berbondong-bondong keluar dan kembali ke rumah masing-masing. Untuk menyatakan rasa syukur karena terhindar dari bencana maut akibat perang,
mereka lalu mengadakan upacara sembahyang King Thi Kong pada tanggal 9 bulan 1 Imlek ini sebagai ucapan rasa terima kasih kepada Thi Kong atas
lindungan-Nya. Oleh karena ini, maka sebagian besar orang Hok Kian mengatakan bahwa Cia Gwe Cwe Kaw adalah Tahun Baru-nya orang Hok Kian,
sedikitpun tidak salah.(
http:sedikit-motivasi.blogspot.com201201hari-ke-9-tahun- baru-cina-sembahyang.html)
Upacara sembahyang ini termasuk salah satu rangkaian upacara pada pesta menyambut Tahun Baru Imlek Perayaan Musim Semi yang berlangsung selama
15 hari dari tanggal 1 sampai 15 bulan 1 penanggalan Imlek. Pada Ritual sembahyang Cia Gwe Cwe yang ada di Indonesia, umumnya
dilaksanakan dengan mendirikan meja tinggi didepan pintu menghadap langit, bersembahyang mengucap syukur kepada Yang Kuasa, berjanji untuk hidup lebih
baik terhadap sesama dan memenuh kewajiban sebagai mahluk ciptaanNya. Tanggal 9 bulan 1 imlek juga bermakna bahwa angka 1 berarti Esa dan angka 9
adalah yang tertinggi. Saat ini tradisi sembahyang tebu ini tidak lagi hanya dilakukan oleh
masyarakat suku Hokkian, tetapi juga sudah dilakukan oleh seluruh masyarakat tionghoa. Sebab tradisi ini sangat baik untuk beribadah kepada Tuhan dan
tentunya tidak merugikan bagi suku yang lain untuk mengikutinya.
4.2 Makna Minum Teh
Universitas Sumatera Utara
Budaya minum teh merupakan suatu ritual yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan pada masyarakat Tionghoa. Teh bukan hanya
dilakukan sebagai kegiatan untuk menyeduh dan menikmatinya secara rutinitas dalam kehidupan sehari-hari, melainkan minum teh memiliki makna yang
terkandung di dalamnya. Makna minum teh bagi masyarakat Tionghoa, antara lain: 1. Sebagai bentuk penghormatan : dalam masyarakat Tionghoa,
menyajikan teh kepada tamu dianggap sebagai bentuk penghormatan. Ada sebuah kebiasan yang unik, yaitu ketika cangkir diisi teh, tamu
akan mengetukkan jari telunjuk dan jari tengahnya yang diketuk ke meja. Ini dilakukan sebagai tanda penghormatan dan terima kasih
kepada tuan rumah yang menyajikan teh tersebut. 2. Untuk minta maaf : dalam budaya Tionghoa, bila seseorang serius
minta maaf kepada orang lain dengan menuangkan teh untuk mereka. Contohnya, seorang anak melayani orang tua meraka dengan
menuangkan teh, hal tersebut merupakan tanda penyesalan. 3. Untuk proses pernikahan : dalam tradisi pernikahan Tionghoa, ada
upacara minum teh yang wajib dilakukan oleh kedua mempelai. Mereka diminta menyajikan teh kepada pihak keluarga yang lebih
tua sebagai simbol penghormatan dan ungkapan terima kasih dan juga untuk menghubungkan keluarga besar pada hari pernikahan.
4. Sebagai lambang kesetiaan : dalam pernikahan atau pertunangan pada masyarakat Tionghoa, teh biasanya dijadikan sebagai hadiah
Universitas Sumatera Utara
pernikahan berarti memberikan doa dan pengharapan kepada kedua mempelai agar kesetiaan satu sama lain kuat dan tetap terjaga.
5. Proses pemujaan leluhur : dalam pemujaan leluhur teh dijadikan sebagai persembahan bagi leluhur, untuk mengucapkan rasa syukur
dan hormat kepada leluhur atau nenek moyang yang telah meninggal. 6. Makna ritual : minum teh adalah salah satu ritual yang harus
dilakukan oleh masyarakat Tionghoa karena merupakan tradisi dalam kehidupan masyarakat Tionghoa sehari-hari. karena
kebutuhan akan teh menjadi sangat penting dalam kehidupan masyarakat Tionghoa sehari-hari selain bahan bakar, beras, minyak,
garam, kecap, dan cuka. Di Indonesia, Makna minum teh tercipta dengan sendirinya dan tanpa
mengalami proses perubahan. Di sini mereka tidak pernah menuangkan teh untuk dirinya sendiri. Masing-masing harus menawarkan diri menuangkan teh untuk
orang-orang yang duduk di dekatnya. Sebab bagi mereka, momen ini menjadi salah satu ajang mengikat tali persaudaraan, simbol permintaan maaf,
penghormatan atau juga sekadar relaksasi. Bersamaan saat menyeduh dan menikmati teh itulah kemudian perbincangan bisa dimulai, baik yang topiknya
ringan sampai permasalahan berat sekalipun. Selain perubahan makna diatas, di Indonesia yang sangat berubah adalah
makna ekonomi yang berkaitan dengan perubahan pendapatan. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat Tionghoa yang membuka kedai teh. Pada zaman sekarang
teh sudah didapat dengan mudah tanpa ada upacara minum teh, karena sudah
Universitas Sumatera Utara
diperjualbelika dan pembelinya bukan dari kalangan masyarat Tionghoa saja tetapi juga pada kalangan masyarakat pribumi yang menyukai minum teh tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan