangkutan dari status kepegawaiannya
di perguruan tinggi. 5 Perguruan tinggi atau unit dari perguruan tinggi yang
melaksanakan kebebasan akademik danatau otonomi keilmuan yang melanggar ketentuan yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah ini, dikenakan sanksi sanksi administratif oleh Pemerintah berupa teguran tertulis, pembekuan, penutupan,
danatau dicabut izin penyelenggaraannya. 6 Pemerintah dapat memberikan sanksi administratif berupa teguran
tertulis, pembekuan, danatau penutupan perguruan tinggi yang melaksanakan dharma perguruan tinggi yang tidak sesuai dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 205 1.
Satuan pendidikan dapat memberikan sanksi administratif berupa peringatan, skorsing, danatau mengeluarkan dari satuan
pendidikan terhadap peserta didik yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam Pasal 144.
2. Anggota komite sekolahmadrasah, organisasi orang tua
peserta didik, dewan pendidikan, institusi Pemerintah, dan yang menangani pendidikan, serta pihak lain yang terkait dengan
satuan pendidikan secara perseorangan ataupun kolektif yang melanggar ketentuan Pasal 187 dikenakan sanksi teguran secara
tertulis dari Pemerintah KabupatenKota atau Pemerintah Provinsi sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 206 Perseorangan, kelompok, atau organisasi, yang melaksanakan
pendidikan informal baik disengaja maupun tidak disengaja yang melanggar ketentuan Pasal 97 dapat dikenakan sanksi administratif
berupa teguran tertulis, pembekuan, danatau penutupan dari Pemerintah danatau pemerintah daerah.
Pasal 207 Satuan pendidikan jarak jauh yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102, Pasal 103, Pasal 105, dan Pasal 106, dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis,
pembekuan, danatau penutupan oleh Menteri.
126
Pasal 208 1 Pendidik atau tenaga kependidikan yang melalaikan tugas danatau
kewajibannya selama 3 tiga bulan atau lebih secara terus menerus tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
dikenakan sanksi administratif sesuai dengan peraturan perundangundangan.
2 Pendidik atau tenaga kependidikan pegawai negeri sipil yang melanggar ketentuan
Pasal 154
dikenakan sanksi administratif
sesuai dengan peraturan perundangundangan. 3 Pendidik atau tenaga kependidikan nonpegawai negeri sipil yang
melanggar ketentuan Pasal 154 dikenakan sanksi administratif sesuai dengan peraturan perundangundangan.
4 Badan hukum pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 yang melalaikan ketentuan ayat 3 dikenakan sanksi administratif
berupa peringatan tertulis atau pembekuan oleh Pemerintah atau sesuai kewenangannya.
5 Seseorang yang mengangkat, menempatkan, memindahkan, atau memberhentikan pendidik atau tenaga kependidikan yang
bertentangan dengan ketentuan Pasal 148 tanpa alasan yang sah, dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis, penundaan
kenaikan gaji berkala, penundaan kenaikan pangkat, pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan hormat, danatau
pemberhentian dengan tidak hormat dari jabatannya.
Pasal 209 1 Satuan pendidikan yang melanggar ketentuan tentang
penyelenggaraan pendidikan bertaraf internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 125, Pasal 126, dan Pasal 127 serta
pendidikan berbasis keunggulan lokal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 129 dan Pasal 131 dikenakan sanksi administratif
berupa teguran tertulis hingga pencabutan izin sebagai satuan pendidikan bertaraf internasional atau satuan pendidikan berbasis
keunggulan lokal oleh Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kewenangannya.
2 Pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan setelah diadakan pembinaan paling lama tiga tahun.
Pasal 210 1
Penyelenggaraan pendidikan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia oleh perseorangan, organisasi, perwakilan
127
negara asing atau lembaga pendidikan asing yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 133, Pasal 134,
dan Pasal 136 dikenakan sanksi oleh Menteri berupa teguran tertulis danatau penutupan satuan pendidikan.
2 Satuan pendidikan Indonesia yang melaksanakan kerja
sama dengan satuan pendidikan dari negara lain yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 138,
Pasal 139, dan Pasal 140 dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis, pembekuan, danatau penutupan satuan
pendidikan oleh Menteri, gubernur, atau bupatiwalikota sesuai dengan kewenangan.
Pasal 211 Satuan pendidikan yang melanggar ketentuan tentang pengelolaan
pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Pasal 26, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30, dan Pasal 31 dikenakan sanksi administratif berupa
teguran tertulis, pembekuan, danatau penutupan satuan pendidikan oleh Pemerintah atau atau pemerintah daerah sesuai kewenangannya
Pasal 212 1
Perseorangan atau kelompok anggota dewan pendidikan atau komite sekolahmadrasah yang melanggar ketentuan Pasal 190
dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis oleh Pemerintah atau sesuai kewenangannya
2 Perseorangan atau kelompok anggota dewan pendidikan atau
komite sekolahmadrasah yang dalam menjalankan tugasnya melampaui kewenangan atau fungsiperannya sebagaimana diatur
dalam Pasal 175, dan Pasal 184 dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis oleh Pemerintah atau sesuai
kewenangannya Pasal 213
Perseorangan atau kelompok pegawai Pemerintah atau sesuai kewenangannya yang melanggar atau melalaikan ketentuan yang diatur
dalam Pasal 192 atau menggunakan kewenangannya yang melampaui peraturan perundangundangan dikenakan sanksi administratif berupa
teguran tertulis, penundaan kenaikan gaji berkala, penundaan kenaikan pangkat, pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan
hormat, danatau pemberhentian dengan tidak hormat dari jabatannya.
128
BAB XVII KETENTUAN PERALIHAN