Teh Pu-Erh terdiri dari dua jenis, yaitu mentah dan matang. Teh Pu-Erh yang masih mentah bisa langsung dibuat teh atau disimpan selama beberapa
waktu hingga matang. Selama masa penyimpanan, teh Pu-Erh mengalami masa oksidasi mikrobiologi tahap kedua. Teh Pu-Erh yang matang dibuat dari daun
tehyang mengalami oksidasi secara artificial supaya menyerupai rasa dari teh Pu- Erh mentah yang telah lama disimpan dan mengalami masa proses penuaan yang
alami. Teh Pu-Erh yang matang dibuat dengan mengontrol kelembapan dan temperatur daun teh sangat mirip dengan proses pengomposan.
Teh ini merupakan teh yang benar-benar hasil fermentasi. Sementara itu, black tea dan oolong tea sering salah sebut sebagai hasil fermentasi, padahal yang
semestinya adalah hasil oksidasi. Mungkin hal ini bisa diperdebatkan karena dari beberapa sumber dikatakan bahwa Pu-Erh juga merupakan hasil dari oksidasi,
seperti halnya dengan black tea dan oolong tea. Dari bentuknya, teh Pu-Erh dibagi menjadi dua, yaitu compressed tea dan
loose tea. compressed tea adalah Pu-Erh yang dipadatkan berbentuk kue atau kotak yang menyerupai tegel. Karena bentuknya itu, teh ini sering disebut sebagai
Pu-Erh cake. Minuman teh Pu-Erh dibuat dengan merebus daun teh di dalam air yang mendidih selama lima menit.
2.2.3 Upacara Minum Teh
Upacara menurut Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990-1994 adalah 1. Tanda-tanda kebesaran, 2. Peralatan menurut adat istiadat,
3. Rangkaian tindakan atau perbuatan yang terkait kepada aturan-aturan tertentu
Universitas Sumatera Utara
menurut adat atau agama, 4. Perbuatan yang dilakukan atau diadakan sehubungan dengan peristiwa penting.
Istilah upacara selalu dikaitkan dengan budaya menjadi upacara budaya. Budaya atau kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Menurut tradisi orang Tionghoa, teh adalah salah satu dari tujuh bahan
pokok yang harus dimiliki setiap rumah tangga. Lainnya adalah kayu bakar, beras, minyak goreng, garam, bumbu kedelai, dan cuka Utomo, 2010: 295.
Upacara minum teh Cina merupakan sebuah waktu yang suci dan sakral untuk orang-orang biasa berkumpul bersama dengan saling berbincang-bincang
dan saling berbagi pikiran dan perasaan mereka. Upacara minum teh ini merupakan cara untuk memfokuskan energi mental, relaksasi, dan menikmati
tradisi kuno. Tujuan yang ingin dicapai dalam upacara minum teh ini adalah memperlambat, menikmati saat-saat itu, dan membuka hati seseorang terhadap
inspirasi dari seni dan keindahan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam upacara teh, seseorang akan memiliki waktu untuk hati dan pikiran
mereka untuk menikmati pengalaman penuh pada saat-saat itu. Dengan menikmati kemurnian warna teh, mencium aroma khusus dari teh tersebut, sampai mencicipi
teh dari sebuah cangkir teh yang kecil, maka pikiran kita akan terfokus pada nilai- nilai yang penuh arti.
Universitas Sumatera Utara
Kebiasaan orang Tionghoa, ketika tamu yang baru datang disambut dengan jamuan minum teh. Permintaan maaf juga bisa diekspresikan dengan
mengirim seduhan teh segar. Biasanya orang Tionghoa menjamu teh sebagai ungkapan ramah tamah, bukan keceriaan belaka.
Untuk mendeskripsikan upacara minum teh pada penelitian ini penulis menggunakan teori Koentjaraningrat 1981: 241 yang menyatakan bahwa setiap
upacara keagamaan dapat dibagi dalam empat komponen yaitu : 1. Tempat upacara
2. Saat upacara 3. Benda-benda dan alat upacara, dan
4. Orang yang melakukan dan memimpin upacara.
2.2.4 Makna