BAB IV UPACARA DAN MAKNA MINUM TEH BAGI MASYARAKAT
TIONGHOA
4.1 Upacara Minum Teh
Upacara minum teh bagi masyarakat Tionghoa merupakan suatu upacara yang suci dan sakral dan menjadi bagian dari budaya masyrakat Tionghoa itu
sendiri. Dalam upacara perkawinan dan pemujaan leluhur, upacara minum teh wajib untuk dilakukan dan dijalankan. Dalam masyarakat keturunan Tionghoa di
Indonesia, tradisi minum teh ini juga sangat lazim dilakukan. Penulis akan memaparkan tentang upacara minum teh dalam upacara
Gong Fu Cha, upacara teh Taois, upacara teh Wu Wo, upacara perkawinan dan upacara pemujaan leluhur.
4.1.1 Upacara Gong-fu Cha
Gong-fu Cha adalah upacara minum teh yang paling populer. Upacara ini lebih menekankan cara menyeduh teh, agar bisa diperoleh karakter terbaik daun
teh yang diseduh. Itu berarti orang yang melakukannya harus menguasai pengetahuan mengenai daun teh, peralatan yang digunakan, dan juga karakter air
yang digunakan untuk menyeduh teh. Dalam upacara Gongfucha biasanya digunakan untuk teh oolong, bisa juga diterapkan untuk teh hitam.
Metode khusus ini tidak cocok digunakan untuk teh hijau. Gong-fu Cha juga dikenal sebagai upacara minum teh Fujian, kerena metode ini memang
Universitas Sumatera Utara
berasal dari daerah tersebut. Tahap-tahap dalam upacara teh ini darancang memeras rasa yang terbaik yang bisa dihasilkan oleh teh tersebut.
Sebelum memulai Gong-fu Cha ada terdapat tujuh komponen yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Poci Teh Poci teh yang paling sesuai digunakan dalam Gong-fu Cha adalahsebuah
poci Yixing yang tidak berglasir. Alasan digunakannya poci tersebut karena poci Yixing diketahui dapat memperbaiki dan meningkatkan rasa, tekstur, dan aroma
teh tersebut. Umumnya diperlukan dua buah poci, satu buah poci besar yang digunakan untuk mendidihkan air, dan satu buah lagi digunakan untuk menyeduh.
Uniknya, semakin sering poci itu digunakan maka semakin mengkilap pocinya. 2. Gelas untuk Menyajikan sebuah Teh
Gelas untuk menyajikan sebuah teh ini biasanya berbentuk hampir menyerupai cangkir, namun memiliki ukuran yang lebih besar. Biasanya teh yang
telah diseduh di poci teh kemudian dituangkan ke dalam gelas untuk menyajikan teh, supaya rasa yang didapat pada saat dituangkan ke dalam cangkir yang satu ke
cangkir yang lainnya sama. Tetapi apabila air seduhan teh langsung dituangkan dari poci tempat penyeduhan teh ke dalam cangkir-cangkir yang terakhir pasti
manghasilkan rasa dan kentalan yang berbeda, cangkir yang terakhir adalah yang memiliki rasa yang paling pahit di antara cangkr lainnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Cangkir Teh Cangkir teh yang digunakan dalam Gong-fu Cha pada umumnya
berukuran kecil dan tanpa kuping. Cangkir tersebut memang khusus dirancang seperti itu agar teh dapat dihabiskan dalam satu sampai dua teguk.
4. Gelas Kecil Gelas yang berukuran kecil tetapi memiliki tinggi sekitar 5 cm juga
digunakan sebagai pelengkap. Gelas ini sangat berfungsi untuk mencium aroma air dalam seduhan teh. Gelas ini juga memiliki daya tampung air yang sama persis
dengan cangkir teh, sehingga tidak perlu takut air teh yang dituangkan dari gelas kecil ke cangkir teh akan lebih atau kurang.
5. Air Air yang digunakan untuk Gong-fu Cha haruslah air yang baru saja
mendidih. Air tersebut tidak boleh melalui penyaringan atau penyulingan terlebih dahulu, karena akan menghasilkan rasa teh yang tawar. Air yang berasal dari
sumber mata air adalah air yang sangat disarankan dalam Gong-fu Cha. Air sangat berfungsi untuk menghangatkan perangkat yang akan digunakan dalam Gong-gu
Cha. 6. Baki Penampung Air Teh
Baki penampung air teh memiliki fungsi sebagai untuk menampung air yang tertumpah pada saat proses penyeduhan dan penyajian teh. Selain itu, baki
ini juga digunakan menjadi tempat pembuangan air panas yang digunakan untuk mensterilkan perangkat minum teh. Baki penampungan air teh memiliki bentuk
yang sangat beragam, seperti: bentuk persegi panjang, lingkaran, dan ada juga
Universitas Sumatera Utara
yang berbentuk oval dengan garis yang bergelombang. Bahan pembuat baki penampungan air teh ini juga sangat beragam, separti: ada yang terbuat dari kayu
jati, tanah liat, maupun stainlessteel. Pada umumnya baki penampung air teh disambung dengan selang berdiamater kecil untuk menyalurkan air yang
tertampung menuju ke sebuah baskom kecil. 7. Perlengkapan Tambahan
Selain enam komponen penting diatas, ada beberapa peralatan tambahan yang berperan cukup penting yang sifatnya melengkapi peralatan Gong-fu Cha
lainnya. Peralatan-peralatan tambahan tersebut adalah sendok teh, penjepit gelas, sendok pembuangan daun teh, dan penyaring teh. Ketiga alat tersebut biasanya
terbuat dari bambu, kecuali penyaring teh. Tiap-tiap alat memiliki fungsi yang berbeda yaitu:
a. Sendok teh yang berbentuk cekung pada bagian depan yang digunakan untuk memasukkan daun teh ke dalam poci.
b. Penjepit cangkir digunakan pada saat mensterilkan cangkir-cangkir teh yang akan dipakai. Selain untuk memegang cangkir yang sedang
dalam keadaan panas. c. Sendok pembuang daun teh memang dibuat untuk mengeluarkan daun
teh telah dipakai dari dalam poci. Selain itu, dilihat dari bentuknya yang unik, sendok ini juga digunakan ketika corong teko tersumbat
oleh daun teh dengan memasukkan unjung sendok yang berbentuk runcing.
Universitas Sumatera Utara
d. Penyaringan teh sangat dibutuhkan dalam menyeduh teh agar air teh yang akan diminum jernih dan tanpa kotoram. Sesuai dengan
kebiasaan minum teh pada masyarakat Tionghoa yang menginginkan air teh yang akan diminum bebas dari kotoran dari daun teh tersebut.
Setelah mengetahui ketujuh peralatan menyeduh dan menyajikan teh, hal yang paling penting adalah pada proses persiapan, penyeduhan, penyajian, dan
cara meminum teh. Dalam pelaksanaan Gong-fu Cha memerlukan ruangan yang mencukupi. Menurut prosedur dari Gong-fu Cha dibutuhkan meja yang cukup
untuk meletakkan seluruh perangkat teh yang akan digunkan. Pada umumnya digunakan meja yang berbentuk lingkaran, karena bentuk lingkaran memiliki
bentuk nilai filosofis yang melambangkan siklus kehidupan yang terus berputar tanpa terputus, sehingga diharapkan hubungan baik diantara peminum teh tetap
tersambung. Idelanya suasana disekitar raung tersebut tenang dan santai. Suasana seperti itu biasanya diciptakan dengan menggunakan menyan, bunga, music yang
lembut, dan nyanyian burung. Hal yang pertama dilakukan untuk memulai Gong-fu Cha adalah
mendidihkan air yang akan digunakan untuk menyeduh teh, setelah air mendidih, air tersebut disiramkan pada bagian dalam dan luar poci untuk menyamakan suhu
dan suhu dalam poci serta untuk mensterilkan poci sebelum digunakan. Air tersebut juga disiramkan pada poci untuk menyajikan teh dan cangkir-cangkir teh,
serta gelas-gelas kecil untuk menghangatkan perangkat minum teh dan juga untuk membersihkan perangkat tersebut dari debu.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, penyiraman air mendidih ini juga dimaksudkan agar semua perangkat yang dipakai untuk menyeduh dan minum teh siap dalam keadaan suhu
yang sama. Air mendidih yang dimasukkan dalam cangkir-cangkir dibuang dengan
menggunakan bantuan penjepit cangkir, air bekas mensterilkan cangkir-cangkir tersebut dapat dibuang begitu saja atau bisa disiramkan lagi pada poci penyeduhan
teh. Setelah proses sterilisasi, daun teh dimasukkan hingga 13 bagian dari teko dengan menggunakan sedok teh.
