Pasal 123 1 Pemerintah dan pemerintah daerah menyelenggarakan pendidikan
layanan khusus. 2 Pembagian beban pembiayaan pendidikan layanan khusus
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri.
3 Masyarakat membantu Pemerintah dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan layanan khusus.
Pasal 124 1 Peserta didik yang memerlukan pendidikan layanan khusus
adalah: a. peserta didik di daerah terpencil danatau terbelakang;
b. peserta didik di daerah perbatasan; c. peserta didik di daerah kepulauan kecil;
d. peserta didik dalam masyarakat adat yang terpencil; e. peserta didik yang berada di daerah yang mengalami bencana
alam danatau bencana sosial; dan f. peserta didik yang berasal dari keluarga yang tidak mampu dari
segi ekonomi.
BAB VIII PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BERTARAF INTERNASIONAL
DAN PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
Pasal 125 1 Pemerintah danatau pemerintah daerah menyelenggarakan
sekurangkurangnya 1 satu satuan pendidikan dasar dan menengah untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang
bertaraf internasional.
2 Pemerintah menunjuk atau mendirikan madrasah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah untuk dikembangkan menjadi
satuan pendidikan yang bertaraf internasional. 3 Pemerintah kabupatenkota menunjuk atau mendirikan sekurang
kurangnya 1 satu satuan pendidikan dasar dan menengah untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan dasar dan menengah
79
yang bertaraf internasional. 4 Dalam hal pemerintah kabupatenkota tidak menyelenggarakan
satuan pendidikan dasar dan menengah untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan dasar dan menengah yang bertaraf
internasional, pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupatenkota wajib mendirikannya.
5 Dalam hal pemerintah kabupatenkota dan pemerintah provinsi tidak menyelenggarakan satuan pendidikan dasar dan menengah
untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan dasar dan menengah yang bertaraf internasional, Pemerintah bersama
pemerintah kabupatenkota dan pemerintah provinsi wajib mendirikannya.
6 Masyarakat dapat menyelenggarakan satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan
pendidikan yang bertaraf internasional setelah memperoleh izin dari Pemerintah atau pemerintah kabupatenkota sesuai
kewenangannya. Pasal 126
1 Satuan pendidikan dasar dan menengah bertaraf internasional
diselenggarakan setelah memenuhi Standar Nasional Pendidikan yang diperkaya dengan standar pendidikanstandar kompetensi
negara lain yang mempunyai keunggulan dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
2 Satuan pendidikan dasar dan menengah bertaraf internasional
menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dan daya saing di forum internasional, serta menunjang pelestarian,
pengembangan, dan pembangunan sumberdaya nasional. 3
Pengembangan dengan mengacu standar pendidikan di negara yang memiliki keunggulan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dilakukan melalui cara penyesuaian atau penambahan terhadap unsurunsur tertentu yang sudah ada atau belum ada dalam
Standar Nasional Pendidikan.
4 Kemampuan dan daya saing lulusan di forum internasional
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditunjukkan dengan:
a. diterima pada satuan pendidikan bertaraf internasional di dalam
negeri atau satuan pendidikan di luar negeri yang terakreditasi atau yang diakui di negaranya;
b. lulus sertifikasi internasional yang dikeluarkan oleh negara
lain yang memiliki keunggulan tertentu dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
80
c. diterima bekerja pada lembaga internasional atau negara
lain; danatau d.
mampu berperan aktif dan berkomunikasi langsung di forum internasional.
Pasal 127 Satuan pendidikan dasar dan menengah yang dapat dikembangkan
menjadi bertaraf internasional harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. sudah beroperasi sekurangkurangnya 3 tahun sejak didirikan dan telah meluluskan peserta didik;
b. memperoleh akreditasi A dari lembaga akreditasi dalam negeri; c. menerapkan sistem administrasi pendidikan berbasis
teknologi informasi dan komunikasi, termasuk yang berkaitan dengan kurikulum, proses pembelajaran, penilaian, dan
perpustakaan; d. melaksanakan kurikulum sesuai standar isi yang diperkaya
dengan kurikulum negara lain yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
e. menerapkan Sistem Kredit Semester SKS untuk SMP, MTs, SMA, MA, SMK, dan MAK;
f. menerapkan standar kelulusan yang lebih tinggi dari standar kompetensi lulusan;
g. melaksanakan proses pembelajaran yang diperkaya dengan model proses pembelajaran di negara lain yang mempunyai
keunggulan tertentu dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
h. memberlakukan bahasa inggris atau bahasa lain yang sering digunakan dalam forum internasional sekurangkurangnya
untuk pembelajaran kelompok mata pelajaran sains, matematika, dan teknologi;
i. memenuhi standar penilaian yang diperkaya dengan sistem penilaian pendidikan di negara lain yang mempunyai
keunggulan tertentu dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni sehingga peserta didik memiliki akses
untuk mengikuti ujian akhir di negara tersebut; j. mempunyai pendidik yang memiliki sertifikat pendidik dengan
kualifikasi akademik magister S2 dari perguruan tinggi
81
terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata
pelajaran yang diampunya, atau guru kelas, atau guru bimbingan dan konselingkonselor, atau bidang
nonkependidikan yang relevan, sekurangkurangnya: 1. 10 untuk SD, MI, atau yang sederajat,
2. 20 untuk SMP, MTs, atau yang sederajat, 3. 30 untuk SMA,MA, atau yang sederajat, dan
SMK,MAK, atau yang sederajat; k. memiliki kepala satuan pendidikan yang memiliki sertifikat
pendidik dengan kualifikasi akademik magister S2 dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan
atau bidang studi yang relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang diampunya, atau guru kelas,
atau guru bimbingan dan konselingkonselor, atau bidang nonkependidikan yang relevan, sekurangkurangnya:
1. telah menempuh pelatihan kepala satuan pendidikan dari lembaga pelatihan yang diakui oleh Pemerintah atau
pemerintah daerah, atau memiliki sertifikat kepala sekolahmadrasah;
2. mampu berbahasa Inggris, danatau bahasa asing lainnya secara aktif;
3. memiliki visi internasional; dan 4. memiliki jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan;
l. mempunyai sarana yang sekurangkurangnya meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan
sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, seta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran
yang teratur dan berkelanjutan;
m. mempunyai prasarana yang sekurangkurangnya meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang
pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan
ruangtempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan;
82
n. khusus sarana dan prasarana yang berwujud: 1. sarana pembelajaran dilengkapi dengan fasilitas teknologi
informasi dan komunikasi di setiap ruang kelas; dan 2. perpustakaan dilengkapi dengan sarana teknologi informasi
dan komunikasi yang memberikan akses ke sumber pembelajaran di seluruh dunia;
o. sarana dan prasarana untuk pemeliharaan kesehatan dan pengembangan diri dilengkapi dengan klinik, fasilitas olah
raga, fasilitas multi media, dan ruang unjuk seni budaya; dan
p. memenuhi standar pembiayaan dengan menerapkan model pembiayaan yang telah diaudit oleh akuntan publik dengan
memperoleh predikat wajar tanpa syarat.
