PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KHUSUS DAN

BAB VII PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KHUSUS DAN

PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS Bagian Kesatu Umum Pasal 112 Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, serta memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa. Pasal 113 Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, danatau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi. Bagian Kedua Pendidikan Khusus Paragraf 1 Pendidikan Khusus bagi Peserta Didik Berkelainan Pasal 114 1 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan berfungsi memberikan pelayanan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, danatau sosial. 2 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik seoptimal mungkin dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pasal 115 1 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. 73 2 Penyelenggaraan pendidikan khusus dapat dilakukan melalui satuan pendidikan khusus, program pendidikan terpadu, atau program pendidikan inklusi. 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai program pendidikan terpadu dan program pendidikan inklusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatur dengan Peraturan Menteri. Pasal 116 6 Pemerintah menyelenggarakan sekurang­ kurangnya 1 satu satuan pendidikan khusus untuk setiap jenis kelainan yang digunakan sebagai model ideal pendidikan khusus bagi peserta didik yang berkelainan. 7 Pemerintah kabupatenkota sekurang­ kurangnya menunjuk 1 satu satuan pendidikan untuk menyelenggarakan pendidikan khusus secara inklusif apabila pada kabupatenkota tersebut belum ada satu satuan pendidikan khusus. Pasal 117 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan pada jalur formal diselenggarakan melalui satuan pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan dasar, satuan pendidikan menengah, dan satuan pendidikan tinggi. Pasal 118 1 Satuan pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan untuk pendidikan anak usia dini dapat berbentuk Taman Penitipan Anak Luar Biasa TPALB, Kelompok Bermain Luar Biasa KBLB, atau Taman Kanak­kanak Luar Biasa TKLB. 2 Satuan pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan pada jenjang pendidikan dasar terdiri atas: a. Sekolah Dasar Luar Biasa SDLB, Madrasah Ibtidaiyah Luar Biasa MILB, atau bentuk lain yang sederajat; b. Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa SMPLB, Madrasah Tsanawiyah Luar Biasa MTsLB, atau bentuk lain yang sederajat. 3 Satuan pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan pada jenjang pendidikan menengah adalah Sekolah Menengah Atas Luar 74 Biasa SMALB, Madrasah Aliyah Luar Biasa MALB, atau bentuk lain yang sederajat. 4 Penyelenggaraan satuan pendidikan khusus dapat menggunakan sistem unit. 5 Satuan pendidikan khusus untuk peserta didik berkelainan dapat menyelenggarakan pendidikan untuk 1 satu atau beberapa jenis peserta didik berkelainan. Pasal 119 1 Peserta didik pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan yaitu peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, danatau sosial. 2 Kelainan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa: a. tunanetra; b. tunarungu; c. tunawicara; d. tunagrahita; e. tunadaksa; f. tunalaras; g. berkesulitan belajar; h. lamban belajar; i. autistik; j. gangguan motorik; k. korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lainnya; dan l. kelainan lainnya. 3 Kelainan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat juga berwujud gabungan dari 2 dua atau lebih jenis­jenis kelainan di atas yang disebut tunaganda. Paragraf 2 75 Pendidikan Khusus bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan danatau Bakat Istimewa Pasal 120 1 Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa berfungsi mengembangkan potensi keunggulan peserta didik menjadi prestasi nyata sesuai dengan karakteristik dan kebutuhannya, dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. 2 Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa bertujuan: a. membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecerdasan spiritual, emosional, sosial, dan intelektual serta memiliki ketahanan dan kebugaran fisik; b. membentuk manusia berkualitas yang kompeten dalam pengetahuan dan seni, berkeahlian dan berketerampilan, menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab, serta untuk mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan lebih lanjut dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal 121 1 Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa dapat diselenggarakan pada satuan pendidikan SDMI, SMPMTs, SMAMA, SMKMAK, atau bentuk lain yang sederajat. 2 Program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa dapat berupa: a. program percepatan; b. program pengayaan; atau c. gabungan program percepatan dan program pengayaan. 3 Penyelenggaraan program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat dilakukan dalam bentuk: a. kelas inklusi; b. kelas khusus; c. satuan pendidikan khusus; atau 76 d. satuan pendidikan inklusi. 4 Ketentuan lebih lanjut mengenai program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatur dengan Peraturan Menteri. Pasal 122 Pemerintah menyelenggarakan sekurang­kurangnya 1 satu satuan pendidikan khusus untuk dipakai sebagai model ideal pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki kecerdasan danatau bakat istimewa. Pasal 123 1 Peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa adalah peserta didik yang secara ekstrim memiliki potensi jauh di atas rata­rata dalam salah satu atau lebih kemampuan: a. akademik; b. seni; c. olahraga; d. kepemimpinan; dan e. lainnya yang relevan. 2 Penetapan peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan oleh ahli yang relevan. Bagian Ketiga Pendidikan Layanan Khusus Pasal 121 1 Pendidikan layanan khusus berfungsi memberikan kesempatan untuk memperoleh pendidikan kepada peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, daerah perbatasan, daerah kepulauan kecil, masyarakat adat yang terpencil, danatau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. 2 Pendidikan layanan khusus bertujuan membentuk manusia 77 berkualitas secara spiritual, emosional, intelektual, dan fisik, hidup sehat; memperluas pengetahuan dan seni, memiliki keahlian dan keterampilan; menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab; serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional. Pasal 122 1 Pendidikan layanan khusus dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal dan nonformal. 2 Penyelenggaraan pendidikan layanan khusus pada jalur pendidikan formal dapat dilaksanakan melalui: a. penyelenggaraan sekolah atau madrasah kecil; b. penyelenggaraan sekolah atau madrasah terbuka; c. penyelenggaraan pendidikan jarak jauh; d. penyelenggaraan sekolah atau madrasah darurat; e. program tugas belajar ke daerah lain yang pelayanan pendidikannya dapat dilaksanakan secara normal; f. gabungan dari 2 dua atau lebih dari huruf a sampai dengan huruf e; danatau g. bentuk lain yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangan­undangan yang berlaku. 3 Penyelenggaraan pendidikan layanan khusus pada jalur pendidikan nonformal dapat berbentuk: a. satuan pendidikan kecil untuk kelompok bermain, taman penitipan anak, kelompok belajar, kursus dan pelatihan, dan bentuk satuan pendidikan nonformal lainnya; b. satuan pendidikan darurat untuk kelompok bermain, taman penitipan anak, kelompok belajar, kursus dan pelatihan, dan bentuk satuan pendidikan nonformal lainnya; danatau c. satuan pendidikan terbuka untuk kelompok bermain, taman penitipan anak, kelompok belajar, kursus dan pelatihan, dan bentuk satuan pendidikan nonformal lainnya. 78 Pasal 123 1 Pemerintah dan pemerintah daerah menyelenggarakan pendidikan layanan khusus. 2 Pembagian beban pembiayaan pendidikan layanan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri. 3 Masyarakat membantu Pemerintah dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan layanan khusus. Pasal 124 1 Peserta didik yang memerlukan pendidikan layanan khusus adalah: a. peserta didik di daerah terpencil danatau terbelakang; b. peserta didik di daerah perbatasan; c. peserta didik di daerah kepulauan kecil; d. peserta didik dalam masyarakat adat yang terpencil; e. peserta didik yang berada di daerah yang mengalami bencana alam danatau bencana sosial; dan f. peserta didik yang berasal dari keluarga yang tidak mampu dari segi ekonomi.

BAB VIII PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BERTARAF INTERNASIONAL