Kemudian daun teh tersebut diseduh dengan air mendidih, poci agak sedikit digerakkan dengan arah berputar horizontal. Setelah 10-15 detik, air dalam
poci itu dibuang. Proses tersebut dinamakan proses pencucian dari daun teh tersebut. Air mendidih dimasukkan kembali ke dalam poci penyeduhan untuk
menyeduh daun teh. Tunggu sekitar 20-25 detik baru kemudian air teh diuangkan ke poci untuk menyajikan teh. Air teh dari poci untuk menyajikan teh kemudian
dituangkan ke gelas-gelas kecil. Lalu 3-5 detik kemudian air teh dari gelas dituangkan ke dalam cangkir-cangkir teh tersebut. Tetapi sebelum meminum teh
biasanya masyarakat Tionghoa mencium aroma dari teh yang tertinggal di gelas kecil dan menggenggam sambil memutar gelas kecil dengan kedua tangan supaya
panasnya dari gelas itu dapat menghangatkan telapak tangan. Segera setelah dituangkan ke cangkir, sebaiknya teh diminum dengan takaran sedikit-sedikit dan
bukan dihabiskan dalam satu tegukan tetapi dalam dua sampai tiga kali tegukan. Air teh sebaiknya tidak langsung ditelan.
Universitas Sumatera Utara
Hampir sama dengan minum anggur, air teh ditahan sebentar di mulut agar dapat diserap oleh gigi-gigi dan lidah. Kemudian rasakan ketika air teh yang
diminum tadi melewati tenggorokan hingga sampai di ginjal, sehingga membuat tubuh menjadi hangat dan segar. Penyeduhan daun teh yang sama dapat dilakukan
secara berulang-ulang hingga 5-7 kali. Pada waktu untuk penyeduhan berikutnya ditambah 5 detik setipa kali diseduh, jadi pada waktu seduhan kedua ampai 25-30
detik, seduhan ketiga ditambah 5 detik lagi dan begitu juga dengan pada seduhan berikutnya.
Ibu Suwarni salah seorang pemilik kedai teh Siang Ming Tea dan Tea House yang terletak di kawasan Jakarta Pusat, memberikan penjelasan bahwa
upacara Kung Fu Cha itu ada di Indonesia, yang dikenal dengan sebutan Kung Fu Cha.Sumber:http:wisataseru.com201005kung-fu-cha-seni-menyeduh-teh
china
.
Cara penyajian teh dilakukan dengan menyiapkan poci berisi air panas yang kemudian diletakkan di atas tungku kecil yang berada di sisi kanannya. Lalu
membilas poci dan cucing cangkir kecil untuk minum teh Cina dengan air panas. Pembilasan ini memiliki tujuan, yakni supaya teko dan cucing memiliki suhu yang
sama dengan air, sehingga teh tidak cepat dingin. Kemudian, diambil beberapa daun teh yang dimasukkan dalam poci Perbandingan antara air dan daun teh
adalah 3:1, dituang air panas dan langsung dibuang. Usai seduhan pertama di buang, poci langsung diisi dengan air panas dan ditunggu selama 20 detik. Dan
suhunya berbeda-beda untuk setiap jenis teh. Sebaiknya untuk teh merah dan hitam, air yang digunakan adalah bersuhu 100 derajat celcius, untuk Oolong Tea
air dengan suhu 90 derajat celcius dan teh hijau atau teh bunga cukup dengan air
Universitas Sumatera Utara
bersuhu 70 derajat celcius. Kesalahan dalam penggunaan panas air, dapat mengakibatkan rasa dan aroma juga kualitas daun teh berubah.
Setelah itu langsung di tuang ke pot serve dan dibagi ke cucing masing masing tamu. Penuangan terlebih dahulu ke pot serve juga memiliki arti, keadilan.
Karena warna dan rasa teh dapat berubah hanya dalam hitungan detik saat ia terendam air, jadi jika tidak diletakkan dalam pot serve, sudah tentu tamu pertama
dan tamu terakhir akan mendapatkan rasa teh yang berbeda. Karena waktu perendaman teh bagi tamu terakhir otomatis berbeda waktu dengan tamu terakhir.
Seduhan kedua membutuhkan waktu lebih lama dari seduhan pertama, sekitar 30 – 40 detik. Begitu pula seduhan ketiga, kira kira 50 detik dan begitu
seterusnya. Teh cina sendiri dapat diseduh antara 7 – 12 kali dengan rasa dan aroma yang tetap sama, dan Kung Fu Cha merupakan suatu seni menyeduh teh
Cina yang benar. Penggunaan poci untuk teh juga tidak bisa sembarangan. Salah memilih
poci, akan mengakibatkan rasa yang tidak maksimal pada teh, bahkan terkadang dapat membuat teh yang seharusnya manis, menjadi pahit. Sutejo wawancara:
yang dilakukan pada tanggal 11 Desember 2011, menjelaskan untuk menyeduh teh berfermentasi seperti teh hitam dan teh merah, sebaiknya menggunakan poci
gerabah atau tanah liat yang mampu menyimpan panas. Sedangkan teh yang tak berfermentasi seperti teh hijau dan teh bunga, cukup memakai teko keramik. Dan
untuk teh setengah fermentasi seperti oolong tea, dapat menggunakan teko keramik maupun teko gerabah.
Universitas Sumatera Utara
Namun, khusus untuk penggunaan teko tanah liat, ada syarat wajib yang tak boleh dilanggar, yakni satu teko atau satu poci hanya boleh untuk 1 jenis teh.
Misalnya, poci A pertama beli langsung digunakan untuk menyeduh oolong tea, maka jangan gunakan poci tersebut untuk menyeduh teh merah di lain waktu. Hal
ini akan merubah rasa dan jika diteruskan maka bisa dipastikan teh yang anda seduh akan menghasilkan rasa yang aneh. Hal ini terjadi, karena sifat tanah liat
yang mampu menyerap aroma. Keuntungannya, jika kita selalu menggunakan poci yang sama untuk 1 macam jenis teh, maka di kemudian tahun, tanpa diberi
teh, hanya diberi air panas, ketika di tuang ke cucing, maka air putih itu akan berasa teh dengan sendirinya.
Perlengkapan yang digunakan dalam upacara Kung Fu Cha adalah satu set alat mulai dari poci, cucing, alas poci untuk membuang air – ada yang dari kayu
besar ada pula dari keramik atau gerabah dalam ukuran yang lebih kecil, pot serve, sendok teh, penusuk lubang poci dipakai ketika lubang poci tersumpal
daun teh, penjapit untuk meletakkan gelas ke tamu dan lap. Proses dan perlengkapan upacara Kung Fu Cha, baik di Cina maupun di
Indonesia adalah sama. Sebagian besar perlengkapan Kung Fu Cha di Indonesia juga berasal langsung dari Negara Cina.
4.1.2 Upacara Teh Taoist