Pasal 128 1 Satuan pendidikan dasar dan menengah bertaraf internasional
wajib menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, sekurangkurangnya untuk mata pelajaran Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia. Pasal 129
1 Pemerintah
dan pemerintah
kabupatenkota menyelenggarakan satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar
dan pendidikan menengah untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal.
2 Satuan pendidikan berbasis keunggulan lokal sebagaimana
dimaksud ayat 1 merupakan satuan pendidikan yang dikembangkan sesuai dengan keunggulan potensi
daerahkarakteristik daerah dan sosial budaya masyarakat setempat.
3 Pemerintah menunjuk atau mendirikan madrasah pada
jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang berbasis
keunggulan lokal. 4
Pemerintah kabupatenkota menunjuk atau mendirikan sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah
83
untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal.
5 Dalam hal pemerintah kabupatenkota tidak
menyelenggarakan sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah untuk dikembangkan menjadi satuan
pendidikan berbasis keunggulan lokal, pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupatenkota wajib mendirikannya.
6 Dalam hal pemerintah kabupatenkota dan pemerintah
provinsi tidak menyelenggarakan satuan pendidikan dasar dan menengah untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan dasar
dan menengah berbasis keunggulan lokal, Pemerintah bersama pemerintah kabupatenkota dan pemerintah provinsi wajib
mendirikannya. 7
Masyarakat dapat menyelenggarakan satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi
satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal setelah memperoleh izin dari Pemerintah atau pemerintah kabupatenkota
sesuai kewenangannya.
Pasal 130 1 Satuan pendidikan dasar dan menengah berbasis keunggulan lokal
diselenggarakan setelah memenuhi Standar Nasional Pendidikan yang diperkaya dan dikembangkan sesuai dengan potensi
daerahkarakteristik daerah dan sosial budaya masyarakat setempat.
2 Satuan pendidikan dasar dan menengah berbasis keunggulan lokal menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan mengolah
danatau mengembangkan sumber daya lingkungan di daerahnya dan menghasilkan produk yang mempunyai nilai ekonomis serta
menunjang pelestarian, pengembangan, dan promosi keunggulan lokal.
3 Pengembangan potensi daerahkarakteristik daerah dan sosial budaya masyarakat setempat dilakukan melalui cara penyesuaian
atau penambahan terhadap unsurunsur tertentu yang sudah ada atau belum ada dalam Standar Nasional Pendidikan.
Pasal 131 Satuan pendidikan dasar dan menengah yang dapat dikembangkan
menjadi berbasis keunggulan lokal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. sudah beroperasi sekurangkurangnya 3 tahun sejak didirikan dan telah meluluskan peserta didik;
84
b. memperoleh akreditasi dari lembaga akreditasi dalam negeri; c. menerapkan sistem administrasi pendidikan berbasis teknologi
informasi dan komunikasi, termasuk yang berkaitan dengan kurikulum, proses pembelajaran, penilaian, dan perpustakaan;
d. melaksanakan kurikulum sesuai standar isi yang diperkaya sesuai dengan potensi daerahkarakteristik daerah dan sosial
budaya masyarakat setempat; e. menerapkan standar kelulusan dengan keunggulan lokal yang
lebih tinggi dari standar kompetensi lulusan; f. melaksanakan proses pembelajaran dengan memperhatikan
potensi daerahkarakteristik daerah dan sosial budaya masyarakat setempat;
g. mempunyai pendidik yang memiliki keahlian relevan dengan mata pelajaran keunggulan lokal; dan
h. mempunyai sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan relevan dalam mendukung terselenggaranya pendidikan
berbasis keunggulan lokal. Pasal 132
Satuan pendidikan dasar dan menengah bertaraf internasional atau berbasis keunggulan lokal dapat diselenggarakan dengan model:
a. terpadusatu sistemsatu atap; b. terpisahsatu sistemtidak satu atap;
c. terpisahbeda sistemtidak satu atap; dan d. keluarmasuk
entryexit.
BAB IX PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN OLEH LEMBAGA NEGARA LAIN